Sudah hampir setahun Salsa berada di sekolah nya yang baru dan hubungan nya dengan teman-temannya semakin dekat saja terutama dengan Naufal,Zila dan Zidan , Salsa selalu merasa bahagia ketika berada sekolah, kepribadiannya seketika berubah jika sudah disekolah.
Warna kuning keemasan mulai menyentuh langit disore hari Salsa dan zila menuju pagar bersama-sama sambil bercanda tiba-tiba seorang wanita menabrak nya tanpa sengaja dan buku -buku yang dibawa wanita itu mengenai kaki Zila,
Zila langsung melipat kedua tangannya sambil memandang wanita itu tajam yang merupakan adik kelas mereka
"Punya mata?!"tanya Zila sedikit sengak
"Maaf kak aku nggak sengaja soalnya tadi mau cepat"jawab wanita itu dengan lugunya sambil membetulkan posisi kaca matanya
"Yang gue tanya lo punya mata nggak?!!"sengak Zila mendekati wanita itu
"Zila sudahla kan dia nggak sengaja,udahdeh lo pergi aja"sahut Salsa mengusir wanita itu dan segera mengajak zila pulang
***
"Salsa,muka lo kenapa?kok cemberut gitu"kata Naufal yang berhasil mengejutkan Salsa dari khayalannya
"Papa gue pergi"jawab Salsa
"Jadi?"tanya Naufal lagi
"Uang jajan gue fal, gak ada uang jajan"rengek Salsa mulai memanjang kan bibirnya hingga 5cm
"Jelek banget sih muka lo kalo lagi manyun"ucap Naufal dan mencubit pipi Salsa hingga merah
"Hoyyy....sakit!!!"ketus Salsa .
Mereka bercerita dan tertawa bersama terkadang Salsa memukul tubuh Naufal karena terkekeh, tiba-tiba zila lewat denagn berjalan cepat melewati mereka berdua
"Zila...zila... "jerit Salsa dan Naufal memanggil zila
Dia berbalik dan memandang ke arah mereka berdua ,
Wajahnya terlihat sangat bad mood, Salsa tak mau menanya nya karena tak mau mendengar semburan kata-kata tajam Zila
"Mau kemana lo?udah mau pulang kok!"ucap Naufal sedikit berteriak
"Bolos"jawabnya singkat dan melanjutkan perjalanannya,
***
Zila pergi ke club untuk menghilangkan stres nya ,masalah selalu saja datang kepada wanita tomboy ini ayahnya yang selalu membela dan mengatur semua kepribadian Zila,ayahnya sangat tidak mau jika anaknya sampai merusakkan nama baiknya ,jika Zila salah maka dia hanya akan mengeluarkan uang dari sakunya dan karena itu Zila merasa sangat terbebani dia selalu dikatakan anak ayah dan anak sogok .
Dia meminum alkohol yang dipesannya sambil merokok,Zila merasa ragu ingin meminum obat-obat terlarang yang sudah dibelinya sebelum datang ke club ini ,dia melirik-lirik kesegala arah dan dia merasa seperti ada yang membuntutinya tetapi dia hiraukan, kembali lagi ia tatap lagi obat-obat itu sambil menggigit bibir bawahnya dan akhirnya Zila meminum obat itu juga.
Berat rasanya menanggung semuanya sendiri dan dia selalu mengobati hatinya dengan begitu terkadang merokok,terkadang minum bahkan memakai obat-obat terlarang.Dia tidak mau menceritakan penderitaan nya kepada orang-orang terdekatnya karena dia tak mau orang lain merasakan sakit yang dia rasakan
Zila keluar dari club itu dan dia melihat Naufal sedang berdiri disamping motor besarnya
"Sudah selesai?"tanya Naufal mendekati Zila
"Hmmmm"jawabnya singkat dan segera naik tanpa perintah ke motor Naufal
Naufal menyalakan motornya dan meraih tangan Zila lalu meletakkan nya ke pinggang Naufal
"Lo sedikit mabuk!peganglah yang erat"ucap Naufal lembut dan Zila mengencangkan lingkaran tangannya di pinggang Naufal.
***
Salsa dan Zidan pulang bersama sebelum pulang tadi mereka menyempatkan untuk pergi ke pasar malam.
"Langsung pulang aja nih?"tanya Zidan
"Iya gue udah ngantuk"jawab Salsa sambil mengucek-ngucek matanya
Hari ini Zidan mengantarkan Salsa menggunakan mobilnya,20 menit sudah mereka menempuh perjalanan ke rumah Salsa dan akhirnya sampai
"Makasih ya"ucap Salsa memberikan senyuman termanisnya
"Gue pergi dulu ya"ujar Zidan sambil mengelus ujung kepala Salsa dan langsung pergi
Salsa masuk kedalam rumah ayahnya, dia melihat ibu tirinya sedang memasak, Salsa hanya melihat sekilas dan langsung naik ke kamarnya
"Salsa makan yok sama mama"langkah Salsa langsung terhenti dan memutar kepalanya untuk melihat kebelakang
"Salsa udah makan,makan sendiri aja"jawab Salsa dan langsung masuk ke kamar nya.
Dia sudah tau kalau perlakuan nya selama ini pasti sangat menyakiti ibu tirinya tetapi dia masih belum bisa melupakan perlakuan ibu tirinya kepada ibu kandungnya bagi Salsa ibu tirinya itu adalah penyebab kematian ibu kandungnya. Terkadang Salsa menangis ketika mengingat kejadian dimana Saat ibunya mengandung adiknya yang sudah tiada juga disaat itulah ibu tiri Salsa mendekati papanya , ibu kandung Salsa tidak mau anak nya mengetahui penderitaan nya dan tak mau anak nya sedih karena semua itu,karena semua masalah yang di hadapi Ibu Salsa dia lebih memilih meloncat dari apartemen mereka yang dulu bersamaan dengan adik yang sedang di kandung ibunya
Rasa sesak di dada Salsa mulai terasa jika mengingat semua itu dan karena itulah dia belum bisa menerima ibu tiri nya itu.
***