Bab 6 (Ariel Mah Gitu Orangnya)

46 6 0
                                    


Author's Pov

Ariel masih saja mengurung diri di kamar, sejak pulang dari taman bersama Dhea Ariel langsung memasuki kamarnya tanpa mau berkata apa apa. Bahkan dia melupakan janji makan bersama teman sekelasnya, namun tak ada yang protes soal itu.

Teman teman Ariel hanya mencoba untuk diam dan mengerti suasana hati Ariel.

Ini sudah hari ke lima Ariel mengurung diri. Tak jarang ada suara teriakan dari dalam kamar Ariel. Ariel tak pernah keluar kecuali pada tengah malam, dan itupun hanya sekedar mengambil makanan makanan ringan untuk mengganjal perutnya.

Ariel masi belum bisa berkomunikasi dengan orang, fikirannya masih kalut. Dia masih tak percaya kalau Tian kekasih yang sangat dicintainya meninggalkannya begitu saja tanpa alasan yang jelas, atau memang Ariel tak mau mendengarkan alasannya. Yang jelas Ariel masih tak sudi memandang wajah Tian saat ini.

Ariel's Pov

"Hikss,, hikss,, hikss" Aku masih tak percaya bahwa Tian telah meninggalkanku sekarang. Aku masih sangat mencintainya, aku ingin dia di sini sekarang. Aku ingin memutar waktu dan menahan Tian agar tetap bersamaku, bukannya dengan gadis itu. "hikss, hikss, hikss"

"ADOOOHHH, ARIEL,,, MAU SAMPEK KAPAN LO GINI TEROSS,,??? SI TIAN JUGA GAK BAKAL TAU MAU LO NANGIS SAMPEK KELUAR DARAH, SI TIAN GAK AKAN BALIK SAMA LO,," Dhea berteriak di depan kamarku sambil menggedor gedor pintu kamarku.

"RIEELL,,, BUKA DONG PINTUNYA,, GUE KANGEN NIH,,!!" Aku terkekeh geli mendengar omongannya dan berjalan menuju pintu lalu membukanya.

Kalian tau Dhea bukan pertama kali ini berteriak bagai TOA' sambil menggedor gedor pintuku, tapi aku,? Hanya mengacuhkannya. Dan sekarang aku mau bergerak maju, aku tak akan terus berdiri di sini dengan rasa sakit. Aku ingin melupakan Tian.

"YEEE,,!!! Aduuuhh makasih Ariel udah mau bukain pintunyaa,,!!!" ujar Dhea sambil memeluku dan menggoyang goyangkan badanku ke kiri dan ke kanan.

"hmm" aku hanya membalasnya dengan dehaman dan beranjak ketempat tidur lalu menengkuparkan tubuhku.

"Riel, lo beneran sayang ya sama Tian,?" tanya Dhea dengan nada penasaran sambil ikut menengkrapkan tubuhnya disampingku.

"ya iyalah Dhea yang pinternya naudzubillah,, kalau gue nggak sayang kenapa gue harus ngehabisin lima bungkus tisyu ukuran jumbo dalam lima hari ini pinter,,?"

"Aduuhh,, makasih ya Ariel sahabat sejati gue. Udah mau doain gue biar pinternya naudzubillah. Seneng deh gue." Ujarnya semangat, aduh Dhea lo bener bener deh, naudzubillah.

"Tapi Riel, kan lo belum bener bener kenal Tian waktu dia nembak lo, kenapa lo terima,?" hhmm, tumben agak nyambung.

"huhhh. Jadi gini, mama pernah bilang gue nggak harus mengenal lama orang yang udah nyatain perasaannya ke gue. Karna kata mama, kita bisa lebih mengenal waktu udah pacaran. Mungkin mama bilang gitu karna dia ketemunya sama papa Cuma sebentar, dan langsung cocok dan nikah. Nggak tau aja gimana model cowok jaman sekarang."

"Udahlah Riel, mungkin mama memang menginginkan yang terbaik buat lo, karna mama lo nggak mau lo terlalu milih milih cowok. Mungkin mama lo khawatir kalau lo terlalu milih milih cowok, lo bakalan jomblo seumur hidup lagi."

"iya juga ya, tapi gue masih bingung deh. Kenapa, setiap gue nanya tentang Tian beberapa hari ini lo selalu sewot, cuek, dingin, dan langsung pergi gitu aja ninggalin gue,?".

Kulihat Dhea hanya kikuk sambil menggaruk garuk tengkuknya.

"Ehm,, itu karna sebenernya gue udah tau kalau Tian itu selingkuh. Tapi karna kondisi lo masih lemah jadi gue sembunyiin dulu deh. Gue kan sayang sama lo, gue nggak mau lo shock, terus masuk RS. Gue nggak mau,!"

"Dhe,"

"Iya,?"

"Bantu gue ya,,"

"Bantu apa?"

"Bantu gue buat MOVE ON dari Tian."

Kulihat mata Dhea berbinar, sepertinya Dhea sangat senang mendengar aku ngin Move On dari Tian.

"yakin nih,,?" tanya Dhea dengan nada menggodanya.

"Iya" jawabku singkat.

"Nggak sakit hati,?"

"Sakit sih,, tapi gue pengen ngilangin rasa sakit itu."

"Dan dari Tian gue belajar, kalau nggak Cuma fisik yang menceerminkan kepribadian orang. Dan gue juga baru tau kalau cara mama itu nggak cocok buat gue, gue harus lihat dulu sifat aslinya orang yang nembak gue kayak gimana, bukannya asal terima."

"Ciee bijakkk,,"

"Yaiyalah,,, Ariel gitu lohh".


Yayy,, Finally update jugaa,!!!!

setelah ber abad abad nggk update,, hehehe.

tapi tetep lhoo , voment dan kritik sarannya di tunggu , ^^

The MAIN of LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang