CF::2 - Hate

9K 924 3
                                    

CF::2

Hate

»Prilly.

AKU terdiam menatap dinding yang tadinya dihiasi oleh foto pernikahan ibuku, sekarang berganti menjadi foto pernikahan mereka.

Ah.

Apa aku mulai membeci Ayahku?

Mungkin saja.

Ayahku tidak mencintai ibuku lagi. Jadi, apa aku harus tetap mencintainya?

Masalahnya, ini bukan sepenuhnya salah Ayahku.

Ah ya.

Ini pasti salah dia. Salah wanita bejat itu.

Aku membencinya, sungguh. Ia hanya menginginkan harta Ayahku, bukan cinta Ayahku.

Aku tidak mengerti mengapa Ayahku menikahi wanita miskin itu dan membuat anaknya menjadi Cinderella dadakan.

Aku benci. Mengapa saat aku dan Ayahku sedang bahagia-bahagianya, wanita jahanam itu datang dan membuat Ayahku menikahinya.

Apa sih yang Ayahku lihat darinya?

Dilihat dari kecantikan ibuku dan dia, ibuku adalah miss universe dan dia hanyalah kembang desa.

Dilihat dari kekayaan ibuku dan dia, ibuku adalah seorang istri seorang raja dan ia hanyalah rakyat jelata.

Dilihat dari manapun juga ibuku adalah yang terbaik!

Apa sejak Ayahku ditinggal ibuku, selera Ayahku menjadi rendahan?

Ck, aku kasian pada Ayahku.

Oh! Apa mungkin, wanita bejat itu mempelet Ayahku?

Oh! Tidak! Tidak! Itu sangat buruk!

Aku menggeleng kuat atas pemikiran itu. Mataku kembali menangkap foto pernikahan mereka. Air mataku pun sukses jatuh dari sudut mata kiriku. Entah mengapa, aku kembali teringat ibuku.

Apa dia tenang di sana?

Ah tidak mungkin.

Pasti, dia sedang geregetan ingin menendang wanita biadab itu dari kehidupan Ayahku.

Tapi, nanti ibuku pasti akan menjadi seorang bidadari yang akan menolongku saat akan ke pesta dansa. Dan aku akan bertemu pangeran dan hidup bahagia selamanya.

Ibu beserta Kakak tiriku akan aku asingkan ke pulau tidak berpenghuni dan membiarkan mereka di makan hiu.

Aku jadi membayangkan saat hiu itu mencabik-cabik mereka bertiga. Alangkah baiknya, kalau itu di jadikan sirkus dan di tayangkan di seluruh dunia. Aku tertawa kecil karnanya.

Tawa kecilku terhenti saat salah seorang pembantu memanggilku. Aku berbalik dan mematap dia dengan tatapan bertanya.

"Dipanggil sama tuan." katanya.

Aku memgangguk. "Nanti aku akan menemuinya."

Ia mengangguk dan menghilang di lorong.

Sebagai sentuhan terakhir, aku memukul keras foto itu dan kaca pembatasnya pecah. Darah segar mengalir di buku-buku jariku.

Tidak sakit, sungguh.

Mungkin, ini adalah akibat aku terlalu sakit hati.

Aku kemudian berjalan ke kamar Ayahku. Setelah mengetuk pintu dan perintah masuk dari dalam, aku membuka pintu dan melihat Ayahku sedang duduk dengan menyilang kakinya di atas kasur. Ayah terlihat serius memperhatikan sebuah dokumen.

Cinderella [Failed]✔[PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang