Salsa memandangi handphone nya, belum ada tanda masuknya telpon ataupun sms dari pacar barunya itu. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya handphone Salsa berdering, dengan sigap dia mengangkat nya
"Halo"ucap Salsa manis
"Manis banget bahasa lo! ngigau nih!"ucap seseorang dari telpon yang sepertinya suaranya sangat tidak asing baginya. Naufal.
"Oh lo?!apa?"nada bicara Salsa langsung berubah menjadi lesu
"Lo ngapain?"tanya Naufal
"Nggak ada"jawab Salsa dengan wajah muaknya
"Oh iya udah ya gue mau pergi dulu,bye!!"Salsa langsung menekan tombol merah .
Dilemparkannya telponnya ke tilam nya.
"Salsa ada yang dateng tuh"jerit seorang wanita dari luar kamarnya. Dengan malasnya Salsa membuka pintu dan langsung pergi kedepan untuk menyambut siapa yang datang malam-malam kerumah nya.
"Zidan?!"Salsa melihat Zidan berada di depan pintu sambil memegang sebuah kantong belanjaan
"Nih"Zidan menaruh barang bawakan nya ke tangan Salsa dan langsung duduk di kursi bambu
"Aku nggak tau cocok atau nggak, tapi kalo kamu nggak suka boleh buang kok"jelas Zidan
"Dibuang?sayang tau, tumben pakek aku kamu nih"ujar Salsa keanehan dengan pacar nya itu
"Ki...kita kan udah pacaran"jawab Zidan gugup.
Salsa membuka tas belanjaan itu dan dia mendapati kotak di hiasi dengan pita pink diatasnya
"Yakin nih ngasih aku?"Salsa berusaha meyakinkan Zidan yang gak percaya dengan apa yang dibelikan Zidan
"Ini kebanyakan"ujar Salsa tak percaya dengan apa yang sudah dibelikan Zidan.
"Baju,sepatu,dan tas... kok banyak banget?"protes Salsa
"Sekali-sekali kelihatan anggun nggak papa kan?"Zidan memandang Salsa dengan tatapan manisnya
"Makasih ya...sayang"Zidan senyum-senyum sendiri ketika dipanggil sayang oleh Salsa
"Aku pulang dulu ya,bye"Zidan pergi meninggalkan rumah Salsa dan Salsa segera masuk kedalam.
Salsa memandang sekilas kearah ibunya yang tengah memainkan tabletnya
"Itu siapa?pacar kamu? "Tanya ibunya tak memandang Salsa dan dia hanya diam dan melewati ibu tirinya itu tanpa disadarinya papanya memandangnya dari atas
"Salsa mama kamu nanyak!jawab dong"ucap papanya dari atas
"Nggak urusan lo"papa Salsa lansung turun dan menarik tangan Salsa untuk pergi ke hadapan ibu tirinya.
"Minta maaf sekarang,kamu nggak ada berubah nya ya?!"suruh papa Salsa dengan tegas
"Gue minta maaf"ujar Salsa diiringi dengan helaan panjang di akhir
"Lebih sopan kepada ibumu Salsa, dia ibumu bukan pembantumu!!! "Tegas papa Salsa dengan tatapan yang menyeramkan
"Wanita ini bukan ibuku, ibuku sudah mati"ucap Salsa terlihat sedang menahan emosinya dengan mengepalkan kedua tangannya.
Seketika tangan ayah Salsa mendarat di pipi putih Salsa yang sekarang kelihatan merah,Salsa memandang ayahnya dilemparkan nya hadiah yang diberikan Zidan tadi ke lantai dan langsung melipatkan kedua tangannya .
"Buatlah cara lain aku sudah muak dengan tamparan mu!buatlah sesuatu yang lebih bagus!!"kata Salsa dan mulai memasang wajah dinginnya
"Aku sangat menyesal mempunyai anak seperti mu"keluh papa Salsa
"Aku juga menyesal sudah berada di keluarga mu!"ucap Salsa santai walaupun itu hanya depan nya saja
"Kami sangat menyayangimu tapi kau... "papa Salsa merasa sangat sedih melihat anak sematawayangnya melawan nya seperti itu.Dipandang Salsa kearah papanya yang tengah menghapus airmata, Salsa merasa terpukul melihat papanya menangis dia merasa berdosa telah memperlakukan ayah kandungnya seperti itu,rasanya dia ingin menghapus air mata ayahnya.
Salsa mendekati papanya dan mengulurkan tangannya ke pipi papanya
"Awas tanganmu!!"papa Salsa menjatuhkan tangan Salsa.Tangan Salsa gemetar seketika dan ingin rasanya dia menjatuhkan airmatanya sekarang.
"p...p...papa Salsa minta maaf pa, Salsa mohon papa jangan nangis "mohonnya sambil berlutut dan meyatukan kedua tangannya.
"Salsa benar-benar minta maaf sama papa"ucap Salsa dari hatinya yang paling dalam tanpa menangis
"Sudah la,cepat minta maaf kepada mamamu"suruh papa Salsa lagi. Salsa bangkit dan memandang kesal kearah ibu tirinya
"mama?heh?kalo dia mama Salsa dia pasti udah cegah papa waktu nampar Salsa tadi"ucap Salsa dengan tawa kecil
"Sudah la mas, biarkan sajalah "akhirnya ibu tirinya angakat bicara
"Terserah deh"Salsa tak memperdulikan mereka, dia langsung pergi dan mengambil barang yang diberi Zidan tadi lalu pergi ke kamarnya untuk meletakkan itu setelah selesai dia mengambil tas dan handphone nya lalu pergi keluar tanpa izin dari orang tuanya.
***
Zila pergi ke club yang biasa dia datangi, Zila masih teringat dengan perkataan ayahnya tentang kakak nya, dia merasa dia tidak pernah mempunyai kakak bahkan dia tidak tau kakak nya lelaki atau perempuan.
Telpon Zila berbunyi dipandang nya nama yang ada di situ.Salsa.
"Kenapa?"ucap Zila dingin
"Lo dimana?"tanya Salsa
"Dirumah"jawab Zila singkat
"Lo bohong pasti di club kan, club mana gue mau kesana "kata Salsa cepat.
Zila mematikan telponnya setelah memberitahu alamat dari club itu.
Tak lama kemudian Salsa datang ke club itu dengan gaya yang selalu sama,tanpa ragu Salsa duduk disamping Zila dan mengambil kotak rokok yang sedang berada didepan Zila lalu mengambil isinya "lo punya masalah ya?masih banyak jalan keluar lain kok"kata Zila dan Salsa hanya berdelik kesal kearah Zila.
Salsa menghidupkan api kecil dari korek untuk rokok yang sedang berada di tangan nya
"Bahaya"Zila menarik rokok yang belum sempat disumbatkan Salsa ke mulut nya
"Permen gue habis Zila"ujar Salsa
"Yok keluar belik permen"Zila memandang Salsa dingin
"Permen gue mahal""Uang gue banyak,yok kita belik"Salsa tetap pada pendiriannya, dia hanya ingin menghisap rokok.
Zila menarik tangan Salsa tetapi nihil Salsa malah narik balik Zila untuk tetap duduk disamping nya
"Tetap disini, gue butuh temen"Zila merasa kasihan dengan Salsa.
Zila menganggukkan kepalanya tanda setuju
"Lo jangan ngerokok ya?"Salsa hanya menjawabnya dengan anggukan
"Lo punya ibu?"tanya Salsa tiba-tiba
"Punya, emang nya kenapa?"tanya Zila balik
"Dia sayang sama lo?"tanya Salsa lagi
"Gue percaya kalo dia sayang sama gue"Salsa hanya tersenyum mendengar nya
"Kenapa lo nanyakin soal ini?"Zila memandang Salsa khawatir
"Cuma nanyak doang "jawab Salsa .
Salsa menampung kepalanya di tangan kirinya dipandangnya seluruh isi club itu hanya dengan memutar bola matanya saja
"Murung banget sih,lo kenapa?"Salsa hanya menggelengkan kepalanya.
Zila memandangi wajah Salsa yang dari tadi menatap kosong kearah ruangan club itu,rasanya Zila ingin bertanya apa masalah Salsa tapi menurut Zila pasti terlalu lancang.
Salsa mengalihkan pandangannya kearah alkohol yang tengah diminum Zila, ditarik nya dari tangan Zila dan langsung diminumnya alkohol itu yang kelihatannya tinggal setengah gelas.Zila hanya membiarkannya saja ,Zila hanya berpikir bahwa Salsa tengah merasakan sakit yang sama seperti dia rasakan.
Tiba-tiba telpon Salsa berdering, dipandang nya nama dari penelpon dan dia tersenyum kecil."Salsa,kamu udah tidur?"tanya Zidan perhatian dan Salsa hanya menggeleng yang tak tampak sama sekali oleh Zidan
"Kok ribut banget, kamu di club ya?"ujar Zidan khawatir
"Kamu di club sama siapa?"tanya Zidan lagi"Iya aku di club sayang...."mata Zila membulat seketika ketika mendengar kata SAYANG
"Sama Zila,emang kenapa?"Salsa menidurkan kepalanya di meja panjang bar itu
"Apa nggak denger!"ujatmr Di dan sedikit menjerit
"Aku lagi sama Zila saayaaangggg...."teriak Salsa
"Sama Zila!oh iya kan Zila baru ada masalah jadi kamu suruh dia pulang ya dari club itu"Salsa mengangkat kepalanya dari meja bar itu ,dihembusnya poni nya yang tak ada
"Cuma dia doang yang diperhatiin"rengek Salsa
"Bukan gitu, tapi..."
"Aku juga ada masalah kok, kamu ada nanyak nggak "jelas Salsa.
Salsa langsung menutup telponnya,diacak-acaknya rambutnya yang sudah berantakan
"Salsa lo pacaran ya sama Zidan"salsa hanya menjawabnya dengan anggukan
"Masa kalian nggak ngabarin gue sih, parah banget!!"ujar Zila dan memukul pelan di bagian lengan Salsa.
Salsa menitikkan airmata walaupun hanya sedikit,Zila merasa terkejut
"Sorry sa, sakit ya "Ujar Zila memegangi lengan Salsa yang dipukul nya tadi dan Salsa hanya menggeleng
"Lo mau peluk gue nggak?"Zila kelihatan kasihan dengan ekspresi wajah Salsa, Zila sama sekali tak menjawab
"Kalo nggak mau juga nggak papa"ujar Salsa kecewa, ditundukkannya kepalanya hingga seluruh wajahnya tertutupi oleh rambut berwarna coklat itu
"Gue baru jadi sahabat lo, menurut lo itu nggak lancang "ucap Zila ragu-ragu .
Sebetulnya dari tadi Zila sangat ingin membawa sahabat baru nya itu kedalam pelukannya dan dia juga ingin merasa sakit yang dirasakan Salsa.
"Kali ini mau lo, yaudah"Zila memeluk tubuh Salsa dari samping dengan erat dan berkata
"Semua akan baik-baik saja"Salsa membalas pelukan Zila, ntah mengapa berada dipelukan Zila membuatnya menjadi nyaman.
"Gara-gara Zidan?"tanya Zila masih tetap memeluk Salsa
"Gue nangis gara-gara cowok, mustahil!!!!"Zila merasa yakin dengan perkataan Salsa, karena sebelum Zidan menelpon sifat Salsa sangat memuakkan.
Semua orang diclub itu berlarian keluar ,Salsa dan Zila merasa kebingungan dengan semuanya mereka berdua bangkit dari duduknya, dipandang Zila kesemua penjuru club itu ternyata----Hai silent readersku mohon divote ya!
Itu sengaja nggak di lanjutin supaya penasaran😀😉