Mulmed : gambaran Airly.
#####
Lily membuka matanya, cahaya langsung mennyilaukan matanya, tapi itu tak berlangsung lama. Tubuhnya terasa sangat sakit dan agak sulit untuk di gerakkan. Karena itu alasan dirinya sekarang ada di ruang kesehatan. Berbaring bersama teman-temannya di ruangan ini.
Lily berusaha bangun tapi tak bisa, tubuhnya benar-benar lemas. Rasa pusing di kepalanya membuat Lily memegang keningnya yang di balut kain putih. Lily menghela nafas perlahan sembari menutup matanya mengingat-ingat kejadian terakhir yang membuat keningnya di lilit dengan kain putih saat ini.
Terakhir kali yang Lily ingat adalah seseorang yang tiba-tiba menghalangnya berlari menuju Calk. Seorang perempuan berambut kuning dengan mata kucing itu langsung melayangkan tinjunya yang telak mengenai perutnya dan membuat dirinya terpental ke belakang berguling-guling di rerumputan.
Saat itu Lily tak bisa bangun lagi, semuanya terasa berputar-putar. Darah bercucuran dari kepalanya. Lalu ada yang memukul tengkuknya dan semuanya gelap.
"Lily jangan selalu menyusahkan teman-teman mu." Lily merutuk dirinya sendiri sembari memukul kepalanya pelan.
Lily menghela nafas pelan, mencium bau obat yang menjadi wangi khas ruangan yang sedang dirinya tempati ini. Lily meremas selimut putih yang menutupi tubuhnya sampai bagian perut, lalu menoleh ke samping kanannya dan di dapatinya Calk di sana.
Calk berbaring di sana masih memejamkan matanya. Banyak luka yang tampak di wajahnya. Kening dan tangan kirinya di balut dengan kain putih. Keadaannya saat ini sangat parah. Bahkan, ada alat untuk membantu penyihir lelaki itu untuk bernafas.
Lily terus memperhatikan Calk, sampai tiba-tiba wajah lelaki itu mengekspresikan rasa sakit. Lily membulatkan matanya, saat di dapatinya sesuatu di leher Calk yang menyala setelah temannya itu menggeram pelan dalam tidurnya. Itu seperti tulisan sihir yang menyala berwarna merah.
Pintu ruangan terbuka membuat Lily langsung mengalihkan perhatiannya. Beberapa penyihir dewasa memasuki ruangan bersama para airly. Kira-kira ada delapan penyihir dewasa dengan pakaian serba putih dan delapan airly yang salah satunya membawa sebuah bungkusan berwarna coklat yang entah apa isinya.
Kedelapan penyihir dewasa dan airly memencar kesetiap tempat tidur yang di tempati termasuk Lily. Salah seorang penyihir dewasa menghampirinya terlebih dahulu dan terlihat terkejut saat mengetahui kalau penyihir perempuan yang harusnya masih tak sadarkan diri kini sudah membuka mata di tempatnya.
"Kau...," penyihir dewasa itu terlihat sangat sulit untuk berbicara, merasa sangat... aneh. "Apa kau merasakan sakit?"
Si penyihir langsung memeriksa Lily, memanggil rekannya airly. Dan, peri awan itu pun sama-sama terkejutnya.
"Tidak. Tapi, kepala ku sedikit pusing." Lily menjawab dengan pelan.
Kedua makhluk di hadapnnya itu terkejut untuk yang kedua kalinya dan membulatkan mata mereka saat Lily menjawab pertanyaan mereka.
"Kau--kenapa? Kenapa bisa?" Sang penyihir berujar dengan gugup pada dirinya sendiri. Sedangkan si airly mengepakkan sayap kecilnya melayang ke arah Lily.
"May, apa yang kau lakukan?" Si penyihir dewasa bertanya pada May--si airly.
"Aku hanya akan memeriksanya, Qurd."
May melayang semakin mendekat ke arah Lily dan mendarat dengan mulus di atas kening Lily. Kaki-kaki kecilnya tampak tak nampak menjajaki kening Lily, tapi tetap saja dia dapat berjalan layaknya seseorang yang mempunyai kaki. Peri itu makhluk mungil yang terbuat dari debu sihir yang hidup--salah satu ciptaan dan peninggalan Queen Glade yang sangat-sangat bermanfaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gleam&Dreary [ON HOLD]
FantasyGleam dan Dreary Bersinar dan Suram Itu lah mereka. Dua orang yang memiliki kekuatan sihir yang sangat bertolak belakang, tapi di takdirkan bersatu untuk memenangkan sebuah peperangan. Sejarah menyimpan segala nya. Manusia menyimpan cinta dan benci...