Slide One

654 40 2
                                    

   Seorang gadis berwajah asia berjalan menelusuri lorong-lorong bandara sambil mendorong sebuah troli yang di penuhi koper dan tas yang sejak tadi ia bawa dari rumahnya, gadis itu terus memandangi arloji yang berada di pergelangan tangan kirinya dan berusaha mendorong troli keluar menuju pintu terminal 2 bandara soekarno hatta.
"Gabrielle". Suara yang cukup lantang dan jelas meneriaki namanya, "gabeeeeee!!!!" lagi lagi teriakannya menjadi pusat perhatian.
Seorang gadis cantik berkacamata dengan rambut berwarna hitam berlari sambil meneriaki namanya, gadis itu terlihat sangat bersemangat menghampirinya. Diikuti dengan laki-laki yang berjalan setengah berlari mengejar gadis itu hingga terengah-engah, Loncatan itu cukup mengagetkannya, seketika suasana berubah menjadi cukup mengharukan ketika gadis itu memeluknya sambil mengeluarkan sedikit air mata.
"Kok tahu aku pulang hari ini?". Tanya gabe penasaran, sambil membalas pelukan gadis itu.
"Ayah mu yang memberi tahu kami gabe" jawab gadis cantik berkaca mata itu.
"Na dimana yang lainnya? Kalian hanya berdua saja?" Tanya gabe dengan wajah yang penasaran, "Hmmm, gabe kami hanya berdua saja. Bagaimana kalau kita pergi ketempat biasa? Ada yang ingin kami sampaikan gabe" balas gadis itu dengan wajah yang mulai memerah.
"Sini gabe biar aku bantu bawa barang-barangmu" ucap laki laki yang berada di sampingnya sambil mengangkat barang-barang yang ada di atas troli.

   Nana oredo sheffer wanita cantik berdarah pakistan jawa yang memiliki rambut indah berwarna hitam pekat, sahabat gabe sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama, nana satu-satunya sahabat wanita yang dimiliki gabe. Satu-satunya yang mengetahui jalan hidupnya hingga masa-masa kelam yang di alami gabe, bahkan kisah cinta yang dimiliki gabe nana mengetahui semuanya. Dan laki-laki yang berada dibelakang nana itu adalah Dave Sastra Adiguna laki-laki berdarah jerman-jawa yang banyak di gemari gadis-gadis karna memiliki wajah yang sangat tampan, teman dekat nana dan gabe ketika mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama.

"Gabeee, kenapa tidak memberitahu kami kalau kamu pulang hari ini ke jakarta?" Tanya dave sambil menjinjing barang bawaan gabe.
"Jangan bilang kalo ini surprise untuk kami" timpal nana dengan wajah yang cukup serius, "haha rupanya kamu masih saja belum berubah ya na, pandai menerka-nerka!!!" Balas gabe sambil tertawa dan menepuk pundak nana.
"Jadi benar gabe?" Balas nana dengan wajah yang makin serius, "hmmm tidak juga, hanya tidak ingin merepotkan kalian. Aku sudah banyak merepotkan kalian selama ini" ucap gabe sambil menatap dave dan nana. "Stop gabe! Stop don't say that again! we're your best friends gabe! Stop treat me and nana like u don't know us!" Ucap dave dengan nada yang cukup garang. Gabbe dan nana tertegun dengan respond dave yang membuat langkah kaki mereka berhenti, "I'm sorry dave, bukan maksud ku seperti itu. Maafkan aku ya dave, pinky swear I'll tell u anything!!" Balas gabe secepat kilat sambil mengangkat jari kelingkingnya.
Nana bingung akhir-akhir ini dave sering sensitif dan mudah sekali marah, seperti ada sesuatu yang sedang disembunyikannya.
"Akhir-akhir ini kamu sering marah-marah dave! Nanti cepat tua tau!" Ujar nana sambil menjulurkan lidahnya. "Lagi pula kan gabe sudah minta maaf sama kamu dave" timpal nana sambil memperlihatkan wajah kesalnya.
Dave merasa malu dengan ucapan yang baru saja dia lontarkan kepada gabe, "I'm sorry gabe, aku bukannya marah cuma gamau kamu terus-terusan merasa tidak enak dengan aku dan nana" ucap dave dengan wajah penyesalan sambil menurunkan tangan gabe yang sedari tadi menunggu untuk di sentuh dave.
"Come on let's go, itu mobilnya sudah datang" ujar nana sambil melangkah masuk ke dalam mobil diikuti dengan gabe dan dave yang menyusul di belakangnya, "Biar pak amat yang angkat barang mu gabe" cetus dave sambil melirik gabe yang hendak melangkah, "gabe wait, I wan't tell u something" ujar dave sambil menarik tangan gabe. Langkah gabe terhenti karna dave menarik tangannya dengan lembut, "okay dave, about what?" Ujar gabe sambil membalikan badan dan menatap dave.
Dave terpaku sejenak melihat tatapan gabe yang begitu menghipnotisnya, dave merindukan tatapan lembut itu. Dave benar-benar merindukan gabe sangat-sangat merindukannya, dave sedih mendengar gabe memilih untuk pindah dan menetap di bali bersama ibu kandungnya waktu itu. Tapi apa boleh buat apa yang bisa dilakukan anak seusiannya pada saat itu, mencegahnya pun tak akan mengurungkan niatan gabe untuk berangkat.
"Hey dave!!" Ujar gabe dengan wajah yang setengah kebingungan, "eehh iya, sorry gabe" ujar dave sambil menggaruk kepalanya dan menggelap sekucur keringat diwajahnya yang hendak mendarat di permukaan pipinya yang mulus itu. "What wrong with u dave? Are u sick ?" Tanya gabe dengan wajah panik dan memperhatikan wajah dave yang kini kian pucat, "no!! Aku baik-baik saja kok gabe" ujar dave dengan panik. "Hey guys!!!! Mau sampe kapan kalian berdiri disana cepat masuk!" Ujar nana dengan nada jengkel.
Mereka terkejut dengan teriakan nana dari dalam mobil, "yuk masuk, nanti si nona menjadi jadi lagi hahaha" ujar dave sambil melangkah mendahului gabe, "hey dave! Kamu bilang ingin bicara dengan ku?" tanya gabe sambil menyusul langkah dave yang berada didepannya. "Not today maybe" cetus dave sambil melangkah masuk kedalam mobil, "anak itu tetap saja tidak pernah berubah" celoteh gabe dalam benaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Under The Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang