Eighteen : Before

9.2K 531 0
                                    

(17+)

Gaby sudah kembali kerumah Romeo. Untung saja hari ini rumah tampak sepi hanya ada Andreas dan Herrera yang sedang bermain PS. Dan yang lain entah kemana.

Malam harinya semua keluarga Romeo termasuk Gaby berkumpul untuk makan malam termasuk Callum dan Anna yang sudah kembali dari Washington.

"Romeo, kenapa kamu ngehapus semua foto kamu sama Kim? Putus?" tanya Callum

"Iyaa" jawab Romeo singkat dan menyantap makanannya dengan buru-buru.

"Callum, sudah jangan diajak bicara dulu adik kamu" tegur Herrera menengahi.

"Yaa dadd" Callum melanjutkan menyantap makanannya.

"Gaby, kemarin papa kamu telfon tante, tiketnya sudah tante ambil sekalian tadi. Besok kamu sama Romeo berangkat ke Amsterdam" kata Una

"Uhhukkk" Gaby dan Romeo tersendak bersama.

"Kok sama Romeo tan?" tanya Gaby seketika.

"Iyaa, papa kamu gak mau ngebiarin kamu kesana sendiri, takut kamu kenapa-napa yaudah akhirnya tante bilang sama dia kalau nanti Romeo yang akan nemenin kamu dan dia setuju. Kamu mau kan Me?"

"Terserah" Jawab Romeo acuh meletakkan sendoknya dan berlalu meninggalkan ruang makan tanpa memperdulikan teguran Herrera.

"Kalau begitu aku berkemas dulu ya tante" Gaby ikut meninggalkan ruang makan menuju kamarnya.

Gaby mengemas pakaiannya dan barang-barang yang akan ia bawa ke amsterdam. Ketika ia memasukan barang-barangnya, Gaby melihat sebuah kotak berwarna hitam yang Kim titipkan untuk Romeo tadi.

Dengan perasaan yang tak menentu, Gaby melangkah menuju kamar Romeo.

Tok..tok..tok..

"Masuk!" terdengar suara dari dalam. Gaby menarik nafasnya lalu membuangnya perlahan, ia memutar knopnya melangkah masuk. Terlihat Romeo sedang tengkurap membelakangi pintu sambil memainkan ponselnya.

"Ehemm, Me" ucap Gaby yang membuat Romeo membalikan badannya.

"Ada apa?" tanya Romeo.

"Ini dari Kim" Gaby menyerahkan kotak itu yang langsung diterima oleh Romeo.

"Makasih"

"Oke. Gue sekalian mau ngomong sama lo, lo gak perlu nemenin gue kok, gue bisa ke amsterdam sendiri" Gaby tersenyum tipis lalu keluar dari kamar Romeo.

Gaby kembali kekamarnya, menghempaskan tubuhnya dikasur. Ia kembali memikirkan perasaanya kepada Romeo. Tiba-tiba ia teringat dengan Moses. Gaby menghubungi Moses namun tak kunjung diangkat. Akhirnya ia memutuskan untuk menemuinya langsung kerumah Moses untuk berpamitan.


Gaby menekan tombol bel dan tak perlu menunggu lama, pintu terbuka dengan munculnya seorang wanita cantik.

"Kak, Mosesnya adaa?" tanya Gaby yang sudah mengenal wanita itu. Ya, dia adalah Evelin kakak ipar Moses.

"Adaa by, ayok masuk. Didalam juga ada temennya tuh" Evelin merangkul Gaby memasuki rumahnya menuju ruang keluarga "Mos, dicari pacarnya nih" ucap Evelin membuat semua orang yang berada di ruang itu menoleh.

"Gaby?" ucap Moses kaget dan segera bangkit namun pandangan Gaby tertuju pada seorang wanita yang tadi duduk disebelah Moses. Laura,terlihat menyunggingkan senyum liciknya kepada Gaby.

Sebelum sempat mengeluarkan semua pertanyaannya yang tersimpan didalam hati, Moses sudah terlebih dahulu menarik Gaby menuju kamarnya.

"Sayang ada apa tiba-tiba kesini? Tumben gak bilang dulu?" tanya Moses dengan suara gugup. Kini mereka sudah duduk bersebelahan di ranjang Moses. Moses merasa Gaby akan marah padanya.

"Aku telponin kamu berkali-kali tadi tapi gak diangkat lalu aku langsung saja kesini" Gaby mengucapkannya dengan senyuman tipis.

"Kamu nelpon aku? Astaga maaf yaa, aku tidak bawa ponsel tadi" Moses meraih tangan Gaby lalu menggenggamnya.

"Besok aku akan ke amsterdam"

"Secepat itu?"

"Hmm, papaku sudah membelikan tiket untukku" Gaby tersenyum lalu bangkit, namun tangannya masih di genggam oleh Moses "Sepertinya aku harus pulang sekarang karena kau terlihat sedang sibuk"

"Tidak! Aku tidak sedang sibuk sayang" Moses ikut bangkit menggenggam kedua tangan Gaby "Laura, dia kesini karena dia akan menjalani pemotretan dengan kakakku untuk audisi model sayang, percayalah. Bahkan sedari tadi aku tak berbicara dengannya" Moses mulai ketakutan.

"Tidak berbicara tapi duduk bersama? Ck, lucu juga" gaby membuang mukanya.

"Gaby aku sayang sama kamu, please jangan marah seperti ini sayang. Oke, jika kamu tidak percaya dengan ucapanku, kamu boleh tanya sama kak Evelin, sedari tadi juga dia berada disampingku, percayalah" Moses menciumi tangan Gaby. Gaby menatapnya untuk mencari apakah Moses berbohong padanya namun nihil. Moses memang berkata jujur padanya.

"Hmm, iya aku percaya sama kamu" ucap Gaby akhirnya membuat Moses tersenyum dan segera memeluk Gaby.

"Terima kasih sayang" Moses meranggangkan pelukannya lalu mengecup kening lalu bibir Gaby.

Gaby membalas mencium Moses yang langsung dimanfaatkan oleh Moses untuk melumat bibir kekasihnya itu. Ciuman yang lembut berubah menuntun. Moses menggigit bibir bawah Gaby membuat Gaby membuka mulutnya dan langsung dimanfaatkan oleh Moses untuk memasukkan lidahnya dan bermain dengan lidah Gaby.

Moses mendorong Gaby pelan membuat Gaby terjatuh diranjang miliknya. Tangan Gaby terulur membelai rambut Moses yang saat ini berada diatasnya.

Perlahan ciuman Moses turun ke leher jenjang Gaby. Diciumnya leher itu berkali-kali membuat Gaby menegeluarkan lengkuhan lirih yang keluar dari mulutnya. Hal pertama kali yang ia lakukan selama hidupnya.

Ciuman Moses perlahan turun di dada Gaby. Diciumnya dua buah dada yang masih tertutup kaos hitam itu secara perlahan. Gaby meremas rambut Moses.

Ketika Moses mulai menaikan kaos Gaby, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar membuatnya menghentikan aktifitasnya.

"Shit! Siapa sih" gerutu Moses lalu bangkit dan membuka pintu.

"Gaby udah malem, dia mau bobo disini? Kalo mau bobo disini biarin dia bobo sama Kakak" tanya Evelin, orang yang mengetuk pintu kamar Moses.

"Kak Evelin, ini aku udah mau pulang kok Kak" ucap Gaby yang sudah berdiri disamping Moses.

"Yasudah Mos anterin Gaby yaa"

"Pasti. Itu cewek udah pulang?" tanya Moses sinis.

"Udah daritadi, yasudah kakak tinggal dulu yaa" Moses mengangguk, segera ia mengantarkan Gaby pulang kerumah Una.

"Jangan lupa langsung kabarin aku ya kalo udah sampai, sesibuk apapun kita terus saling berhubungan ya, jangan nakal disana, makan yang banyak" ucap Moses begitu tiba didepan rumah Una.

"Iyaa Moss, kamu juga jangan nakal yaa, awas ajaa nih" Gaby mengepalkan tangan nya didepan muka Moses membuat Moses terkekeh pelan.

"Iyaa aku gak nakal, yasudah masuk sana dan langsung tidur" Gaby mengangguk lalu memeluk Moses erat. Setelah melepas pelukannya seperti biasa Mosees mencium kening, hidung, kedua pipi Gaby, dan terakhir bibir Gaby. Gaby bergantian mencium kedua pipi Moses dan terakhir bibir Moses setelah itu masuk kedalam rumah.

Gaby menarik selimutnya kemudian terlelap.

In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang