Seventeen : Friendship

9K 518 0
                                    

Gaby POV

Sialan! Benar-benar sialan! Laura sungguh sangat menjengkelkan. Dia mempermalukanku didepan semua teman-teman!

Ini benar-benar memalukan! Ternyata dia merekam percakapan atau lebih tepatnya lagi pertengkaranku dengannya di toilet beberapa minggu yang lalu.

Entah apa salahku padanya hingga ia tega melakukan itu padaku. Padahal, aku sama sekali tak berniat merebut Romeo darinya.

Masalahku bertambah. Kim sekarang marah padaku. Rahasia perasaan yang selama ini aku tutup rapat-rapat hancur sudah setelah Laura membuka semuanya.

Saat ini, Aku menangis didalam mobil bersama kekasihku Moses. Aku sangat sakit hati atas perlakuan Laura. Kim menamparku, dia benar-benar marah padaku. Entah apa yang harus aku katakan padanya nanti. Aku hanya ingin hubungan pertemanan kami baik-baik saja.

"Gaby?" ucap Moses yang sedang menyetir disebelahku.

"Ya?"

"Jangan menangis lagi baby" ucap Moses membelai rambutku.

"Hiks, aku takut Kim tak mau memaafkanku"

"Dia pasti memaafkanmu, percayalah"

"Apa kau juga marah padaku?" tanyaku menatap wajah Moses. Dia tersenyum lalu menggeleng.

"Tidak, aku tak bisa marah padamu sayang" Moses menggenggam tanganku lalu mengecupnya.

"Terima kasih" aku mencium tangan Moses hingga membekas cap bibir ditangannya.

"Mau langsung pulang?"

"Aku sedang tak ingin pulang"

"Lalu mau kemana?"

"Entahlah Mos, aku ingin menenangkan diriku"

"Yasudah, kita ke apartemen kakakku saja ya?" tawar Moses yang aku angguki.

Aku dan Moses telah tiba di apartemen milik kakak Moses. Moses memiliki 2 kakak, kakak pertama seorang lelaki bernama Alex, kakak kedua bernama Elizabeth. Mereka sudah menikah, sedangkan Moses tinggal bersama kakak pertamanya yang dekat dengan rumah tante Una.

"Kakak kamu mana?" tanyaku begitu ia menekan password.

"Sekarang dia sedang dirumah mertuanya, silahkan masuk" aku tersenyum lalu memasuki apartemennya.

Aku mencurahkan semua keluh kesahku kepada Moses. Moses mndengarkannya dengan baik. Dia juga memberiku saran dan terus menyemangatiku cukup membuatku tenang. Sungguh aku beruntung bisa bertemu dengan orang seperti Moses yang selalu ada untukku.

"Terima kasih sayang, sudah setia mendengarkan tangisanku, sudah mau mendengarkan semua keluh kesahku, aku beruntung bisa bertemu seseorang seperti kamu" ucapku lalu memeluk Moses erat.

"Iyaa, sudah kewajibanku sebagai seorang kekasih sekaligus sahabat untuk selalu menjaga kamu"

Moses menyuruhku untuk mengganti baju dan membersihkan diri sebelum tidur. Aku memakai kemeja putih miliknya yang ia tinggal di apartemen. Sesudahnya aku membersihkan diri, aku menghampiri Moses yang sedang menonton tv.

"Aku sudah memesan pizza, mungkin sebentar lagi sudah tiba" ucapnya lalu merangkulku.

"Iya terima kasih" aku mengecup bibir Moses singkat

"Kamu tidak menghubungi tante Una?"

"Hmm iya, boleh aku pinjam ponsel kamu?" moses menyerahkan ponselnya aku segera menelpon tante Una dan mengatakan jika aku baik-baik saja. Setelah itu aku mengembalikan kembali ponsel Moses.

"Antarkan aku menemui Kim besok yaa" ucapku yang memeluk Moses.

"Kamu udah siap?" aku mengangguk yang langsung mendapat kecupan dari Moses.

Moses mencium keningku, kedua mataku, kedua pipiku, hidungku dan berhenti dibibirku. Aku memejamkan mataku merasakan ciuman Moses yang pelan dan lembut. Sejenak melupakan semua beban yang harus aku tanggung sendiri.

Author POV

Romeo menghapus semua fotonya bersama Kim di akun Instagram dan twitternya. Semua fansnya bertanya-tanya apakah ia dan Kim telah putus dan apa penyebabnya.

Sedangkan ditempat lain Gaby berusaha menenangkan dirinya untuk bertemu dengan Kim. Ia ingin menjelaskan semuanya tentang hubungannya dengan Romeo.

"Haii Kim" sapa Gaby begitu memasuki kamar Kim. Kim hanya terdiam memalingkan wajahnya "Kim" Gaby menggenggam tangan Kim lembut.

"Ada apa?" tanya Kim datar sambil terus memalingkan wajahnya enggan menatap Gaby.

"Aku... Aku tidak memiliki perasaan apapun kepada Romeo. Memang dulu aku menyukainya tapi sekarang aki sudah memiliki Moses, aku sayang sama Moses"

"Byy, perasaan yang tumbuh sejak lama tidak bisa hilang begitu saja. Jika dari dulu aku tau kamu lebih cinta sama Romeo aku nggak akan nerima dia karena kamu pasti lebih mencintai Romeo terlebih dahulu daripada aku. Pantas saja akhir-akhir ini aku ngerasain sesuatu yang berbeda antara kamu dan Romeo. Romeo memang pacaran sama aku tapi aku ngerasa juga akhir-akhir ini hati Romeo untuk orang lain tak ada nama aku lagi, dan mungkin orang itu kamu By" Kim kini menatap Gaby dengan air mata yang mengalir.

"Kim aku minta maaf karena aku tidak jujur sama kamu. Tapi please, sekarang percaya sama aku, aku berusaha buat lupain Romeo dengan mencintai Moses, dan perlahan aku udah bisa Kim" Gaby ikut menitikan air mata.

"Byy, kamu tau sendiri bukan jika aku udah nyaman banget sama Romeo, aku cinta sama dia, aku berikan semua buat dia, bahkan aku udah pernah tidur sama dia By" ucap Kim membuat dada Gaby merasaa semakin sesak dan menitikan air matanya kembali "Tapi semua udah berakhir, aku udah putus sama Romeo" Gaby membulatkan matanya kaget dengan ucapan Kim

"Kim?"

"Aku ngelakuin ini karena aku ingin melihat Romeo bahagia By, tapi bukan sama aku, mungkin sama kamu"

"Kim, kamu salah. Romeo bahagia sama kamu, aku dan Moses kamu dan Romeo. Kita berempat pasangan serasi bukan? Kamu sendiri kan yang bilang seperti itu?"

"Mungkin itu kesalahan ucapan terbesarku By. Setelah aku tau semua jika kamu sayang sama Romeo, akhirnya aku sadar jika mungkin sayangku ke Romeo selama ini hanya sebatas sayang dengan seorang teman. Begitupun yang Romeo rasain" Kim menghapus air matanya lalu tersenyum, ia tarik Gaby kedalam pelukannya "Tuhan akan mempertemukan kita dengan orang yang kita cinta dengan tulus" ucap Kim disela-sela pelukannya "Maafkan aku yang semalam menamparmu"

"Aku tak apa jika kau ingin menamparku lagi Kim" ucap Gaby yang membuat keduanya tertawa. "Apakah kau membenciku?"

"Mungkin, aku lebih kecewa sama kamu sekarang, tapi ya sudahlah semua sudah terjadi by, mungkin ini sudah takdir aku" Kim tersenyum walau tipis.

"Kita tetap jadi sahabat kan Kim?"

"Tentu saja" Kim memeluk Gaby kembali.

Saat Kim dan Gaby asik mengobrol, Moses mengirim pesan kepada Gaby jika ia harus segera pulang karena ia ada janji dengan teman-temannya dan sudah ditunggu oleh mereka.

"Oh iyaa By, aku nitip ini yaa untuk Romeo" Kim menyerahkan sebuah kotak kecil berwarna hitam.

"Apaa ini? Kenapa enggak langsung kamu kasih sendiri?"

"Itu jam tangan, aku lusa akan balik ke Korea menghabiskan liburanku disana"

"Hmm baiklah. Aku pulang dulu ya" Gaby memeluk Kim kembali "Sekali lagi maafin aku"

"Iyaa hati-hati" Gaby melepas pelukannya dan segera berlalu meninggalkan asrama Kim.

In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang