Part 4

84 21 4
                                    


Author Pov

Jam dinding menunjukkan pukul 11.30, namun dia tidak bisa tidur. Semakin dia mencoba menutup matanya, bukan rasa ngantuk yang muncul tetapi ingatan masa kelam yang dia coba untuk dilupakan. Bagaimana pun dia harus menghadapi-Nya? Dan dia tidak bisa menghindar untuk selamanya. Mungkin tahun yang lalu dia bisa menghindar dengan cara tidak ikut serta dalam perlombaan itu atau disebut juga melarikan diri. Namun untuk tahun ini, Tuhan akan mempertemukan mereka semua.

Tekadnya sudah bulat, dia tidak akan lari. Di saat pagi yang cerah, dia bukan gadis masa kelam dengan berbagai kesedihan di 3 tahun yang lalu. Tetapi gadis yang akan menuju masa depan dengan menemukan kebahagian-Nya. Tanpa dia sadari matanya mulaiberat, dia mulai memejamkan mata dan dia sekarang berada di alam mimpi. Sinar pagi matahari akan membangunkan-Nya di keesokan hari.

[High School of Music and Dance]

Siswa-siswi SMP dan SMA dari seluruh sekolah Jakarta maupun Luar Jakarta berhamburan di High School of Music and Dance. SMA ini menjadi tuan rumah yang akan mengadakan perlombaan. Dan keberadaan Laura,Angga dan Nayla di sini untuk mewakili sekolah mereka "Jakarta Art Junior High School". Merka ditunjuk untuk mengantar formulir pendaftaran Paduan Suara dan Dance.

"Wow, gila keren amet neh sekolah. Luas lagi!!!" *takjuk Nayla dengan pandangan kagum*

"Awas mulut loe bs kemasukkan lalet!" *sambar Angga*

Nayla langsungmenutup mulutnya, dia percaya perkataan Angga. Angga terkekeh tidak menimbulkan suara.

"Lalet dari mana coba?" *tanya Laura mengedarkan pandangan ke udara* "Kagak ada lalet, Angga loe ngerjain Nayla." *sambung Laura*

Tawa Angga lepas membuat orang sekelilingnya memandang aneh. Mungkin mereka berfikir, Ganteng tapi enggak waras? Nayla yang tidak terima, melemparkan beberapa ucapan yang tidak dibalas oleh Angga karena dia sibuk tertawa. Laura yang menyadari menjadi bahan tontonan meninggalkan TKP tanpa disadari Nayla dan Angga.

Sekarang dia fokus akan kedatangan nya kemari, mencoba bertanya dengan beberapa murid. Untung saja dia yang memegang kedua formulir, jadi dia tidak perlu menunggu 2 sahabat nya berhenti dari pertengkaran. Akhirnya setelah bertanya dari beberapa murid, dia menemukan tempatnya.

[Ruangan Pendaftaran]

Sebuah aula dengan 5 meja pendaftaran beserta 10 muridHigh School of Music and Dance sebagai panitia yang menerima formulir. Suasana aula tersebut tidak terlalu ramai karena ini hari pertama yang diadakan dari 3 hari untuk menerima formulir. Keuntungan bagi Laura karena tidak perlu mengantri dan dia menuju meja pertama.

Laura : Selamat sore kak, saya ingin menyerahkan formulir pendaftaran dari Jakarta Art Junior High School*menyodorkan kedua amplop*

Kak Yasmin : Ok dek. *menerima kedua amplop* Bisa tanda tangan di sini dek, agar ada pemberintahuan kehadiran dari pihak sekolah kalian.

Laura menenerima daftar kehadiran tersebut dan menandatangani nya. Setelah selesai dia memberikan nya kembali kepada panitia yang memberi daftar tersebut.

Laura : Sudah kak! Terima kasih kak... Yas.....min. *melirik name tag* Yasmin tersenyum. "Cantik"*batin Laura*

Di lain pihak Angga dan Nayla tersadar dari pertengkaran mereka dan mereka menyadari bahwa mereka telah menjadi tontonan, bahkan sahabat nya telah meninggalkan TKP. Dan mereka memutuskan mencari tempat pendaftaran tanpa memperdulikan beberapa mata yang masih melihat mereka. Berhasil menemukan Laura yang sudah memberi formulir, Nayla langsung menerjangkan beberapa kata.

"Kebiasaan loe, Ra. Ninggalin kami berdua." *Nayla manyunkan bibir dan di balas dengan cengiran Laura*

"Mau kemana loe?" Tanya angga saat melihat Laura berlalu meninggalkan mereka lagi. Laura membalikkan badan dan menjawab pertanyaan Angga.

"Mau pulang."

Lepas dari jawaban Laura, dia merasakan getaran HPnya. Sambil melangkah keluar, dia merogoh kantong roknya tanpamelihat jalan di depan. Alhasil dia menabrak seorang murid laki-laki dan karena merasa bersalah atas kesalahan nya, dia ingin minta maaf. Namun belum sempat mengatakan maaf, sebuah panggilan kecil dari Yasmin menghentikan ucapan dan pergerakan Laura.Radit *beo Yasmin*

Laura membeku. RADIT!!! *jerit Laura dalam hati*

*****

PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang