BAB 8

9.1K 670 30
                                    

Suara beberapa burung yang menghiasi pagi kedua manusia itu membuat sang empu tersenyum. Pagi yang amat cerah, untung saja rumah sakit yang kini ditempati oleh Baekhyun sangat kuas dan besar. Terdapat taman yang indah dengan air mancur yang berada di tengah-tengah taman.

Baekhyun duduk di kuris roda yang di dorong oleh Chanyeol. Mereka akan menghabiskan waktu bersama seharian, Chanyeol bahkan rela membolos demi Baekhyunnya.

Esok adalah hari dimana Baekhyun harus di operasi. Entah operasi apa, Baekhyun dan Chanyeol sama-sama khawatir tentang hal itu. Namun, mereka memasang topeng yang begitu indah untuk keduanya. Senyuman lebar, tanpa ke khawatiran yang membuncah.

"Yeollie, apa yang akan kau lakukan jika... kau tahu?" Chanyeol tersenyum, menatap kepala Baekhyun yang kini sudah kehilangan semua rambutnya. Semuanya, sejak ia ditemukan pingsan dalam bilik kamar mandi sekolah.

"Tidak tahu," Chanyeol berjongkok, menyamakan tingginya dengan Baekhyun dan menggenggam tangan Baekhyun, "Aku tentu akan kesepian, namun aku masih bingung apa yang harus aku lakukan setelah itu. Jika operasimu berjalan dengan lancar, aku akan menjalani hidup bersama denganmu, aku akan menjanjikan hal itu."

Baekhyun tersenyum, "Kalau tidak?"

Chanyeol mengangkat kedua bahunya dalam dua detik, "Entahlah, yang penting aku pasti sangat merindukan diri kau."

"Apa kau akan mencari penggantiku?"

"Aku akan menyusul," Baekhyun terdiam, "Byun, tidak peduli seberapa aku merindukanmu, karena suatu hari nanti kita akan tetap bersama di lain tempat dan waktu."

"Aku sangat mencintaimu, Yoda, tapi aku mohon, jangan memaksakan cinta hanya karena aku. Kau berhak mendapatkan seseorang lagi," Chanyeol terdiam, kini ia yang bisu, "Aku tidak ingin kau sendirian di dalam dunia ini, aku mohon! Jangan menyendiri, carilah seseorang yang akan membahagiakan kau kelak-"

"Bagaimana aku bisa bahagia jika kebahagiaanku lenyap?!"

"Chanyeol..."

"Bagaimana bisa, Baekkie?!" Chanyeol berucap seraya menahan tangisannya, bahkan nada bicaranya bercampur emosi dan bergetar, "Aku tidak bisa bahagia jika kebahagiaanku menghilang, lenyap tanpa tersisa sedikit pun."

"Park, kau yang mengatakan sendiri kalau kita akan bertemu di lain tempat, di lain waktu. Jika itu akan terjadi, kita akan kembali bertemu."

"Baekkie, aku mohon, jangan tinggalkan aku," Chanyeol memeluk Baekhyun dengan erat, namun Baekhyun tidak dapat membalasnya.

Baekhyun tersenyum, menggerakkan sedikit lehernya guna menyentuh rambut tebal milik Chanyeol lebih dalam. Meskipun Baekhyun tidak dapat memeluk Chanyeol, namun Chanyeol dapat merasakan bahwa Baekhyun memeluknya, bahkan lebih erat dari pelukan Chanyeol pada Baekhyun.

===

"Kau siap?" Baekhyun mengangguk, "Ini terakhir kalinya untukmu, jika pengangkatan tidak berhasil, maka... kami tidak bisa berbuat apa-apa."

===

Beberapa Tahun Kemudian....

Chanyeol menatap sebuah nisan bersama seseorang. Seorang yang kini dapat membahagiakan hidupnya, tanpa Chanyeol sadari.

"Aku merindukanmu, Baekkie."

"Aku sudah menemukannya," Chanyeol menatap seseorang yang berada di dalam mobil, "Kebahagianku."

"Meskipun begitu, aku tetap menganggap kau sebagai kebahagiaan ku yang abadi," Chanyeol tersenyum, hatinya begitu sakit. Air mata bahkan lolos begitu saja, jatuh mengenai rumput-rumput yang menyelimuti tanah tebal bernisan, "Dia sangat keras kepala, dia imut, dia mengingatkanku padamu."

"Bagaimana kabarmu?" Chanyeol berlutut, membiarkan celana Jeans hitamnya mengenai tanah, "Seharusnya aku bertanya lebih awal, aku tetap bodoh!" Chanyeol tertawa dan mencium nisan tersebut, "Anggap saja anakku nanti adalah anak kau juga."

"Maaf aku tidak bisa berlama-lama, ia ingin aku mengantarkannya menuju dokter kandungan," Chanyeol berdiri, kemudian memberikan bunga yang berada dalam saku mantelnya, "Selamat tinggal, aku akan kesini setiap akhir bulan untuk menemui kebahagiaan sejatiku."

===

Suara ambulance mengganggu pendengaran Chanyeol sedikit demi sedikit. Penglihatannya buram, beberapa petugas yang berada dalam ambulance terlihat khawatir dan berusaha agar Chanyeol tidak tertidur.

Diam-diam Chanyeol tersenyum dengan lebar. Beberapa darah masih keluar dari luka yang begitu parah. Dirinya terlempar begitu saja ketika ia berjalan menyebrangi jalan raya.

Mobil lewat dengan kencang, dan sayangnya Chanyeom tidak menyadari hal tersebut, sehingga dirinya tertabrak. Ia terpental sejauh lima meter.

Chanyeol menutup matanya dengan damai, senyumannya tidak luntur.

Byun Baekhyun, aku menyusul, kau tunggulah di sana.

===

Hari ini tepat pada pukul 07:00 malam KST.

Diduga seorang pengemudi mengendarai mobil hitam menabrak salah satu pejalan kaki yang sedang menyebrang. Kejadian itu terjadi beberapa menit yang lalu. Belum ada yang tahu siapa pengemudi itu dan apa tujuannya. Apakah ia mabuk, atau apakah pembalasan? Kami dari Mnet news melaporkan dari tempat kejadian.



Aku enggak pandai dalam hal berita dan kedokteran, jadi enggak tahu 😭😭

Selanjutnya epilog yaa...

Jangan bersedih ria...

Epilog aku update hari ini juga, jadi revisi akan selesai sekarang...

Jangan lupa buat cek work aku yang lain ya...

TBC

Edited: Friday, 23 June 2017

Missing You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang