Bab 4 (Obat Lainnya ^_^)

65 12 0
                                    

      "Galau galau galauuu,,,!!!! Hhuuhhh,, Tian kemana aja sih,,?? Dari kemarin kok gak ada kabar,,?? Pakek gak masuk sekolah lagi,, apa dia sakit ya,,?? Atau ada keluarganya yang sakit,,?? Hadeuuhh,, semoga semuanya baik baik aja deh,,".

Kegalauan melandaku, Tian sama sekali tak ada kabar. Balkon kamarlah yang paling mengerti aku saat ini. Aku berdiam disisni sambil memikirkan apa yang dilakukan Tian sekarang.

Jam dindingku menunjuk angka 10 tepat, kuhirup udara malam ini sekali lagi dan beranjak dari zona galau menuju zona mimpi muehehehe.

Pagi lagi pagi lagi,, kenapa waktu berlalu begitu cepat sih,,?? Padahal rasanya baru beberapa jam aku tidur.

Tapi karna memang sudah pagi dengan berat hati kuguyur tubuhku di bawah shower dan bersiap untuk sekolah.

Fikiranku masih menuju pada Tian, aku masih belum mendapat kabar darinya.

Aku hanya bisa menghela nafas dan menuruni anak tangga satu persatu menuju meja makan.

Betapa terkejutya aku saat melihat seseorang yang sangat aku rindukan duduk di kursi yang biasanya selalu kosong sambil melambai lambaikan tangannya padaku.

Tanpa fikir panjang aku berlari dan mendekapnya seerat mungkin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kak eliissss,,,,!!!! Kenapa lama banget sih pulangnya,,?? Kenapa nggak ngomong ngomog coba mau pulang,,?? Uuhhhh,,, aku kangenn banget ama kakakk,,, muach, muach, muachh".

Ku ciumi seluruh muka kakak kesayanganku ini, aku benar benar merindukannya hingga air mataku menetes.

Dia Elissa Murbeys, Putri kedua dari Mr. Dan Mrs. Murbeys.

Kakak kesayanganku yang sedang melanjutkan SMA nya di Columbia Grammar & Preparatory High School, salah satu sekolah terfavorite di New York.

Dan kalian tau,,?? Papa tak pernah mengeluarkan uang sepeserpun, kecuali biaya hidup Kak Elis di New York. Membanggakan bukan,,??

Aku ingin sekali seperti Kak Elis yang mendapat beasiswa keluar negri. Tapi aku memutuskan akan meneruskan sekolah di Indonesia,

mungkin hanya sampai SMA,, karna jika aku ikut SMA keluar negri lalu siapa yang akan menemani mama dan papa,,? Siapa yang akan mereka manja kalau bukan aku,,?

"Riell,, Riel,, Ariieeeeellll,,!!!!!" teriakan itu membangunkanku dari lamunan indahku tentang masa depanku kelak.

"Eh ehh,,,, mikirin Tian ya,,??" ujar mama.

Uugghhh,, mama kompor banget sihh,,?? Aduhhh nanti kalau papa tau bisa berabe,, kalau Kak Elis mah jangan ditanya,,!! Dia udah tau,, orang ke empat yang tau setelah Tian, aku, dan Dhea.

Aku hanya menggeram pada mama,

"Tian siapa Riel,,?"

ohh,, suara bariton itu selalu bisa mengintimidasiku.

Suara papa,,!! Suara PAPA pemirsaaahhhh,,,,!!!!!!!!!!!!!

Aduhh,, bagaimana nasib Ariel the beautiful mermaid asal Jakarta ini,,???

"Ehhmm,, temen pa,,".

"Tapi CINTAAAAA,,!!".

Bukan,,!!!! Itu bukan suaraku,,!! Aku berani bersumpah. Itu suara Mama dan Kak Eliss yang berbicara dengan kompaknya.

Aduuhhh,, memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya yaa,,?? Kenapa mereka begitu komporrr,,??

Aduhh nanti kalau LPG nya mbledug bisa berabeeee,,,!!!.

"Bener Riell,,??"

aduuhhh,, suara bariton itu,,?? Biasanya terdengar merdu,, tapi kenapa kini jadi terdengar menakutkan,,??

Aku sudah benar benar terpojok sekarang, aku tak punya orang yang akan mendukung kebohonganku.

Dengan berat hati kuhela nafasku sebelum menganggukkan kepalaku dan berhenti tepat saat aku menunduk.

Jantungku melompat lompat bukan karna Tian, tapi karna aku berada di ujung tanduk kematian sekarang.

Keringat dingin mengalir deras di pelipis dan telapak tanganku. Aku masih menunggu kata kata yang akan keluar dari mulut papa.

Kenapa papa belum juga berkata apapun,,?? Apa segitu marahnya papa padaku,,?? Aku masih menundukkan kepalaku dan tak berani mengangkatnya.

Kenapa masih hening,,?? Aku penasaran, ku buang rasa takutku untuk beberapa saat. Kubeanikan melirik kearah papa.

Dan pemandangan mengejutkan terjadi pada papa.

Papa sedang menahan tertawa sekarang, begitupun dengan kedua perempuan dewasa yang sedang bersamaku saat ini.

"Papa nggak marah,,?" mendengar itu tawa papa seketika lepas, tak jauh beda dari mama dan kak Eliss.

Aku memajukan bibirku beberapa centi meter, aku kesal,!! Kenapa mereka tertawa,,?? Apakah ada yang lucu,,?

"HAHAHAAHAA aduhh,, aduhh,, adduududduuuhh,!! Udah berani ngangkat kepala Ariel Murbeys,,??" tanya papa yang masih di warnai gelak tawa.

Dan aku hanya mengangguk polos dan bertanya sekali lagi, "Papa nggak marah,,??" fakta mengejutkan selanjutnya datang kembali dari papa.

Mimik papa yang tadinya tertawa lepas kini berubah lagi menjadi serius.

"lalu tanganya terangkat ke udara, aku hanya bersiap menerima 'hadiah'ku. Lalu tiba tiba tepukan pelan datang ke pundakku.

"HAHAAHAHAHAHA,, aduhh Riel,, ekspresi kamu waktu wajah papa serius ternyata bagus juga ya,, HAHAAHAA wajah kamu lucu banget riel,, beneran HAAHHA papa gak bohong,,! HAHAHA lagian kamu lucu juga ngapain papa marah sama kamu,,? HAHA wajarlah kalau masa masa seperti kamu meraskan cinta monyet,, Papa dulu juga begitu, sampai mantan papa ada bejibunn,, heheheeheh"

papa berkata sambil cengengesan, dan kalian tau aku,,?? Aku hanya membuka mulutku membentuk huruf 'O'.

"PAPAAAAAAAAA,,,,,!!!!!" teriakku sekuat tenaga sambil mendekat kearah papa dan menggelitikinya.

Jangan heran ya,, jika aku bilang seluruh keluargaku sungguh tak tahan dengan rasa geli,, hehehe.

"Ihhh,, kalian apaan sih,, papa, mama, sama Kak Eliss sekongkol ya,, buat ngerjain aku,,?? Ayo ngaku,,!!! Ngaku gak ngaku gakk,,,?????"

ujarku geregetan pada mereka bertiga, siapa lagi kalau bukan trio kwek kwek yang diturunkan untuk mengusiliku itu.

"Iya iya,, maaf adek kecillll,,!!" ujar mereka bertiga bersamaan.

Mataku melotot lebar,, mereka tau aku paling tidak suka di panggil 'Adek Kecil' emangnya anak SMP yang lagi cinta monyet masih termasuk Adek Kecil,,??.

"Iya dimaafin kok,, para ORANG TUA,,!!" kataku sambil menekan kata 'Orang Tua' lalu mengambil sepotong roti selai yang sedari tadi di kacangin di atas piringku lalu berlari keluar rumah,

"Aku berangkat Ma, PA, Kak,,, Assalamualaikum" lalu tak lama setelah itu terdengar suara gledek yang beriama,,
"ARIEEEELLLLLLLL,,,,!!!!!!!!!!".

Suara gledekya lucu ya,,? Alhasil aku mengayuh sepeda sambil cekikikan sendiri.
.
.
.
VOMENT PLEASSEE,, ^_^

The MAIN of LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang