Salsa menghampiri Zila yang sedang duduk sambil merokok di tempat biasanya.lantai paling atas.
"Mending makan ini daripada ngerokok"Salsa mencabut rokok dari mulut Zila tanpa izin dan memasukkam permen karet ke dalam mulut Zila
"Kalo gue mati tadi gimana"ucap Zila sedikit syok dan segera meludahkan permen karet yang dimasukkan Salsa kedalam mulut Zila tadi lalu mengambil Dan menghisap rokok Yang baru.
Sudah sampai 6kali Salsa membuang rokok Zila dan akhirnya Zila melihat Salsa dengan tatapan muak
"Lo mau apa?"tanya Zila menarik napas
"Jangan ngerokok"jawab Salsa sambil senyum dan Zila melihat Salsa dengan tatapan itu lagi
"Gue tau lo pasti drop banget sekarang , jalan keluar lain masih banyak kok tapi kalo menurut lo ini jalan terbaik ya terserahlo"Kata Salsa dengan nada lembut
"Gue tau lo pasti nggak terima gue ceramahin,gue berhak kok lo kan sahabat gue "ucap Salsa mulai serius dan Zila hanya terdiam sambil menatap wajah Salsa
"Lo anggap gue sahabat?"Tanya Zila dan mengalihkan pandangannya ke langit Yang di penuhi awan
"Iya"jawab Salsa singkat
"Tapi gue nggak pernah nganggap lo jadi sahabat gue jangankan sahabat bahkan gue kadang mikir kalo lo itu cuma anak baru Yang sok tomboy dan ngerusak persahabatan gue sama Naufal Dan zidan"ujar Zila
"Hmmm...gue tau itu, tapi gue nggak bisa benci sama lo "Keadan seketika menjadi hening dan karena merasa muak Salsa memutuskan untuk meninggalkan Zila tetapi langkah Salsa terhenti ketika tangan Zila meraih tangan Salsa dari belakang,Salsa memutar kepalanya kearah belakang dia melihat Zila sudah tepat berdiri di depan nya sambil memegang tangan Salsa. Salsa sempat merasa bingung dengan tingkah laku Zila sekarang dipandang nya Zila lekat tanpa mengedipkan mata
"Zila lo aneh , lo kenapa?kerasukan?"tanya Salsa masih merasa bingung
"Zila jangan karena masalah lo ini lo ja..."perkataan Salsa terpotong ketika Zila memeluk tubuh Salsa dengan erat,Salsa hanya tertegun dan membiarkan Zila memeluk tubuh nya. tiba-tiba Salsa mendengar suara tangisan dari Zila
"Berat banget sa,gue capek berpura-pura kuat "mendengar perkataan Zila yang sedikit tak jelas karena tangisnya Salsa langsung membalas pelukan Zila tak kalah erat
"Tuhan ada kok Zila , mungkin sekarang tuhan lagi nguji lo "ucap Salsa lembut sambil mengelus rambut Zila
"gue tau berat bagi lo sekarang tapi semua itu kan karena lo, lo yang buat semuanya dan lo juga harus ngerasain dampak nya"ujar Salsa masih berusaha dengan lembut
"Hmmm gue tau"jawab Zila dan tersirat tawa kecil diujung perkataan ya
"Udah ayok turun"Zila hanya menjawab nya dengan anggukan
Salsa dan Zila turun bersama.
Salsa belum mau bertanya kepada Zila bagaimana keadaannya sekarang karena dia masih memberikan waktu untuk Zila bertenang diri dan disaat waktu yang tepat dia akan bertanya kepada sahabat nya itu.
"Gue cabut dulu ya, gue mau bolos sama Zidan. Udah janji soalnya"ucap Salsa dan langsung pergi meninggalkan Zila.Bukan menjadi rahasia lagi bahwa para Siswa maupun sisiwi dari Sma itu sering bolos tepatnya disaat guru killer yang pernah dilempar Zila balik dengan pengapus mengajar.
Zila berjalan sendiri dilorong sekolah sambil menyilangkan tangan di perutnya. Zila melewati kantor guru dan keluarlah guru killer yang sangat ditakuti semua murid kecuali murid yang bernama Zila.
"Heh!manusia,nggak mau bersyukur" ucap Guru killer itu sambil menaik-naikkan bibir atasnya.
Langkah kaki zila terhenti, dia memandang ke kanan kiri, depan, belakang, tak ada satupun orang.
Zila memundurkan langkahnya hingga berada didepan guru killer itu dan berkata
"Dasar guru nggak waras "ujar Zila dengan tawa licik lalu pergi begitu saja dengan gaya dinginnya.
***
Zidan dan Salsa bolos sekolah mereka berdua memutuskan untuk pergi ke pemakaman ibunya Salsa.
"Sudah lama sekali"ujar Salsa dan memandang pemakaman yang sudah lama sekali belum di kunjunginya
"masih waras kan Sa?"tanya Zidan menundukkan kepalanya mendekati wajah Salsa
"Jelas la...oh iya emangnya gue sependek itu sampek lo harus nunduk ngelihat wajah gue"kata Salsa memandangi wajah Zidan
"Hmmm"jawab Zidan singkat dan dengan refleks Salsa mencubit pinggang Zidan
"Sakit Sa"protes Zidan dan memasang wajah cute nya.
Salsa sama sekali tak menjawab dia langsung menarik Zidan kedalam pemakaman itu , Mereka menyusuri tanah pemakaman itu untuk mencari makam seseorang di dalam"Mau ngelayati siapa?"
"Orang paling spesial "
"Emang ada orang paling spesial si hidup lo selain gue "mendengar itu Salsa langsung menampar pipi putih Zidan
"Sri frana sutoyo?sutoyo?bukannya itu nama belakang lo?"mereka berdua sudah sampai di sebuah makam yang paling sudut dan di tumbuhi beberapa bunga kamboja dipinggir makam dan Zidan langsung melihat nama yang tertara di batu nisan itu"Iya"Jawab Salsa dan mengelus batu nisan itu
"Keluarga?"tanya Zidan entah sudah yang keberapa kali
"Ke banyak kan nanya lo, diem aja disitu"Zidan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan nya.
Salsa menyuruh Zidan membantunya untuk membersihkan makam tersebut. Disaat membersihkan makam itu suasana disitu sangat hening, zidan memandangi wajah Salsa yang sengak tapi manis itu
"Nggak usah mandangin gue, gue tau kok kalo gue cantik"Salsa menyadari kalau dia tengah dipandang manis oleh Zidan
"Heh?nggak siapa juga yang ngelihatin lo, dasar pede, lo nggak cantik tapi jelek "ujar Zidan dan berhasil membuat mereka tertawa bersama
"Oh iya lo belum jawab pertanyaan gue, mana orang spesial nya?"tanya Zidan lagi dan Salsa menunjukkan dengan memanjangkan bibirnya dan mengarahkannya ke arah makam yang sedang berada didepan mereka.
Mendengar itu ekspresi Zidan langsung berubah menjadi wajah penyayang yang penuh rasa kasihan.
"Lo nggak papa kan?apa lo baik-baik saja?siapa yang terbaring disini?"tanya Zidan panjang lebar
"Iya gue nggak papa dan gue juga baik baik aja kok "Zidan meletakkan tangan kirinya dibahu Salsa sambil mengelus ngelusnya.
"Ma Salsa sudah sma ma,mama banggakan ?tapi Salsa minta maaf Salsa nggak bisa dapat ranking di kelas, sangat sulit sekali mendapatkannya.
Ma!Salsa rindu sama mama, Salsa rindu dikucir sama mama..."Salsa menghentikan perkataannya dan menelan ludah dulu, lehernya terasa sakit dadanya terasa sesak. Dia meraih tubuh Zidan dan memeluk nya erat.
"Apa itu mama lo?gue tau pasti sangat sulit bagi lo untuk menerima kenyataan"ujar Zidan lembut dan mengelus rambut Salsa.