Part 5

3.2K 177 10
                                    

Part 5

Hari pertama Cakka resmi jadi anggota ESC tidak lah menyenangkan, hampir semua anggota ESC memandangnya sinis, walaupun tidak semua tapi hampir rata-rata mereka memandang Cakka tidak suka.

"Gak usah peduli," ucap Shilla, ketika mereka berjalan ke ruang makan.

Mereka bergabung ke meja paling sudut bersama dua orang lainnya.

"Hai Cakka, gue Gabriel," salah seorang dari mereka berucap ramah, ia mengulurkan tangannya dan disambut oleh Cakka.

"Gue Alvin, sorry buat tembakkan gue waktu itu, gue gak tau kalau lo berusaha bantu Shilla," ucap pemuda disamping Gabriel, meskipun wajahnya terlihat keras namun tidak ada nada sinis dalam suaranya.

Cakka hanya mengangguk singkat.

"Gimana keadaan diluar?" tanya Shilla setelah beberapa saat hening.

"Polisi dimana-mana, seperti biasa, lo hanya perlu waspada," jawab Gabriel.

Hanya berselang semenit Gabriel menjawab pertanyaan Shilla, seorang pria yang Cakka ingat bernama Rio menghampiri mereka.

"Apa lo udah selesai makan?" tanya Rio, wajahnya mengarah ke arah Shilla.

Shilla berdiri dari tempatnya, ia tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, Cakka mengernyit bahkan Shilla baru memakan dua suap daging asapnya, harusnya Rio tau karena piring Shilla masih penuh dengan makanannya.

"Ada hal yang mau gue bicarain," ucap Rio.

Shilla menganggukkan kepalanya, lagi-lagi Cakka mengernyit ketika Rio menarik pinggang Shilla dan langsung meninggalkan meja makan.

"Gak usah heran," ucap Alvin begitu Shilla dan Rio hilang dibalik pintu.

"Udah sering terjadi," sambungnya.

"Mereka pacaran?" tanya Cakka penasaran.

Alvin mengangkat alisnya, "Mungkin, lo pikir apa yang akan Rio bicarain sama Shilla kalau cuma berdua?"

Shilla? Apakah maksud Alvin adalah Zee?

"Yah, udah rahasia umum disini kalau Rio sama Shilla punya hubungan," Gabriel menyela.

"Sebatas hubungan di ranjang, 4 kali dalam sebulan," Alvin bergumam diantara kunyahannya.

Cakka memandang keduanya bergantian, fakta yang di dengarnya barusan membuatnya benar-benar merasa marah pada Shilla.

Ia merasa bodoh sekali karena tidak

langsung pergi dari markas ESC dan langsung menyuruh pasukannya untuk meledakkan tempat ini dan menghukum para anggota ESC, terutama Rio.

Cakka mengakui kalau pernyataannya barusan adalah pernyataan kalau ia membenci Rio, entah untuk alasan apa tapi ia membenci Rio sejak detik ini.

"Jadi Rio hanya memanfaatkan Shilla?" tanya Cakka lagi.

"Shilla gak punya pilihan, dia udah disini sejak umur 12 tahun, Rio yang nyelamatin dia ketika orang tuanya meninggal karena kecelakaan," jawab Gabriel santai.

"Ya, tapi Shilla bahagia, dia jadi punya kekuasaan lebih disini. Itulah sebabnya lo diterima di ESC, seandainya gue yang bawa lo kesini, gue yakin bukan cuma lo yang dibunuh tapi juga gue," tambah Alvin.

"Jadi maksud lo, gue disini karena Shilla yang minta?"

"Tentu, gak boleh ada saksi ketika ESC merampok, kalau ada itulah alasan buat ngebunuh, yang jelas Shilla merasa hutang budi karena lo udah nyelamatin dia,"

EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang