14 Juni 1993, Endrawila (Berubah nama menjadi Gem City sejak 1 tahun lalu setelah menjadi international city, Nusantara)
Sebuah piring dengan sedikit sisa makanan terdiam di sebuah meja makan. Seorang pria meneguk habis air mineral dan membuang gelas plastiknya ke tempat sampah di ruangan tersebut. Setelah berjalan beberapa langkah, ia mencium tangan seorang ibu yang tengah duduk santai di sofa sembari menonton TV.
"Pergi dulu ya Ma!"
Pria tersebut kembali melangkahkan kakinya dan saat ia membuka pintu, sang matahari menyambutnya ke dunia dengan sinar terik yang menyegarkan. Semilir angin mengibaskan rambut lelaki tersebut bagaikan undangan untuk segera melangkahkan kakinya ke dunia luar. Sebelum pergi jauh dari pintu, teriakan ibunya terdengar dari dalam rumah.
"Hati-hati dijalan! Banyak perempuan genit!"
Perkataan tersebut hanya dibalas dengan desahan oleh sang pria yang kini wajahnya sedikit putus semangat mendengar kata-kata tersebut.
"Haah...padahal bagus kalo ada perempuan genit ama gw...ikhlas deh digodain iseng-iseng juga"
Pria tersebut melanjutkan langkahnya namun tidak setegap sebelumnya, langkahnya sedikit gontai untuk beberapa saat. Ia tidak menyadari bahwa seorang perempuan manis sedang mengawasinya secara sembunyi-sembunyi dari balik semak-semak di depan rumah yang posisinya tidak terlalu jauh. Wajah perempuan itu menunjukkan ia memiliki maksud tertentu pada pria di depannya. Matanya menatap tajam pada pria tersebut hingga seperti mata seorang psikopat yang sedang menatap mangsa yang akan dibunuhnya. Tangannya memegang sebuah buku kecil dan pensil yang tidak henti-hentinya menulis.
"Nama: Gantha, gender: laki-laki, umur: 20 tahun, impresi awal: manusia yang biasa-biasa saja dan jarang mendapatkan cinta dari lawan jenisnya. Baiklah, kembali mengumpulkan data."
Perempuan tersebut terus mengikuti Gantha sambil mengumpulkan beragam data mengenai pria di depannya sebanyak mungkin. Saking seriusnya mencatat, ia tidak menyadari bahwa ia tengah bersembunyi dibalik gerobak bakso yang sedang ramai pembeli.
"Lagi ngapain neng?" Ucap abang bakso yang diikuti tatapan aneh para pembeli bakso.
Perempuan tersebut kaget dan dengan wajah memerah, perlahan pergi menjauh dari gerobak bakso tersebut dan bersembunyi kembali di balik tiang listrik. Karena lokasi tiang listrik tidak jauh dari gerobak bakso, orang-orang yang masih dapat melihat perempuan tersebut dengan penuh semangat mengamati sang gadis. Sang perempuan yang merasakan hawa negatif menoleh ke arah pedagang bakso dan mendapati dirinya tengah di tatap oleh puluhan mata dengan beragam ekspresi mulai dari bingung, curiga hingga mesum. Perempuan tersebut sangat kaget dan langsung pergi menjauh.
"Aduuh, kebiasaan buruk deh, selalu lupa keadaan sekitar kalo lagi asik menganalisa orang. Tapi gak apa-apalah, aku kan udah janji sama Kak Galih. Lanjut mengumpulkan data!"
Di depannya kini Gantha berjalan menyusuri sebuah taman yang hijau. Wajahnya sangat menikmati pemandangan alami di depannya. Kembali angin semilir menerpa wajahnya dan secara refleks ia mengangkat tangannya dan meregangkan tubuhnya sambil menghirup dalam-dalam udara segar.
"Haaaahhh....alam itu memang menenangkan jiwa dan raga..." Ucap Gantha
"Ooooh...Gantha, seorang pecinta alam. Taktik untuk menggunakan alam dalam rencana ke depan akan diperhitungkan." Ucap perempuan yang masih bersembunyi di balik semak-semak.
Tidak lama kemudian, Gantha menemukan sebuah papan dengan tulisan:
Lokasi Proyek
Mega Mall Gem City
....
....
"EHH??!" Gantha berteriak penuh keterkejutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reiva : Awal
FantasyApakah sejarah manusia sesuai dengan yang tertulis di buku-buku sejarah selama ini? OOPart (Out of Place Artifactc) telah merusak kronologi sejarah teknologi manusia yang tertulis di buku-buku sejarah karena benda-benda berteknologi tinggi tersebut...