• 08 •

1K 141 62
                                    

"Yeah yeah, got blue, blue eyes. Yeah yeah, he's so fine!" Tara sedang bernyanyi dengan suara yang keras membuat ketiga sahabatnya tidak bisa menahan untuk tidak menutup telinga mereka. Tara sedang ada di kamar Louis bersama Harry, Zayn, dan tentu saja pemilik kamar, Louis. Tara tidur di atas lantai sedangkan kakinya ada diatas ranjang Louis. Tara berbaring di atas ubin karena sang pemilik ranjang melarang Tara berbaring diatas ranjang, dengan terpaksa hanya kaki Tara yang ada diatas ranjang. Tara terus benyanyi sedari tadi sedangkan kedua sahabatnya membantu Louis memilih baju. "My boyfriend, he loves me, he loves me very much-"

"Kurasa dia lupa meminum obatnya. Nona Tara Grissom, bisakah kau diam. Aku tidak mau tembok apartemen ini retak karena suaramu," ujar Zayn namun Tara semakin menaikkan volume suaranya. Zayn tidak bisa lagi menahan untuk tidak melakukan apa yang sedari tadi ingin ia lakukan, ia melempar bantal dengan kasar pada wajah Tara. "Bisakah kau diam!"

Tara memindahkan bantal dari wajahnya kemudian menutup telinganya mengabaikan ocehan dari Zayn. "Yeah yeah, got blue, blue eyes. Yeah yeah, he's so fine. . ."

"Heh ular!" Harry berjalan mendekati Tara, ia kemudian meletakkan kedua tangan di masing-masing lutunya, kemudian membungkuk melihat Tara yang tidur di ubin. "Harusnya kau sadar, tertawa saja suaramu itu fals, apalagi bernyanyi."

Tara hanya memutar bola matanya dan tetap bernyanyi, sedangkan Harry kembali ke depan cermin. Harry membantu Louis memperbaiki tuxedo yang Louis pakai. Zayn mengetuk-ngetukkan jari telunjuk didagunya sambil memperhatikan penampilan Louis. "Rambutmu kurang rapi. Aku ke kamarku dulu."

Louis yang berada di depan cermin terkekeh pelan mendengar suara Tara, padahal sebenarnya Tara sedang mengejek Louis dan Harry melalui lagu. Tara melakukan itu karena merasa bosan, Harry dan Zayn sedang membantu Louis karena itu Tara merasa diabaikan sahabatnya. "My boyfriend, he's special we always keep in touch. He's funny, my honey. He loves me very much. My boyfriend, so fine-"

"Kapan ular itu pulang?" tanya Louis pada Harry.

"Yeah yeah, got green, green eyes. Yeah yeah, he's so fine. . ." suara Tara semakin keras karena Louis dan Harry belum juga merasa kalau mereka sedang diejek.

"Lama-lama aku akan menguliti ular itu," gumam Harry. Ia merasa tersinggung, Harry melirik Tara yang mengubah lirik lagu yang ia nyanyikan. "Tara suaramu memang bagus, tapi lebih bagus lagi jika kau diam. Dari lahir kau dikelilingi orang-orang yang tahu tentang fashion. Lebih baik kau kesini, kau bisa memberi pendapat."

Tara bangkit berdiri kemudian mendekati Louis dan Harry. Tara mendekatkan wajahnya pada wajah Harry sebelum akhirnya dia berteriak "Got blue, blue eyes! Yeah yeah, he's so fine! My boyfriend-"

Tara berhenti bernyanyi setelah mulutnya disumpal Harry dengan menggunakan tisu. "Aku memang mau melakukan itu dari tadi."

Tara memindahkan tisu dari mulutnya, ia mengeluarkan lidahnya merasakan rasa aneh dari tisu. "Kalian tidak tahu. Aku sedang punya beban pikiran. Aku merasa sebentar lagi akan gila."

"Bukannya dari dulu," kata Louis dengan menatap ke depan seolah perkataannya bukan untuk Tara.

"Kalian tahu 'kan kalau kemarin aku bertemu dengan keluargaku," ucap Tara. Ia kemudian duduk di kursi yang ada disamping Louis.

"Pasti kau seperti putri kerajaan," ucap Louis sambil terkekeh pelan. "Aku tidak bisa membayangkan, kau harus duduk bersama keluargamu selama berjam jam dan kau harus menahan untuk tidak berkata kasar."

"Hey!" Tara menunjuk wajah Louis. "Aku bicara kasar hanya pada kalian. Ada percakapan menarik dan cukup serius yang terjadi."

"Jangan katakan kalau kau dijodohkan!" kata Louis dengan gembira lalu tertawa terpingkal-pingkal bersama dengan Harry. Louis mengulurkan tangannya menjabat tangan Tara. "Ngomong-omong selamat."

Cocky & SassyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang