Part 1

255 42 30
                                    

Laura pov

"LAU......RA......."

Sebuah panggilan membuyarkan konsentrasi gerakan gua. Siapa lagi yang berani memanggil dengan nada seperti menahan amarah kalau bukan kak Tantri, dance leader kami.

Sekilas gua melirik ke arah depan dan dia berjalan melewati beberapa anggota lain. "Mampus dah gua!!! Mati gua!!!" *teriak dalam hati*

"LAURA, lOE YAH!!" Sekarang kak Tantri udah di hadapan gua, dia menunjuk gua pake jari telunjuk nya. "UDAH 2X SALAH GERAKAN" *memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf romawi yang biasa kita kenal sebagai angka 2 ke arah gua lagi*

Sambil berkacakpinggang dia nunggu jawaban gua. "Maaf kak."

2 kata terlontar dari mulut gua dengan tulus. Gua emang salah, gua linglung sama gerakan gua sendiri dan dari tadi semampu gua nyoba untuk menyamakan gerakan dengan anggota lain, inilah akibat selasa kemarin gua enggak ikut latihan. Gua nunduk enggak tau mau ngomong apa lagi dan gua liat anggota lain merasa iba sama gua. Gua benci suasana ini!

Come on, dance leader Jakarta Art Junior High School enggak sejahat yang kalian pikirkan. Dia hanya bersikap tegas dan itu salah satu sifatnya.

"Lain kali loe makanya datang, jangan absen. Hari ini gua maafin!"

Benarkan apa gua bilang tadi. Selepas perkataanNya, gua langsung nyambar Kak Tantri. Meluk dia layaknya saudari sendiri. Walaupun bukan saudari kandung tapi dia udah gua anggap kakak, apa lagi dia emang kakak kami. Kakak yang menjaga 10 adik yang di bawah umur nya 1-2 tahun. Entah berapa lama gua meluk dia, dia mulai terasa risih dan mengeluarkan sifat judesnya.

"Udah kale! Nanti ada yang salah mengira melihat kita."

Gua mendongak, " Maksud kakak LGBT?"

"Nah loh udah tau."

Melepas pelukan sebelah pihak, akhirnya kami berpisah dengan beberapa jarak. Gua kecewa dan gua liat dengan jelas anggota lain pada nahan ketawa Nya. Sungguh kejam! Selesai dari beberapa adegan yang dramatis, kak Tantri mengakhiri latihan. Dan semua menyibukkan diri untuk membereskan perlengkapan masing-masing, termaksud gua.

"Nay, besok ajarin gerakan yang tadi yah." *titah gua*

Sekarang gua lagi sama sahabat gua, kami pulang bareng karna arah rumah kami searah dan hanya berbeda beberapa blok.

Dia mengerutkan dahi, "Gua dapet apa?"

Kampret neh anak, sahabat apa bukan? "Bakso pak Kadir hari senin!"

"Okay, jam 3 datang ke rumah gua" *jawab Nayla antusias*

"Loe sahabat gua apa tukang palak?" *tutur gua*

"Enggak ada yang GRATIS di dunia ini mbak." *menekankan kata GRATIS*

Gua mendengus, "Loe tau kan gua ada latihan dadakan."

Kemudian dia menunjukkan wajah sedih merasa bersalah dan beberapa detik kemudian dia menunjukkan senyum jahatnya dan berkata "Itu deritaMu nak!" Perkataannya membuat gua refleks menjitak Nya, dia meringis. Tanpa ba-bi-bu gua melarikan diri dengan dia mengejar gua.

*****

Ahhhh, Akhirnya gua publish juga! Tangan gua udah gatal, pikiran gua juga melayang-layang. Kepikiran mulu sama cerita ini, walaupun judul nya belum tetap. Dan dari semua cara gua gunakan mendapatkan judul, akhirnya gua make judul ini untuk sementara. Kemungkinan juga jadi judul tetap atau malah menambah beberapa kata tanpa menghilangkanNya.

Gua mau bilang makasih buat Rintha01 yang telah kasih saran buat cerita ini. *Welcome to wattpad, dear* Gua juga berharap ada yang baca , kasih vote kalau memang cerita nya bagus dan beri komentar.

PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang