CF::17 - Agresif

7.9K 741 43
                                    

»Author

"Gue duluan," pamit cewek itu sambil berjalan melewati Ali.

Cowok itu menggeram. Ia masih terdiam ditempatnya dengan jantung yang bergemuruh hebat. Mematung disana, memikirkan apa saja yang Prilly perbuat bersama Aaron, dan juga apa arti Ali dihidup Prilly.

Ali pikir Prilly menyukainya.

Tapi, kenapa Prilly lebih membela Aaron daripada Ali?

Ali tidak terima. Maka dari itu, ia berbalik dan mencengkram tangan Prilly.

Prilly berjengit saat merasakan tarikan kasar dari Ali. "Ali! Apaan sih lo?! Lepasin tangan gue! Gue mau ke kamar!"

Ali tidak menghiraukan pemberontakan dari Prilly ataupun seruan serta ringisan gadis itu. Ia tak peduli. Ia hanya ingin tahu seberapa pentingkah dirinya dimata Prilly?

Prilly berdecak, dan pasrah saja dirinya digiring kedalam kamar tidur Prilly.

Ali membanting pintu kamar Prilly dengan kasar. Dengan emosi, ia menghempaskan tubuh mungil Prilly ke dinding, dan langsung mendempetkan tubuhnya, membuat Prilly terkunci karna tembok dan tubuh Ali yang menghalanginya.

Apa-apaan ini? Dengan sekuat tenaga, Prilly mencengkram bahu Ali, dan mendorong tubuh Ali kuat-kuat.

Ali sempat limbung. Namun, dengan cepat Ali mencengkram tangan Prilly, dan menempelkan tangan cewek itu di dinding, persis diatas kepala Prilly.

Prilly mencoba berontak dan berteriak. Namun, saat ia merasakan deru napas kasar Ali mengenai wajahnya, Prilly tersentak dan menahan napasnya. Ia menyadari jika saat ini, posisi yang sering ditunggunya didalam drama, ia alami sendiri. Cewek itu menelan ludah dengan antusias. Apakah ia akan dicium?!

"Lo, bukannya lo jatuh cinta sama gue?" tanya Ali dengan deru napas kasar, membuat fantasi menyenangkan Prilly terhenti.

Ia mengerjap, dan mengangguk antusias. Dipikirannya saat ini, Ali pasti akan mencium bibirnya. Ini adalah saat yang pas untuk jujur-jujuran.

Ketegangan rahang Ali berkurang saat meihat Prilly mengangguk. "Trus kenapa lo malah lebih belain Aaron?"

Prilly berpikir sebentar. "Karna dia penting buat gue."

"Apa dia lebih penting dari gue?" tanya Ali dengan rahang yang makin mengeras, membuat Prilly sadar jika Ali marah karna hal tersebut. Ingin sekali Prilly tertawa karna kecemburuan Ali pada Aaron. Namun, ia menahannya karna tidak ingin merusak nuansa romantis nan tegang ini.

"Eng ..., gak juga sih."

"Bohong!" seru Ali dengan napas memburu, "Dia pasti lebih penting dari gue, kan? Iya, kan? Gak mungkin lo ngebelain Aaron kalo cowok itu gak lebih penting dari gue."

Prilly terdiam, berpikir jawaban yang tepat agar mendapat ciuman dari Ali secepatnya. "Trus, mau lo apa sekarang?" 'mau cium'! Jawab gitu, Li! Sakit nih tangan gue!

"Gue mau, c-"

Cium, kan?!

"-uma gue yang terpenting buat lo."

Prilly tertegun. Antusiasme dalam dirinya yang tadi membara, hilang seketika saat mendengar perkataan dalam dan tulus dari Ali.

"Gue mau, elo nganggep gue lebih penting dari Aaron." kata Ali, kemudian menghela napas panjang. Ia menatap Prilly tepat dimanik mata. "Gue pengen, gue juga jadi bagian penting dalam hidup lo, Prill. Gue pengen berguna buat lo. Gue pengen lo ngehubungin gue untuk pertama kalinya disaat lo susah, sedih, senang, marah, dan lain-lain. Jangan Aaron. Gue juga pengen berguna buat lo."

Cinderella [Failed]✔[PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang