Chapter 11

28 2 0
                                    

Di mulmed : Gartwin D'Querd ya. Dari anime InuBokuSS (Miketsukami Soushi)

Tadinya kan bingun milih pemerannya, karena emang belum di pikirin sih. Tapi pas liat cover nya dari anime InuBokuSS yaudah authoe cari aja temen-temennya. Semoga pas sama bayangan kalian ya...^^

#####

Kaki-kaki jenjang Gart berjalan cepat di lorong asrama laki-laki. Mencoba tak menimbulkan suara apapun dilantai katu asrama ini. Melewati kamar-kamar yang hening.

Gart merasa harus menyelesaikan masalah ini sekarang. Mencoba meyakinkan pasangan nya percaya dengan semua ucapannya.

Akhirnya, kakinya berhasil melangkah keluar dari asrama laki-laki, dan mulai melangkah di taman hijau yang luas, yang memisahkan asramanya dengan asrama perempuan.

Gelap gulita yang mengikutinya, suara burung gagak menggema-gema di atas kepalanya. Angin dingin berhembus, membelai kulit nya yang tak tertutup baju. Dan, disaat yang bersamaan dengan suasana itu, luka lebam diwajah nya kembali berdenyut. Ujung bibirnya yang sedikit robek mulai mengeluarkan darah lagi.

Ukh. Sungguh sial siang nya tadi. Setelah ini kesalah pahaman nya dengan lelaki itu akan semakin memburuk. Lagipula, kenapa lelaki itu sangat membencinya? Bukannya Gart sudah meminta maaf dengan semua kesalahan dan kesombongannya pada mereka? Dan Gart benar-benar tulus mengatakan itu.

Kaki Gart memijak tepat di depan pintu besar asrama perempuan. Gedung gelap itu menjulang tinggi di hadapannya, tak ada satupun cahaya yang memancar dari dalam. Menandakan tak ada lagi yang tersadar di dalam gedung besar itu, mungkin kecuali penjaga keliling yang akan memeriksa semua kamar.

Walau di depannya pintu tak terkunci dan tak ada lagi yang tersadar, dan Gart bisa saja menyelinap menjadi bayangan saat lelaki itu bertemu dengan penjaga keliling, tapi lelaki itu tak memilih masuk ke dalam. Ada satu peraturan kerajaannya yang sudah melekat erat di dalam dirinya.

Jangan masuk ke kamar wanita secara diam-diam.

Dan kalimat itu terucap dari bibir ayahnya saat Gart kecil suka berlari masuk keluar dari kamar kakak perempuannya yang saat itu sudah beranjak dewasa dan menjadi penyihir yang kuat. Karena itu privasi wanita itu sangatlah di hargai.

Dengan cepat Gart berjalan mengitari gedung besar dan bertingkat itu, mencari aura yang memancar dari mungkin salah satu kamar. Sampai akhirnya langkah lelaki itu berhenti tepat di bagian belakang bangunan asrama perempuan. Kepala nya mendongak ke kamar pojok paling atas. Di sana, cahaya memancar dari dalam kamar itu, mungkin hanya kamar itu yang masih memancarkan cahaya lampu pada pertengahan malam seperti ini. Tapi, dengan cepat cahaya itu mati, lalu beberapa saat kemudian muncul lagi. Dan, Gart mengambil kesimpulan kalau cahaya itu bukanlah cahaya lampu, tapi cahaya dari kekuatan sihir lighting. Tanpa sadar senyuman tipis muncul di wajah Gart.

Lagi, dengan lincah juga dengan bantuan sihir nya, kaki-kaki Gart menginjak udara dengan santainya. Sebenarnya, menguasai sihir tingkat ini cukup sulit, butuh konsentrasi untak dapat mengendalikan angin agar dapat dipijak di udara kosong. Tapi, hal ini tak mengagetkan, mengingat Gart yang memiliki sihur agung darken dan sudah bisa dibilang dapat mengendalikan sebagian dari kekuatannya itu, Gart jadi cukup mudah melakukan teknik sihir ini.

Hingga sampailah dia di tempat dudukan jendela kamar perempuan itu. Tangan nya terangkat untuk mengetuk jendela kamar itu, tapi segera ia hentikan gerakan tanganya itu. Kepala nya segera menoleh kearah rerumputan luas yang mengelilingi asrama perempuan itu. Dan yang Gart lihat hanyalah kegelapan, lalu di belakangnya cahaya kembali memancar dari dalam. Lagi, Gart kembali menoleh ke arah jendela.

Gleam&Dreary [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang