Part 1

5.8K 207 4
                                    


Part 1

Cakka kembali membuka laptopnya, minggu ini kembali terjadi perampokan di Bank of New York di 48 Wall St, seorang pegawai bank tewas dan uang nyaris 200 juta dollar raib dalam seketika.

Ini sudah perampokan kelima selama lima tahun belakangan, tahun pertama terjadi perampokan didua rumah menteri yang kemudian menghilangkan 50 juta dollar dalam semalam, tahun berikutnya terjadi perampokan lagi di toko perhiasan ternama nomor satu di New York, Harry Winston, mereka kehilangan liontin, bros, cincin, dan gelang senilai 75 juta dollar, tahun berikutnya di Citibank yang kehilangan 90 juta dollar diambil oleh seorang hacker anggota ESC, disusul rumah seorang aktris papan atas Emily Duerre yang kehilangan perhiasan dan uang senilai 100 juta dollar, kali ini terjadi lagi kasus perampokan, diduga masih dengan perampok yang sama, ESC.

ESC, begitulah istilah perampok itu dikenal, tidak ada yang tau berapa jumlah sebenarnya anggota ESC, yang jelas ketika mereka merampok, mereka hanya mengelurakan dua hingga empat orang anggotanya dan sisanya hanya dibalik layar.

Setiap perampokan yang mereka lakukan benar-benar disusun serinci dan sedetail mungkin, orang-orang menyebutnya ESC yang berarti Escape (Melepaskan Diri) karena mereka sama sekali tidak meninggalkan bekas sidik jari ditempat mereka merampok dan benar-benar menghilang bak ditelan bumi, tidak ada yang tau motif dasar perampokan ini.

ESC masih menjadi teka-teki, seperti hal yang tabu karena tidak ada yang benar-benar pernah melihat langsung wajah anggota ESC. Masyarakat menganggap ESC adalah ancaman besar, bahkan polisi tak benar-benar bisa menemukan pelaku perampokan tersebut.

Cakka kembali mengulang rekaman cctv yang dikirimkan salah seorang rekannya, tidak ada yang aneh bagi orang biasa yang melihatnya, tapi untuk Cakka, gadis berambut panjang yang sempat bercakap-cakap dengan pegawai bank adalah sesuatu yang ganjil.

Gadis itu datang sejam sebelum terjadi perampokan, ia memakai topi lebar berwarna krim, kemeja senada, celana goyang hitam, tas jinjing berwarna putih, dan wedges hitam yang membuatnya seperti orang kantoran, tidakkah aneh jika seorang pegawai kantoran masuk ke bank dengan menggunakan topi lebar seperti koboi dengan rambut terurai?

Itu pointnya.

Gadis itu terlihat tenang, gerak geriknya sama sekali tidak mencurigakan, ia hanya seperti mengambil uang di bank itu.

Cakka mengambil ponsel yang terletak di samping laptopnya, ia mencari nama 'Difa Maxwell' dikontaknya lalu menekan tombol icon call.

"Hallo," terdengar suara Difa menyahut.

"Hallo, gue butuh daftar tamu yang datang ke Bank of NY sebelum terjadi perampokan itu," ucap Cakka pada Difa.

"Akan segera gue kirim," balas Difa tanpa banyak bertanya.

"Ok, tetap awasi jalanan sekitar Bank, gue akan kirim gambar seseorang, kalau lo ketemu orang itu tetap awasi,"

"Baiklah."

Cakka kembali mengamati gambar gadis itu setelah memutuskan panggilannya, Cakka tebak tingginya sekitar 165-170 centi, bobot tubuhnya terlihat proporsional, sayang, wajahnya terlihat tidak jelas dikamera.

Cakka lalu mengirimkan foto gadis itu pada Difa, Difa adalah orang kepercayaannya, ia tau Difa sangat setia padanya.

Cakka tidak ingin gagal lagi, sudah dua tahun ia menjalankan misi ini, kerja sama kelompoknya dengan pemerintah, tapi selama dua tahun tidak ada satu pun informasi yang terkorek tentang ESC.

Kali ini Cakka sendiri yang akan turun tangan, ia akan membuka misteri tentang siapa ESC, tidak peduli jika nyawanya adalah taruhannya.

Lagipula reperti ini lah pekerjaannya sebagai seorang Agen Rahasia, ia menyusup, memberikan informasi tentang segala aktifitas dan kondisi markas pertahanan musuh, lalu mencuri data base teknologi juga sabotase kekuatan musuh, semua itu ia lakukan untuk kepentingan satuan militer dan demi pengabdian dan rasa patriotisme kepada negara.

EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang