Chapter 2

309 11 0
                                    

Sampai disana, ku lihat lapangan kosong. Tak ada tanda-tanda kehidupan(?).

"Kemana nih anak anak??"

"Gak tahu. Padahal aku udah bilang harus on time,"

Saat tatapanku menyapu seluruh penjuru lapangan, aku melihat seseorang dibalik semak semak. Dan orang itu sepertinya memanggilku untuk mendekat. Siapa tuh? Kok mukanya kayak kenal?? Aku menyipitkan mataku agar terlihat lebih jelas. Ah! Itu si Fita. Ngapain dia disana??

"Ngapain disana??" Tanyaku dari jarak jauh dengan isyarat bentuk mulut. Ya, Karin gak tahu, soalnya aku sama dia lagi saling membelakangi.

Tapi Fita melambaikan tangannya, menyuruhku untuk mendekat. Ah! Aku tahu pasti anak anak mau pada bikin kejutan. Hehe...

"Rin, aku cari sebelah sana dulu ya. Mungkin aja mereka lagi main disana," Ucapku.

"Oke deh, kalau ketemu kasih tahu aku ya,"

Aku mengangguk sebagai balasannya.
Aku menghampiri Fita dengan setengah berlari.

"Ada apaan nih?? Kok pada ngumpet??" Tanyaku sesampainya disana. Dan ternyata anak anak lainnya pun ada disana semua.
Ck..ck..ck..

"Kita tuh mau ngasih kejutan ke Karin. Sekalian ada yang mau nembak si Karin," Jawab Fita sambil sedikit terkekeh.

"Hah?! Siapa??" Tanyaku tak percaya.

"Tuh, cowok yang lagi pegang kue."
Jawab Fita sambil menunjuk.... Rio?!

"Rio?! Aduh bakal jadi pasangan yang sama sama lemot nih," Kataku menahan tawa.

"Eh, kayaknya kita mulai aja yuk! Udah lengkapkan semua??"
Tanya Rio.

"Udah. Semangat ya io,"

"Huh... kok gue jadi deg-degan gini ya??" Katanya sambil memegang dada. Hahaha... sumpah aku gak tahan liat tingkah dia.

"Oya, semuanya jangan lupa kamera ya, liat aksi romantis gue nih,"
Spontan yang lain ketawa denger perkataan Rio itu.

Rio itu emang lumayan kerenlah. Di tambah dia tinggi dan humoris lagi orangnya. Ya, tapi kekurangannya dia tuh lemot. Sayang banget.

1...2...3
"Happy brithday to you... happy brithday to you... happy brithday... happy brithday ... happy brithday to you....."

Kami semua keluar dari tempat persembunyian sambil menyanyikan lagu ulang tahun dan aku sambil membawa kue yang sudah di hias dengan lilin lilin kecil.

Ku lihat Karin tersenyum bahagia.
"Kalian romantis banget sih...."

"Bukan kita yang romantis tapi dia nih!" Aku menunjuk Rio.

"Karin gue tuh udah suka sama elo sejak lama. Dan gue mau ngasih ke elo kado spesial dari gue. Lo maukan jadi pacar gue?" Katanya sambil memegang kue yang ia bawa sendiri.

"Hmmm... jadi ini rencana lo io??"

"He-eh. Jadi gimana lo maukan jadi pacar gue??

"Terima! Terima! Terima!" Koor temen temen.

"Hmmm... gue mau. Tapi..."

"Tapi apa Rin?? Gue bakal ngelakuin apapun demi lo." Katanya penuh harap.

"Tapi tunggu sahabat gue dapet pacar dulu ya. Gue gak mau, kalau gue udah dapet pacar. Tapi sahabat gue masih jomblo. Gue takut ngabaiin dia. Sementara gue sibuk sama pacar gue."

Aku sedikit terkejut dengan ucapan Karin. "Kok nunggu aku sih??"

"Fanessa sebagai sahabat yang baik aku ingin kita bahagia bareng,"

Aku tersenyum, dan kami pun tertawa bersama.

"Yah.. Rin. Terus gue gimana?? Gue bela belain beli kue buat nembak elo,"

"Emang siapa suruh beli kue??"

Hahahaha.....
Semua yang ada tertawa melihat ekspresi penyesalan Rio.

Tapi tunggu kok aku kayak kenal ya sama kuenya.
"Rio. Kamu beli kue dimana??" Tanyaku penasaran.

"Gak tahu. Kue ini bukan gue yang beli. Tuh temen gue yang beliin."
Jawabnya sambil menunjuk seseorang. Aku mengikuti arah telunjuk Rio.

Hah?! Itukan cowok yang numbruk aku waktu di toko. Ternyata dia temennya Rio.

"Kenapa emang Nes??"

"Gak kenapa napa. Udah yuk sekarang tiup lilin dulu."

Acara pun berlanjut. Setelah tiup lilin, disambung pemotongan kue. Dan party time. Kita gila-gilaan bareng. Muter lagu sambil joget-joget. Ditengah acara, ketika aku sedang duduk dengan Karin di bawah pohon, aku menangkap sesosok cowok yang tengah asik mengobrol dengan cowok lain.

"Rin, mau tahu gak kenapa gue nanya ke Rio soal kue itu??"

"Emang kenapa??"

"Jadi, waktu aku ke toko kue tadi pagi, niatnya aku mau beli kue yang dibawa sama Rio tadi. Kuenya mirip banget. Makanya aku tanya dia. Terus ternyata kue itu udah ada yang mesen. Tiba-tiba yang mesen tu kue nabrak aku dari belakang. Ya gak sengaja sih,tapi kesel kali soalnya dia minta maaf tapi gak pake rasa penyesalan, dingin banget ngomongnya. Dan tahu gak? Ternyata yang nabrak aku itu temennya si Rio."
Ceritaku panjang lebar. Semoga Karin bisa mencerna kata-kataku yang panjang itu.

"Ohh... Terus kamu seneng gitu, ketemu dia lagi. Jadi suka??"

"Hah?! Gak bakal aku suka sama orang kayak gitu. Kalau aku jadi pacarnya, bisa bisa aku sengsara. Habisnya dicuekin mulu."

"Awas loh, kata otang. Kalau kamu benci banget sama seseorang bisa bisa kamu jadi suka banget lagi sama dia. Dan lagi nih, kalau diliat-liat dia ganteng juga. Tinggi lagi. Hehe..."

"Kamu mau sama dia terus nanti Rio mau dikemanain??" Ledekku.

"Aku kan belum terima dia jadi pacar aku."

Hahahahahaha......
Dan akhirnya kita pun tertawa bersama.

Tertawa bahagia.

Ya, saat saat bahagia kayak gini harus dinikmati. Belum tentu kedepannya kita masih bisa ngerasain bahagia kayak gini :D

~~~~~~~~~~
Jangan lupa kritik dan sarannya ya...

Terimakasih...

Special MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang