BAB 6

6.5K 646 6
                                    

Baekhyun dan Chanyeol kini berada dalam kebun binatang, tempat yang asik untuk bermain bersama hewan-hewan. Baekhyun asik mengambil beberapa foto hewan-hewan, sedangkan Chanyeol fokus untuk menyetir mobil.

Ketika mereka melihat sekawanan monyet yang sedang bergelantungan, Baekhyun menepuk bahu Chanyeol seraya memanggilnya, "Lihat, yang sedang makan mirip denganmu!"

Kemudian tertawa renyah. Chanyeol mengatupkan kedua bibirnya dengan erat, sesekali melihat Baekhyun yang tertawa, hatinya merasa sejuk melihat tawa manis milik Byun Baekhyun.

"Jika aku monyet, maka kau monyet," ucap Chanyeol, ia mengacak rambut Baekhyun yang tertutup topi, "Aku tahu kau menyukai topi, tapi tidak perlu kau pakai setiap hari, bukan?"

"Ah? I-itu, ini topi... topi dari sahabatku, jika aku memakainya, aku tidak merasa kehilangan dia," ucap Baekhyun asal. Apa yang kini ada di dalam pikirannya, ia keluarkan begitu saja.

"Ah, baiklah," ucap Chanyeol sedikit memanyunkan bibirnya, "Aku cemburu."

Chanyeol melihat sekitar, tanpa pandangannya bertemu dengan Baekhyun. Baekhyun terdiam kemudian tersenyum malu-malu, "A-apa maksudmu?"

Baekhyun sedikit tertawa, tawa pelan yang sangat canggung. Oh, astaga! Semoga saja kedua pipinya tidak mulai merebus kepiting.

"Baek, aku serius, aku cemburu," ucap Chanyeol, menggenggam tangan Baekhyun dengan erat, namun tatapannya masih lurus ke depan, "Aku cemburu ketika kau berdekatan dengan laki-laki lain, membicarakan laki-laki lain, bahkan aku cemburu saat kau membicarakan sahabatmu itu."

"Aku suka padamu."

"Bagaimana bisa?" ucapan yang dikeluarkan dari bibir Baekhyun hanyalah sebuah gumaman, namun remang-remang Chanyeol dapat mendengarnya.

"Aku tidak tahu bagaimana aku bisa suka padamu, aku bahkan tidak tahu kapan aku bisa suka padamu, namun aku menyadari bahwa aku menyukaimu," ucap Chanyeol dan mempererat genggaman tangannya pada Baekhyun, "Maukah kau menjadi kekasihku?"

Baekhyun membelalakan kedua matanya, membuat kedua matanya hampir saja keluar dari tempat, "A-apa?"

"Aku ulang, maukah kau-"

Baekhyun mengerjapkan matanya dan langsung memotong ucapan Chanyeol, "Maaf! Aku tidak bisa!"

Oh, astaga!

Baekhyun mencintainya, tapi mengapa ia menolaknya?

"W-wae?" Chanyeol sedikit menatap Baekhyun.

"Aku-aku hanya tidak bisa, maaf."

Chanyeol terdiam. Ah, tidak! Keduanya terdiam, keadaan menjadi sangat canggung bagi mereka berdua. Baru saja Baekhyun menolaknya? Heol! Bahkan Chanyeol bisa mendapatkan hati laki-laki dan perempuan manapun hanya dengan menatap wajah tampan miliknya.

"B-baiklah, aku antar kau pulang, hari sudah semakin gelap, kau perlu istirahat," ucap Chanyeol dan meneguk ludahnya, dengan perlahan ia melepaskan genggaman tangan mungil Baekhyun, "Aku perlu kedua tanganku untuk menyetir."

"I-iya, pakai saja, lagipula itu tanganmu," ucap Baekhyun, membuat Chanyeol sedikit murung.

===

Kini mereka sampai tepat di depan rumah Baekhyun dengan pagar yang melindungi rumah. Pagar hitam nan tinggi, dengan sela-sela kecil.

"Selamat malam, terimakasih," ucap Baekhyun dan membuka pintu. Namun tangannya dicekal oleh Chanyeol.

"Kumohon, setelah kejadian ini, bersikap seperti tidak terjadi apa-apa," Baekhyun mengangguk dan menatap tangan Chanyeol. Chanyeol melepaskan tangannya dan membiarkan Baekhyun memasuki gerbang rumahnya.

Chanyeol menatap punggung mungil Baekhyun hingga tidak terlihat, kemudian menghantam stir mobil dengan kepalan tangannya, "Bodoh!" ia berteriak frustasi dan menjalankan mobilnya kembali.

===

Baekhyun sampai di dalam kamarnya, ia melihat kedua orangtuanya yang kini sedang menonton televisi, mungkin sembari menunggu anak laki-laki mereka pulang dengan selamat sampai di rumah.

"Kau sudah pulang?" ah, tidak perlu di jawab oleh Baekhyun. Pertanyaan yang tidak perlu di jawab, "Sudah makan malam?"

Baekhyun menggeleng, "Eomma, jika kau tidak menyukai hubungan telarangku, aku juga tidak akan menyukainya, aku sayang padamu, Eomma. Aku akn menghancurkan hubungan telarang itu, aku permisi," setelah itu Baekhyun menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar, meninggalkan kedua orangtuanya yang saling tatap dengan pandangan bingung.

"Kau harus berbuat sesuatu, Yeobo," ucap Tuan Byun kemudian mengecup kening Nyonya Byun, "Kebahagiaan anak kita adalah nomor satu di dunia, aku tidak ingin ia kehilangan kebahagiaan untuk terakhir kalinya."

===

Baekhyun menyelimuti dirinya seperti kepompong, membelakangi pintu. Ia menahan tangisan yang akan keluar. Laki-laki tidak boleh menangis jika tidak ingin dianggap lemah. Tapi bukan itu permasalahannya sekarang.

Laki-laki tentu saja boleh menangis, menangis adalah salah satu cara untuk menenangkan dirimu.

"Aegya?" Baekhyun refleks terduduk dan menatap pintu kamar yang terbuka sedikit tanpa suara, menunjukan wajah wanita paruh baya, "Boleh Eomma masuk?"

"Ya," ucap Baekhyun.

Nyonya Byun masuk dengan segelas susu di tangannya, "Ini susu untukmu," ucap Nyonya Byun memberikan segelas susu.

"Terimakasih," Baekhyun langsung meneguk habis susunya.

"Baekhyun, biar eomma beritahu sesuatu," Baekhyun memegang gelas susunya dengan kedua tangan," Jika kau menyayanginya, maka jangan lepaskan, kecuali jika itu yang terbaik. Eomma hanya ingin bilang, jika kau menyukai ia, jangan sungkan untuk tetap menyukainya, jangan sungkan untuk mengungkapkan perasaanmu, jangan takut untuk berbagi kasih bersamanya."

"Tapi, bagaimana dengan eomma?" Nyonya Byun menatap Baekhyun dan tersenyum, "Orangtua mana yang tidak ingin melihat anaknya bahagia?"

Baekhyun tersenyum, "Tapi, yang aku takutkan, ketika aku meninggalkan dia yang sudah suka padaku, penyakitku bahkan cepat sekali berkembang di luar perkiraan," Nyonya Byun tersenyum perih.

"Biarkan dia mengalaminya, kalian berbagi semuanya. Jika kalian saling mencintai, biarkan kalian saling membagi rasa sakit, rasa rindu, dan segala rasa yang kalian miliki."

Baekhyun memeluk Nyonya Byun dengan erat, Nyonya Byun mendekapnya dengan hangat.

"Jadilah dirimu sendiri," ucap Nyonya Baekhyun, seraya membisikan hal itu hanya untuk putranya sendiri.

Pada saat itu juga, Tuan Byun mendengar semuanya, semua yang Nyonya Byun dan Baekhyun ucapkan. Rasa sesak dan bahagia menghampirinya bersamaan. Tuan Byun tersenyum dan pergi dari ruangan tersebut.




Paling panjang kayaknya. Aku update rabu, jadi kalian gausah khawatir buat nunggu...

#pedebgtaku
#pedeparahabis

TBC

Edited: Rabu, 21 June 2017

Missing You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang