• 10 •

865 128 25
                                    

Sudah satu jam lebih Louis berdiam diri di rooftop apartemennya, kakinya bertumpu diatas meja dengan tatapan kedepan. Zayn dan Tara sudah membuang beberapa menit waktu mereka hanya untuk memperhatikan Louis yang sedang melamun. Zayn menyikut Tara yang sedang berdiri disampingnya, meminta gadis itu untuk menghampiri Louis.

"Aku tidak mau. Nanti aku dicakar, bagaimana-" Zayn langsung menutup mulut Tara, takut kalau Louis mengetahui Tara dan Zayn sedang memperhatikannya.

Sebenarnya Louis sudah menyadari keberadaan kedua sahabatnya bahkan sejak mereka berdua berdiri di ambang pintu, namun Louis mengabaikannya.

"Tara kau dengar suara itu?" tanya Zayn.

"Suara hatiku yang menjeritkan namamu?" tanya Tara namun kepalanya hanya mendapatkan dorongan ujung jari dari tangan Zayn.

"Bukan, seseorang ingin masuk ke Apartemen ini. Aku buka pintu dulu. Sekarang tugasmu, menghampiri Louis. Kau 'kan sudah kebal dengan cacian Louis, jadi kau saja yang kesana," Zayn mengacungkan ibu jarinya didepan wajah Tara.

Tara memukul punggung tangan Zayn, ia menatap mata Zayn dengan sangat dekat. "Jika Louis mengamuk, awas kau. Hutan yang ada diatas matamu akan aku babat."

"Iya, Iya. Tara Grissom." Zayn memutar tumitnya menuju sumber suara yang berasal dari luar Apartemen.

Tara menarik napas dalam dalam sebelum akhirnya memberanikan diri mendekati Louis. Baru Tara ingin menepuk pundak Louis, namun Louis langsung menoleh kebelakang. "Apa?" tanya Louis ketus.

Tara tertawa sendiri lalu duduk pada kursi yang ada disamping Louis. Ia memukul pundak Louis beberapa kali. "Kau sedang sedih, ya?"

"Kau tahu dari mana?"

"Pasti penyebabnya adalah Harry. Tenanglah Louis, Harry hanya pergi untuk beberapa hari, dia hanya pergi ke rumah orang tuanya," cerocos Tara tidak menyadari candaannya barusan membuat Louis merasa ingin memasukkan Tara kedalam karung lalu membuangnya ke jalanan yang dilalui truk. Tara membulatkan matanya, jari telunjuknya bergerak seperti baru saja menemukan sesuatu dari pikirannya. "Bisa saja Harry pulang untuk meminta restu pada orang tuanya."

"Pergilah ke Neraka," gumam Louis. "Aku bahkan baru tahu kalau dia pulang."

"Memangnya dia tidak memberitahumu?" tanya Tara. Louis hanya menggeleng. "Dia memang istri yang kurang ajar, harusnya dia memberitahu padamu, mengingat kau adalah suaminya."

Louis menyeringai kecil, "Tara Grissom. Kira-kira kalau aku melapor pada orang tuamu kalau kau masih merokok dan menunjukkan buktinya-"

"Iya iya. Aku hanya bercanda. Aku tidak menghisap cerutu setiap hari, aku hanya- aku hanya melakukan itu saat aku sedang stress."

"Kalau kau mengaku menghisap cerutu setiap kali kau sedang stress, itu artinya kau merokok setiap hari."

Awalnya Tara mengangguk menyetujui perkataan Louis, tidak lama kemudian dia menyadari ada yang salah dari perkataan Louis barusan. "Maksudmu aku stress!"

"Memangnya kau waras," timpal Louis.

"Louis!" jerit Tara, dan pada akhirnya tujuan awal Tara berhasil, ia berhasil membuat Louis tertawa.

Cocky & SassyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang