CF::7 - Jangan Pergi

8.1K 886 11
                                    

CF::7

Jangan Pergi

»Aliando

KOK gelap, ya?

Hm? Mata gue kok gak bisa dibuka, ya?

Gue mencoba membuka mata, tapi gak bisa. Mata gue rapet banget, kayak dilem super. Tapi, gue terus berusaha membuka mata gue.

Terus berusaha, sampai akhirnya gue bisa ngeliat cahaya. Terang banget. Sampe gue pikir, gue masuk ke cahaya itu karna yang gue liat cuma warna putih aja.

Ugh, silau.

Gue menyimpitkan mata gue, dan saat itulah, cahaya itu jadi sebuah taman yang penuh dengan bunga. Indah.

Tapi, perhatian gue teralihkan waktu liat seorang anak cowok berumur 8 tahun yang duduk dipangkuan seorang laki-laki paruh baya. Mereka dengan ringannya tertawa, becanda, dan saling melemparkan senyum tanpa tahu ada seorang anak cowok lainnya yang duduk termenung menatap keduanya.

Padahal, anak cowok itu lebih kecil dari anak cowok satunya. Masih berumur 4 tahun, namun hanya diabaikan.

Ya. Kalian bisa tebak anak kecil 4 tahun itu siapa. Itu gue. Gue yang selalu diabaikan dan terbuang.

Dan itu Kakak gue. Kakak gue yang selalu diutamakan dan dinomor satukan.

Gue sampe heran. Apa sih salah gue?

Apa karna setelah gue lahir didunia ini, nyokap gue pergi?

Haha. Begitu konyol kah dunia? Sampe-sampe, takdir seorang manusia disalahkan kepada makhluk hidup.

Gue juga sedih karna nyokap gue meninggal. Gak kayak orang lain, gue gak punya nyokap sewaktu lahir.

Bokap gue menutup mata untuk nganggep gue 'anak'.

Dan Kakak gue yang selalu bersikap munafik minta gue balik ke rumah dengan alasan 'pengen tinggal bareng'. Tapi entah kenapa, gue ngerasa bukan itu alesan sesungguhnya.

Inilah gue. Gak kelihatan.

Orang-orang ngeliat gue dengan tatapan memuja, iri, dan juga benci. Tapi, mereka gak pernah ngeliat gue. Gue yang nyata. Gue yang bener-bener gue.

Bukannya gue bersikap dingin karna gue sok cool. Tapi, gue lupa caranya mengeluarkan emosi. Nangis gak bisa, apalagi marah. Senyum gak bisa, apalagi ketawa.

Semuanya terkubur gitu aja. Walaupun tadi, gue marah-marah ke tuh pembantu, tapi tetep aja gue gak bisa buat tetep mempunyai emosi itu.

Karna, gue adalah manusia yang gak pantes menderita, juga gak pantes buat bahagia.

Hidup gue datar.

Gue terlalu dipuja, juga terlalu disiksa.

Si gue masa kecil yang ada didepan gue terus murung, dia berjalan kearah salah satu pohon beringin dekat danau, dan gue masa kecil pun berubah jadi gue 6 tahun yang lalu.

Disana, duduk tepat disamping gadis SD kelas 6.

Dia, cewek satu-satunya yang ngeliat gue, nyamperin gue dengan percaya diri, tanpa takut gue diemin. Dia tetep nyerocos, bagaikan tau gue ada disitu. Bagaikan; Gue ada. Gue nyata disana. Gue denger dia ngomong.

Tapi, itu hanya sesaat. Karna setelahnya, tuh cewek malah berdiri dan ninggalin gue. Senyum di wajah gue masa itu berubah jadi murung. Dia bergumam, "Jangan pergi ...," lirihnya. "Tetep disisi gue ...,"

Ya.

Jangan pergi ...,

Tetep disisi gue ...,

Cinderella [Failed]✔[PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang