Bab 3 (Ada Apa Dengan Orang ini,,??)

82 15 0
                                    

      "Dheaaaaa,,,!!!" teriakku pada sobat karibku yang sedang duduk termenung di bangku koridor.

Dia hanya mengangkat kepalanya beberapa detik lalu menundukkannya lagi.

Kenapa Dhea,,?? Biasanya dia langsung lari kearahku jika aku datang.

Kuhampiri Dhea dan duduk di sampingnya, "Dhe,, lo kenapa sih,,??" tanyaku yang hanya dijawab gelengan oleh Dhea.

"Dheeaaa,,, lo cerita dong,,, lo kenapa,,?? Jangan diem gini napa,,!!" rengekku sambil menggoncang goncangkan bahunya.

Kulihat Dhea menghela nafas, ya tuhan,, ada apa dengan sahabatku ini.

Aku tau,, Dhea tidak pernah menghela nafas kecuali dia dalam keadaan tertekan.

"Gue,-" ujar Dhea menggantung.

"Lo kenapa Dhea? yang jelas dong
!"

"Gue,- putus sama Niko".

"Haaaa,,,,?????? Yang bener aja Dhe,,??? Lo baru aja baikan sama dia kemarenn!!!" teriakku kesal.

Dhea hanya menangguk lalu menghela nafas lagi, "Tapi ini yang terbaik kok Ril,, dari pada gue diiket sama dia mending gue ngelepasin diri,, karna dia memperlakukan gue bukan sebagai pacar,,!! Tapi sebagai seorang pembantu ataupun dayang yang harus nurutin apa mau dia,,! Hiks hikss,,"

Aku memeluk Dhea erat, berharap bisa mengurangi kesedihannya.

"Udah Dhe,, lo gak usah nangisin bocah tengil kayak gitu,, kenapa coba ditangisin,,??? Masih banyak kali,, cowok di dunia ini,,, dan lo kan juga famous,, pasti banyak yang sayang sama lo Dhe,,!",

mendengar itu Dhea mengangguk dan mempererat pelukannya padaku.

"Udah kan,,? Sekarang kita ke kelas yuk,,!!"

<3 HOME <3

"Mama,,, Ariel pulang,,!!" teriakku sambil membuka pintu rumah.

Aku masuk ke dalam rumah lalu bergegas ke kamar dan membersihkan badan.

Selesai membersihkan badan, aku hanya duduk termenung diatas kasur.

Jujur, aku tak pernah melihat Dhea begitu pendiam,,, aku tak pernah melihat Dhea begitu tertekan.

Apakah sebegitu cintanya Dhea sama Niko,??? Huuhh,, Dhe semoga semua ini yang terbaik buat lo.

Kurebahkan tubuhku, dan membuat posisi tidur senyaman mungkin dan memejamkan mata, hingga sebuah alam lain menyapaku, alam mimpi.

Pagi menyapa lagi, namun kali ini berbeda. Tak seperti pagi pagi biasanya yang kulalui dengan ceria.

Pagi ini kepalaku serasa berputar putar, badanku dingin menggigil dan aku tak mampu menopang tubuhku.

Kudengar ketukan pintu dari luar, mama meneriaki namaku untuk membangunkanku.

Mendengar tak ada jawaban dariku, mama mencoba membuka pintu kamarku tapi hasilnya nihil.

Pintu kamarku terkunci, huhhh kebiasaanku yang satu itu memang tak bisa dihilangkan.

Kulihat ganggang pintu kamarku berhenti bergerak, lalu terdengar suara kunci terbuka disusul deritan pintu.

Mama menghampiriku dengan mimik khawatir terpampang jelas.

Disentuhnya keningku, lalu mama berlari mengambil termometer di laciku. Diperiksanya suhuku, lalu berlari lagi keluar kamar dan mengambil kompres dan mengompres keningku.

Memang begitulah mama, dialah yang paling perhatian ketika aku sakit ataupun terluka.

"Sayang, kamu gak usah sekolah dulu ya,, nanti mama telfonin Bu Indah kalau kamu sakit." Aku hanya mengangguk lemas saat mendengar perkataan mama.

The MAIN of LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang