BAB 4

6.6K 647 20
                                    

"Sunbae, kau sering ke tempat ini?" Baekhyun mengawali percakapan mereka agar tidak menjadi canggung. Chanyeol menatap wajah Baekhyun dan mengangguk, "Mengapa kau sangat menyukai tempat ini?"

"Kenangan lamaku bersama eomma tertinggal di sini," ucap Chanyeol tersenyum, membuat Baekhyun sedikit merasa kasihan dan juga tidak nyaman karena pertanyaannya, "Aku sangat mencintai eomma."

Baekhyun menatap Chanyeol, "Semua manusia pasti mencintai sang ibu, Sunbae."

"Tolong, panggil Hyung saja, aku tidak suka jika kau menyebutku dengan embel-embel sunbae," ucap Chanyeol, "Lagi pula aku sudah mengatakan kepadamu untuk memanggilku sesuka hatimu."

Baekhyun mengangguk. Kini ia tidak bisa bisa bicara apa-apa, namun kemudian satu pertanyaan muncul di benak Baekhyun, "Hyung, jika kau mencintai seseorang, namun seseorang itu harus pergi dan meninggalkan kau sendiri. Menurutmu apa yang akan kau rasakan?"

Chanyeol menatap Baekhyun dan tersenyum, "Apakah aku harus menjawab pertanyaanmu?"

"K-kalau Hyung tidak mau menjawab, tidak masalah," ucap Baekhyun sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Chanyeol terkekeh, "Kau lucu juga," ucapan yang Chanyeol berikan membuat Baekhyun tertunduk karena malu, "Tentu saja aku akan merasa kehilangan, bodoh."

"Hehe," Baekhyun terkekeh canggung. Pertanyaan bodoh, batinnya berseru.

"Ada apa kau bertanya seperti itu?" Chanyeol bertanya tanpa menatap Baekhyun, "Hanya bertanya."

"Lalu kini giliranku untuk bertanya," ucap Chanyeol, "Apa kau sangat menyukai topi?"

Baekhyun terkejut, "Eh? Topi?" Chanyeol mengangguk, membuat Baekhyun meraba kepalanya, "Ah, a-aku sangat menyukainya."

Chanyeol tersenyum, "Kita mempunyai persamaan yang tidak terduga ternyata," Baekhyun tersenyum, "Ah, aku ingin mengajakmu makan, setelah itu aku antar kau pulang."

"Arraseo, ini juga sudah malam," ucap Baekhyun membuat Chanyeol tersenyum.

"Kajja!" Chanyeol menarik lengan kiri Baekhyun.

Baekhyun?

Tidap perlu bertanya. Kini ia sedang berusaha menenangkan degupan jantungnya yang berpacu sangat cepat agar Chanyeol tidak mendengarnya.

===

Seperti manusia, yang tidak bisa hidup tanpa adanya penerangan. Sudah beberapa hari belakangan ini Chanyeol dan Baekhyun semakin dekat. Bahkan, sikap mereka sudah seperti sepasang kekasih.

Bahkan, kini tidak ada lagi yang berani untuk membully Baekhyun. Sebegitu dekatkah Baekhyun dengan Chanyeol?

Ya!

Jawabannya adalah tentu saja! Bahkan selama istirahat mereka selalu bersama, dan setiap pulang sekolah Chanyeol akan mengantarkan Baekhyun menuju taman hiburan, mall dan sebagainya. Baekhyun tidak meminta, namun sang dominan yang tentu saja meminta.

"Pulang nanti, aku ingin kau menemaniku bermain."

"Bermain apa?"

"Aku ada pertandingan sepak bola bersama teman-teman ku, temani aku, ne?" Baekhyun mengangguk, membuat Chanyeol memeluk Baekhyun dengan erat.

"Ne, tentu saja aku akan melihatmu bertanding," ucap Baekhyun dengan nada riangnya, "Hwaiting!"

"Gumawo, Baekhyunie," Chanyeol mencubit gemas kedua pipi namja manis itu kemudian pergi, "Aku ada kelas killer, aku duluan, ne?"

Baekhyun mengangguk, "Annyeong," keduanya berpamitan secara bersamaan.

===

Baekhyun kini berada di kamarnya, membuat rangkaian kalimat indah dari apa yang ia lakukan bersama hari ini dan bagaimana perasaannya saat ini.

Luar biasa!

Baekhyun tersenyum, namun saat ia hendak menutup bukunya, darah mengalir begitu saja dari hidung Baekhyun.

Darah berwarna merah kental yang mengalir, mengenai halaman lembar buku Baekhyun. Dengan cepat ia menyadari hal tersebut, namun pergerakan sangat lambat justru membuat darah kental tersebut menjadi keluar lebih banyak.

Ia mengambil obat miliknya yang berada dalam laci nakas, meminum dua pil sekaligus demi menghilangkan darah yang keluar dari hidung.

Kepalanya berdenyut, merasakan pusing yang amat berlebihan. Apa yang harus ia lakukan? Batinnya berteriak memanggil seseorang yang berada di dalam rumah, namun tidak ada yang mendengar.

Tentu saja, Baekhyun memanggilnya dengan batin, bukan dengan teriakan. Ah tidak, apa yang akan ia lakukan? Bahkan berteriak saja ia tidak sanggup.

Mau tidak mau, Baekhyun berteriak dengan keras, membuat gema dalam kamarnya. Pintu terbuka, menunjukan seorang wanita paruh baya yang kini berdiri di pintu.

"Astaga!"






Maafkan daku yang lama revisinya, huhu....

Oh iya, kalau ada yang pengen ngenal aku lebih deket, line aja yuk...
Id line: pingunyasuga
(huruf kecil semua)
Aku sediakan di status juga kok id linenya

TBC

Edited:  Sunday, 18 June 2017

Missing You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang