Part 3

3.4K 164 6
                                    


Part 3

Shilla melepaskan pagutan bibirnya, langit masih gelap tapi ia dapat melihat iris mata Cakka yang berkilau.

"Kenapa lo disini?" tanya Shilla.

Cakka nempererat pelukannya dipinggang Shilla, "Nyelamatin lo," jawabnya.

"Lo ngikutin gue?"

"Nggak persis seperti itu, tapi untuk nyelamatin lo dari si bajingan itu, ya,"

"Apa yang lo mau dari gue, Cakka?"

Cakka menggeleng samar, ia melepaskan tangannya dari pinggang gadis itu, "Gue gak tau. Ayo, gue antar lo pulang," ucapnya lalu menggenggam tangan Shilla keluar dari lorong itu.

"Gue tinggal disini, mau mampir?" tanya Shilla ketika mereka sampai di lobbi apartemennya.

"Lo butuh istirahat, sampai jumpa lagi," ucap Cakka lalu berbalik meninggalkan Shilla.

Shilla memandang punggung yang semakin menjauh itu, bibirnya terangkat keatas membentuk sebuah senyuman kecil.

"Sampai jumpa lagi," bisiknya yang tentu saja tak akan bisa Cakka dengar.

--

"Nggak ada perkembangan yang berarti, gue nggak ngerti kenapa ESC bisa buat perampokan sebersih itu," Difa berkomentar lalu meletakkan botol anggurnya diatas meja.

"Itu sebabnya, lo harus lebih cerdik dari pada mereka," ucap Arnold yang duduk dikepala meja, membalas ucapan Difa.

"Gue ngehabisin 24 jam didepan komputer, jadi mereka ngehabisin berapa jam yang gue lewatkan?" tanya Difa.

Cakka yang tengah bergulat dengan laptopnya melirik Difa, "Pertanyaannya bukan itu, tapi berapa hal yang mereka lakukan dan terlewatkan oleh elo?" ucapnya menyambung percakapan dua rekannya itu.

Difa menoleh, "Demi Tuhan, siapa sih mereka? Gue pikir, gue cukup cerdas dengan 10 komputer gue," ucapnya tak habis pikir.

"Itu juga pertanyaan orang-orang," ucap Arnold.

"Ngomong-ngomong, gimana sama gadis penari erotis itu?"

"Gue pikir dia gak tau apa-apa,"

"Itu kedengaran manis, lo harus segera interogasi dia, Cakka,"

"I do,"

"Menurut lo, apa mereka akan ngerampok lagi dalam waktu dekat?"

"Nobody knows, Arnold."

Hening.

Ketiga pemuda itu tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

"Pasukan militer udah berjaga-jaga disepanjang pelabuhan, mereka gak akan bisa melarikan diri, penjagaan negara udah diperketat," ucap Arnold kemudian.

"Mereka masih disini, gimana pengakuan saksi?" tanya Cakka.

"Mereka gak tau, kejadiaannya cepat, mereka dibius dan diseret, wajah ditutup, dan perampokan itu terjadi,"

"Dan gimana hasil cctv nya?"

"Seperti yang lo ketahui, rekaman cctv yang Difa kirim ke lo itu satu-satunya cctv yang nggak dialihkan, mereka udah ngerencanain perampokan itu sejak lama,"

"Mereka juga bius pegawai Bank, dan mereka tau password komputer Bank, luar biasa kan?" tambah Difa.

"Mereka punya hacker yang pintar, mungkin lo bisa cari sinyal tempat mereka pakai komputer," ucap Cakka.

EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang