Penutup (Valentine's Day)

3.3K 147 0
                                    

{1 bulan kemudian, 2 hari sebelum hari Valentine}

Teng! Teng! Teng!

Bel istirahat sekolah berbunyi.

"Ai! Ketaman belakang sekolah yuk!" Ajak Mel.

"Mau ngapain?" Tanyaku.

"Mau ketemu sama Rei lah. Ayolah, siapa tau ada Ryuu juga." Kata Mel riang.

"Nggak makasih." Tolakku

"Yaudah, aku kesana ya. Gapapa kan?" Tanya Mel.

"Hahaha... gapapalah Mel." Jawabku sambil tersenyum.

Dasar pasangan maniak. Masa gak puas sih ketemu tiap hari, telponan terus pula.

Dan... bagaimana kabarku dan Ryuu?

Gak usah ditanya deh. Jarang banget ketemu.

Pernah sih, tapi paling seminggu 2 atau sekali. Itupun pas-pasan waktu diperpus atau di Lab. Kalau ketemu pun hanya senyum, sapa dan ngobrol sebentar.

Aku gak ikut Mel hari ini karna tugas bahasa indonesiaku ketinggalan. Disuruh mencari artikel. Dan gak mungkin aku liat punya Mel, karna sudah pasti kan gak boleh sama. Aku saat ini akan keruang mading.

Saat aku melewati koridor pertigaan, tanpa sengaja aku bertemu Ryuu. Mau kemana dia?

"Hai Ai!! Kangen nih! Apa kabar?" Tanya Ryuu. Seperti biasa, tampilan Ryuu benar-benar beda dengan waktu itu saat dirumahku waktu itu.

Disekolah tampilannya benar-benar rapi, rambutnya pun tersisir rapi. Apalagi dengan kacamatanya. Padahal bukan kacamata minus. Tapi mirip dengan kacamata minus.

"Baik. Ryuu mau kenama?" Tanyaku sambil tersenyum. Meskipun begitu, sepertinya aku memang benar-benar jatuh cinta padanya.

"Keperpustakaan." Jawab Ryuu.

Ntah aku salah lihat atau memang wajah Ryuu merona.

"Hahaha.. dasar. Kamu gak bosen belajar terus?" Tanyaku lagi.

"Nggak dong. Aku belajar kan juga demi seseorang. Kalau aku sukses, ngelamar kamunya jadi gampang. Yah, kalau gak ditolak sih..." kata Ryuu sembil mengedipkan sebelah matanya.

Sial. Aku hampir melayang mendengarnya. Hmm... tapi harus biasa. Lalu aku menghela nafas. Hufh..

"Lakukan sesukamu." Jawabku datar.

"Hei, kok gitu sih? Oh iya, kamu sendiru mau kemana?" Tanya Ryuu.

"Keruang mading. Lupa bawa tugas artikel nih." Jawabku manyun.

"Aku ikut. Ayo sekalian kubantu. Akukan kakak kelas yang baik." Kata Ryuu sambil tersenyum.

"Gak usah." Kataku langsung jalan melewatinya dan menuju ruang mading.

Ryuu tersenyum kecil dan mengikutiku dari belakang. Saat sudah didepan pintu ruang mading, aku mengeluarkab kunci dari saku rokku. Tadi sebelum kesini, aku pinjam kuncinya sama anak yang exkul mading. Untung anggotanya pada baik semua.

"Heh, kau ngapain masih mengikutiku?" Tanyaku ketus.

"Hmm... ngapain yaa..." guman Ryuu.

Lalu aku langsung mencari-cari artikel tentang biologi.

"Ini dia!" Seruku senang melihat mading biologi didinding ujung kanan dalam ruangan.

Diruangan ini banyak papan berdiri yang ditempeli mading dengan rapi. Lalu aku menulis ide pokok dan 3 paragraf dari artikel tersebut.

"Suka biologi ya?" Tanya Ryuu.

"Iya. Banget." Jawabku sambil masih menyalin.

Beberapa waktu kemudian akhirnya selesai juga menulisnya.

Aku melihat jam tanganku. Ah, waktu istirahat sisa 15 menit lagi.

"Ryuu, aku ke kelas nih. Kamu masih mau disini?" Tanyaku.

Ryuu hanya menganguk-anguk.

"Ok. Aku balik dulu. Daah." Kataku sambil melangkah maju. Tapi...

Tep!

Ryuu berdiri didepanku dan bersandar pada dinding.

"Siapa bilang kamu boleh pergi." Kata Ryuu menatapku lalu melepas kacamatanya.

"Ayolah Ryuu... 15 menit lagi bel masuk kelas." Ucapku memohon.

"Gitu ya. Jadi aku gak penting?" Tanya Ryuu manyun.

Bletak!

Aku menjitak Ryuu.

"Bukan itu bodoh." Aku berlari keluar ruang mading dan menuju keperpustakaan. Sedangkan Ryuu masih mengusap-usap kepalanya.

"Gadis keras kepala! Apasih maunya?! Orang lagi kangen nih! Malah cepet-cepet pergi." Gerutu Ryuu didalam ruang mading.

Setiba diperpustakaan, aku mencari buku resep membuat coklat. Disini bukunya lumayan lengkap. Ruang Perpusnya juga lumayan besar.

Yah, tepat sekali. 2 hari lagi Valentine. Dan aku mau memberikan coklat buatanku ke Ryuu. Memang pertama kalinya sih. Tapi akan kucoba.

{2 hari kemudian}

Teng! Teng! Teng! Teng!

Bel tanda pulang berbunyi. Aku secepat kilat mengkemas buku dan diatas meja kedalam tas. Aku akan memberikan coklatnya hari ini! Tadi malam aku membuatnya.

Sedangkan Mel sudah memberikan coklat ke Rei tadi.

"Good luck Ai!" Kata Mel kepadaku sambil tersenyum.

"Ok boss!" Kataku.

Aku membawa tas kecil berisi coklat buatanku dan berlari kekelas Ryuu. Sedangkan tas asliku yang berisi buku dibawa oleh Mel. Mel memang baik! Karna besok hari minggu, Mel mau menginap dirumahku karna orangtuanya sibuk semua.

Aku melihat Ryuu baru saja keluar kelas. Lalu aku menghampirinya dan menarik tangannya.

"Ikut aku." Kataku pada Ryuu.

Teman sekelas Ryuu pada bengong melihat kami. "Bisa juga ya Ryuu punya pacar. Biasanya pacarnya cuma game, laptop, sama buku." Kata salah satu temannya dan disambut angukan oleh yang lain.

Aku berhenti di belakang taman sekolah. Lalu melepas tangan Ryuu. Disini sepi setiap pulang sekolah.

"Tumben Ai. Ada apa?" Tanya Ryuu senang.

"Karena sekarang hari Valentine, aku... mau kasih Ryuu coklat buatanku sendiri. Aku gak tau rasanya gimana, karna baru pertama kali buat." Kataku sambil menyerahkan bungkusan warna perak betbentuk Love yang isinya coklat.

"Besarnya..." guman Ryuu sambil membuka bungkus coklat tersebut dan melepas kacamatanya. Lalu Ryuu menggigit ujung coklatnya bersamaan dengan ia memegang belakang kepalaku dan mendekatkan wajahnya dan wajahku hingga akhirnya kami berciuman.

Aku bisa merasakan manis coklat yang ada dimulut Ryuu. Aku juga merasakan nafas Ryuu yang begitu tenang. Padahal aku begitu berdebar-debar.

Tak lama kemudian Ryuu melepas ciumannya.

"Manis." Kataku sambil tertawa kecil.

"Memang begitu kan seharusnya." Ujar Ryuu.

"Jadi aku berhasil buat coklatnya dong." Kataku senang.

"Bukan... bukan coklatnya yang manis." Kata Ryuu lalu mendorongku pelan hingga bersandar dipohon besar.

"Sesuatu manis yang kusuka adalah ini." Kata Ryuu sambil tersenyum nakal, lalu menciumku lagi.

Ini tahun terakhir Ryuu sisekolah.

My First Kiss'S My Love ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang