BAB 2

9K 809 6
                                    

Namja dengan marga Byun kini menatap salah satu bintang yang bersinar terang, melebihi bintang-bintang yang berada dari sang bintang terang.

Bintang yang menghiasi perpaduan warna langit biru dongker dan hitam. Warna gelap yang dapat menghasilkan titik-titik cahaya.

"Baekhyun, bagaimana keadaanmu?" pintu terbuka, menunjukan seorang wanita paruh baya yang kini berdiri menatap Baekhyun.

"Biasa saja, tidak buruk juga baik," ucap Baekhyun antusias sembari tersenyum, "Eomma, bisakah kita memperlambat penyakit yang ku derita?"

Nyonya Byun terdiam, menatap Baekhyun dengan wajahnya yang mengharapkan hal sama seperti Baekhyun, "Kita akan coba tanya pada dokter."

===

Ruangan dengan warna serba putih, bau obat-obatan yang menyengat ke dalam pernapasan Byun Baekhyun, membuat empunya harus menahan semua itu.

Nyonya Byun hanya dapat berdoa, menunggu hasil dari dokter yang kini tengah memeriksa kondisi sang anak. Berharap Baekhyun dapat melakukan kemotrapi untuk memperlambat penyakitnya.

"Nyonya Byun, jika kalian ingin memperlambat mungkin itu bisa dilakukan, namun sangat mustahil jika penyakit saudara Baekhyun lenyap," ucap sang dokter dan duduk kembali ke mejanya, "Maafkan saya."

Baekhyun tersenyum, "Tidak apa, lagipula aku hanya ingin sedikit memerpanjang waktuku bersama seseorang," ucap Baekhyun dan diiringi tawa kecil sang Dokter.

"Berjuanglah, Byun Baekhyun," ucap sang dokter memberi selamat, "Fighting!"

"Ne, Fighting!"

===

Park Chanyeol menunggu seseorang di gerbang sekolahnya. Sudah setengah jam ia menunggu namun tidak mendapatkan hasil.

"Seharusnya ia membaca pesanku," ucapan Chanyeol terdengar seperti geraman, "Jika bukan karena penasaran, aku tidak akan seperti ini."

"Maafkan aku," sebuah suara berasal dari arah kiri Chanyeol yang tidak begitu jauh. Matanya menangkap sosok manis dengan kacamata yang kini bertengger tepat di depan kedua onyx, "Maafkan aku, sunbae, aku benar-benar min-"

"Aku hanya ingin mengetahui nama kau," Chanyeol memotong ucapan manusia yang kini berdiri tidak jauh dari hadapannya, "Siapa namamu?"

"A-aku... aku... Byun Baekhyun."

Dirinya begitu lemas, mendengar suaranya yang keluar memanggil nama miliknya sendiri.

"Baik, aku Park Chanyeol, kau pasti sudah tahu aku siapa, kau boleh memanggilku sesuka hati kau," ucapan yang dikeluarkan oleh bibir tebal Chanyeol, membuat sedikit dada Baekhyun bergemuruh.

"Boleh aku panggil kau, Yeollie?" tanya Baekhyun dengan mata yang berbinar, "Jebal?"

"Tentu, kau boleh memanggilku apapun," Baekhyun hampir saja melompat dengan gembira kalau Chanyeol tidak saja melanjutkan ucapannya, "Namun, jangan panggil aku dengan nama yang tidak mempunyai hubungannya denganku."

"Arraseo!" Baekhyun tersenyum dan dengan tidak sengaja memeluk tubuh tinggi dan tegap milik Chanyeol. Baekhyun menenggelamkan wajahnya di dada bisang milik Chanyeol, "Kalau seperti itu, kau boleh memanggilku sesuka hatimu."

"Seperti apa? Baekkie?" Baekhyun tersenyum malu-malu, memandang sebentar kedua manik mata milik sang dominan.

Baekhyun juga merasakan sesuatu yang aneh. Tubuhnya bersentuhan dengan tubuh Chanyeol. Pipinya bersemu merah, "Maaf," setelah berucap demikian, Baekhyun melepaskan pelukan hangat mereka.

Missing You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang