Zidan dan Salsa mencari seseorang yang sangat dikhawatirkan mereka.Zila.langit sudah berubah warna menjadi keemasan tetapi Zila belum terlihat sejak ayahnya datang kesekolah tadi siang.
Salsa mengingat tempat favorit yang sangat sering di datangi Zila.lantai atas."Hoy ngapai lo disini??"jerit Zidan dari pintu masuk,Zila menoleh kearah Salsa dan Zidan.Salsa menutup mulutnya ketika melihat wajah Zila yang dipenuhi keringat dan darah.
Mereka berdua berlari menghampiri Zila.
Salsa kelihatan khawatir tetapi beda halnya dengan Zidan dia sangat terlihat sudah sangat biasa melihat itu"Bokap lagi?"tanya Zidan sambil menyilangkan kedua tangannya
"Zila kita kerumah sakit yok,lihat nih!bibir lo sama kening lo!!ini berdarah,yok!!"Salsa mengangkat tubuh Zila tetapi Zila menolaknya
"Gak perlu"jawab Zila singkat
"Ini udah biasa kan ,Zidan ?"Zila melempar pandangannya ke arah Zidan
"Hhmmm,para bodyguard bokap lo lagi nih,dia apa in muka lo,kayaknya gue tau pasti ini kena tampar kan?"tanya Zidan dan Zila hanya berdehem lalu langsung mengangkat tubuhnya dari kursi itu
"Gue pergi dulu ya!"ucap Zila dan lansung pergi meninggalkan mereka berdua
"Lo kok nggak larang dia sih!"ketus Salsa
"Karena gue tau masalahnya sa"jawab Zidan lembut.Salsa merasa kebingungan, dia merasa dikhianati oleh sahabat nya karena dia tidak tau masalah sebenarnya.
"Kenapa bokap Zila jahat banget sih!?lo ceritain ke gue sekarang ya?"mohon Salsa dan menarik tubuh Zidan untuk duduk dikursi yang diduduki Zila tadi."Gini ceritanya,bokap Zila salah satu pengusaha terkenal dan bagi nya kehormatan dan harga diri lebih penting daripada anaknya,pernah sekali Zila menampar teman nya sewaktu smp dan ayahnya ikut campur disitu dan memberikan uang kepada orang tua korban untuk diam dan setelah pulang kerumah dia selalu dipukuli dan ditampar oleh ayahnya seperti yang lo liat tadi!"Salsa begitu serius mendengar nya sampai-sampai mulutnya terbuka sedikit "makanya kalo lo lihat wajah Zila seperti itu lagi diemin aja"Salsa hanya diam dan merasa kasihan dengan sahabatnya itu.
Zidan memandangi wajah Salsa yang tengah memandangi langit sore.
"Suka banget ya lo lihatin wajah gue"ucap Salsa tanpa memandang wajah Zidan
"Iya, soalnya lo manisa banget"ujar Zidan tak sadar
"Terserah lo deh"ucap Salsa yang mengumbar senyum kecil
"Wahhh cantiknya"Salsa merasa terkagum melihat pemandangan sore hari dari atas situ
"Gue rasa ini alasan Zila sukak nongkrong sendiri disini"Zidan hanya diam dan tetap memandangi wajah Salsa
Seketika suasana jadi hening dan akhirnya Zidan memutuskan untuk angkat bicara.
"Salsa"ujar Zidan dan Salsa langsung memandangnya
"Gue suka sama lo"ujar Zidan cepat.Salsa terkejut mendengarnya, jantung nya lansung berdegup tak beraturan dan pipinya memerah .
"A..a..pa lo bilang?"tanya Salsa gugup
"Gue suka sama lo"ujar Zidan sedikit menjerit
"Gue cuma nyatain perasaan gue ke lo tapi gue nggak nyuruh lo buat nyataain perasaan yang sama ke gue"ujar Zidan panjang lebar
"Gue juga suka sama lo"Salsa menjawabnya dan berhasil membuat Zidan syok
"Apa lo bilang?"
"Gue sukak juga sama lo Zidan"ucap Salsa lambat.
Salsa tak paham dengan perasaan nya saat ini, dia hanya memikirkan perasaan Zidan jika dia menolaknya dan disitu juga Salsa memiliki rasa sedikit terhadap Zidan
"Serius nih"kata Zidan tampak sangat bahagia
"Iya serius"jawab Salsa
"Lo terima gue bukan karena kasihan kan?"tanya Zidan dan Salsa mengangguk mengiyakan.
Dengan refleks Zidan memeluk tubuh Salsa
"Apa panggilan yang cocok, sayang, bebeh, ayang,babeb,cintaku..."ujar Salsa tersenyum bahagia
"Nggak usah norak"Zidan masih tetap memeluk tubuh Salsa. Zidan merasa sangat bahagia begitu juga dengan Salsa mereka mengingat momen bahagia itu.