CF::15 - Prilly Dibully

6.6K 728 7
                                    

CF::15

Prilly Dibully

»Prilly

Aku ingin membunuh wanita jalang itu. Sangat kurang ajar, berani-beraninya dia membullyku. Siapa dia sih? Dia itu hanya rakyat jelata yang sok berkelas karna mempunyai konco-konco yang selalu menuruti perintahnya. Ish, dasar manusia! Untung saja aku ini bidadari, sifatnya gak meninggi kayak dia. Benar, tidak?

Harus benar!

Ah, ya, aku lupa mengatakan lokasiku sekarang dimana. Kalian tahu tempat menjijikan, kumuh, berdebu, dan sangat tidak elegan? Jika kalian tidak tahu, aku akan langsung saja memberi tahu dimana aku sekarang. Saat ini, aku berada digudang. Lebih tepatnya, DIKUNCI DIDALAM GUDANG. Apa aku mengunci diriku sendiri?

Hey! Jangan bego! Aku ceritanya sedang dibully oleh cewek-cewek sok berkuasa disekolah ini. Aku lupa siapa nama ketuanya. Lagian, tidak penting juga, sih. Aku juga tidak tahu mengapa dia mengatakan namanya saat mengunciku digudang.

Dia bilang, aku ini sok karna selalu bareng dengan para cowok most wanted, terutama Ali.

Ya, aku tahu jika dia itu iri. Manusia memang begitu, jika mereka tidak mampu mendapatkan sesuatu, mereka akan menyalahkan orang yang mereka iri. Ini yang membuatku sangat memperlihatkan sikap aroganku. Inilah sifatku, dan aku menunjukannya secara terang-terangan. Kalian harus tahu, aku lebih baik dibenci orang karna orang-orang melihat jelas sifat burukku, daripada memakai topeng 'baik' dan menyembunyikan sifat dirinya yang sebenarnya.

Katakan saja aku ini orang yang berpikiran pendek. Karna memang, aku lebih memilih menjadi orang yang berpikiran pendek daripada harus susah payah memakai topeng 'baik' atau 'ramah'.

Baiklah, sekarang kembali ke masalah inti. Jadi, BAGAIMANA AKU BISA KELUAR DARI SINI?!

Ah! Aku lupa akan sesuatu. Tanganku yang tadinya tersimpan disisi tubuhku, sekarang terulur untuk mengambil ponsel yang ada didalam saku rokku. Ah, apa aku harus mengatakan bahwa mereka membully dengan setengah-setengah? Mereka bodoh, bego, kurang ajar, dan sialan. Apa mereka tidak mengatur rencana untuk membuliku? Kenapa mereka tidak mengambil ponselku terlebih dahulu?

Tapi, baguslah, aku bisa menelfon seseorang dulu. Nah, sekarang masalahnya, mengapa aku harus terdiam menatap ponselku? Aku bingung harus menghubungi siapa.

Ali? Sepertinya, dia pasti akan menganggap panggilanku tidak penting.

Arkan dan Erkan? Tidak, aku tidak sudi membuat mereka bahagia karna aku butuhkan.

Aaron? Hmm ..., boleh juga.

Aku kemudian menyimpan ponselku ditelinga setelah mengatur ponselku untuk menghubungi Aaron. Nada sambung terdengar, dan Aaron belum mengangkat panggilanku. Ah, apa dia sedang beol? Biasa, dia kan begitu orangnya.

"Halo?"

Nah, siapa yang ngangkat tuh? Memang sih Aaron sudah mengangkat panggilanku, namun, mengapa suaranya berbeda? "Halo? Ini siapa ya?"

"Prill? Ini gue Erkan. Kenapa ya? Aaron nya lagi ke WC."

Ah, benar dugaanku jika cowok yang selalu menempeliku itu sedang beol. Huft, untuk pertama kalinya, aku menyesal karna Aaron tidak menempeliku. Ngomong-ngomong soal cowok sialan-yang-suka-menempeliku itu, tadi aku mengusirnya saat dia malah menempeliku ke kamar mandi. Eh, keluar dari kamar mandi, dia malah tidak ada dan aku diseret dengan kurang ajarnya ke tempat yang gak-banget ini. Dan ..., kenapa juga dia balik bermain dengan Erkan? Apa dia sudah tidak memilihku?

Hmmm, aku curiga jika saat aku didalam toilet dan Aaron menungguku, Erkan melewati toilet dan mengajak Aaron. Dan karna Aaron tidak bisa menolak, ia terpaksa harus mengikuti Erkan. Hey! Bukannya aku suudzon atau bagaimana. Namun, Aaron takkan dengan ringannya membiarkanku dan meninggalkanku, maka dari itu aku menyimpulkan hal tersebut.

Cinderella [Failed]✔[PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang