Chapter 1

682 18 3
                                    

Angin pagi menerpa wajahku. Kurentangkan tanganku. Kurasakan dingin diujung-ujung jariku. Pagi ini aku berencana pergi membeli kue untuk ulang tahun sahabat terbaikku. Dia adalah sahabat terbaik yang pernah ada. Aku berencana pergi ke toko kue dan membeli kue coklat kesukaannya.

Sampai di sana aku berkeliling untuk melihat kue. Aku berhenti di rak kue khusus coklat. Mataku tertuju pada kue tart coklat dengan hiasan strawbery di setiap sisinya dan irisan batang coklat bertaburan diatasnya. Pas banget sama seleranya Karin. Coklat strawbery.

"Mbak, saya ambil yang ini ya,"
Ucapku pada seorang pelayan.

"Maaf mbak, tapi kue ini sudah ada yang pesan,"

"Kira-kira masih ada gak kue yang kayak gini?"

"Maaf mbak, ini kue terakhir"

Aku sedikit kecewa mendengarnya. Tapi mau gimana lagi?
Bruk! Seseorang menubrukku dari belakang. Siapa sih itu?! Bikin mood aku tambah rusak aja.

"Sorry gue buru-buru"
Ucapnya dingin tanpa rasa bersalah.
Rese banget nih cowok. Mana dingin banget lagi ngomongnya.

"Mbak saya mau ambil pesanan saya sekarang bisa?"

"Bisa mas. Tunggu sebentar saya bungkus dulu,"

Oh.. jadi orang ini yang pesen itu kue. Karena kue itu udah dibeli sama cowok tadi, terpaksa aku beli kue yang disebelahnya. Kue tart coklat juga sih.. tapi diatasnya gak ada strawbery dan irisan coklatnya pun coklat rasa vanila.

"Mbak kalau gitu saya ambil yang ini aja,"

"Baik tunggu sebentar ya mbak,"

Kini kue itu sudah berada di tanganku. Aku bergegas pergi ke rumah Karin dan memberinya kejutan. Biasanya sih, kalau pagi gini dan ini hari libur Karin pasti belum bangun.

Sampai di rumah Karin, aku mengetuk pintu. Tak ada jawaban. Aku mencoba mengetuk sekali lagi. Dan pintu terbuka menampakkan sesosok perempuan paruh baya. Itu ibu Karin.

"Maaf tante, Karin nya ada?" Tanyaku sesopan mungkin.

"Ada, tapi kamu tahulah jam segini dia belum bangun, ya udah kalau gitu masuk aja,"

"Baik tante,"

Aku tersenyum dan masuk ke dalam rumah Karin. Aku langsung pergi ke kamar Karin yang terletak di lantai 2.
Aku membuka pintu secara perlahan dan menutupnya kembali. Aku melangkah mendekati kasur Karin. Dan.... DORRR!!!

Aku kaget mendengarnya. Suara itu bukan berasal dari mulutku. Tapi dari Karin. Dasar Karin! Aku kan niatnya mau ngagetin dia, kok jadi aku yang kaget sih.

"Karin!!! Apaan banget sih?!"

"Hahahahaha...... aduh Fanessa sahabatku yang paling baik cantik pinter. Kamu tahu gak? Tadi tuh muka kamu kocak banget. Andai tadi aku bawa kamera biar kamu bisa liat. Hahahahahahahahaha......"

"Ohh... jadi gitu?? Oke kue nya aku bawa pulang lagi ya, dah Kania,"
Ucapku sambil melangkah ke luar kamar.

"Ehh... tunggu tunggu. Kue apaan?? Ngapain kamu bawa kue??"

"Aduh Karin, masa kamu lupa? Ini hari ulang tahun kucing kamu."

"Hah?? Kucing aku ultah hari ini ya?? Kok aku gak tahu sih??"

"Ya ampun Karin. Ini itu hari ulang tahun kamu say... masa lupa sih?"
Lama lama aku jadi geregetan sendiri. Dasat karin!...

"Oya?! Emang sekarang tanggal berapa sih??"

"Tanggal 6 Mei"

"Huah!!! Aku ultah hari ini??"
Katanya kegirangan. Rempong banget nih anak. Meski rempong dan lemot kayak gini, tapi dia tuh baikkk.... banget.

Aku cekikikan sendiri liat tingkah Karin. "Kenapa sih Rin?? Girang banget kayaknya,"

"Kamu harus tahu Nes. Kata Mama, dia janji mau beliin aku tab kalau aku ultah!! Aku harus tagih mama nih!!"
Karin langsung loncat loncat gak jelas kayak orang gila dan kemudian dia keluar kamar dan bergegas menemui ibunya. Dan aku?? Karin ninggalin aku dikamarnya. Kesel deh! :'(

"MAMA...!!!"
Aku mendengar suara Karin saat akan menyusulnya ke bawah. Duh, Karin ini tuh rumah bukan hutan kali.

"Mama!! Mama hari ini aku ultah. Mana kadonya ma?????"

"Kamu ultah sekarang?? Kok mama lupa ya?? Jadi kadonya mama belum beli. Gimana dong??"

"Mama jangan bohong deh! Serius ini ma..."

"Bener, mama lupa banget. Maaf ya sayang,"

Aku lihat mulutnya maju beberapa senti. Haha... lucu memang jika melihat kelakuan ibu dan anak ini.

"Sebagai gantinya, nih mama beliin ini buat kamu,"
Tante Diana menyerahkan sebuah bingkisan. Bingkisannya hanya dibungkus dengan kertas sampul buku berwarna coklat. Dan bentuknya pun tipis seperti buku.

"Apaan nih ma?? Kok kayak buku tulis biasa??"

"Ya maaf aja kalau kadonya cuma buku tulis biasa. Yang penting mama udah beliin kado kan?"

"Yah mama..."

"Udah, mending kamu buka dulu aja."
Aku nyeletuk. Ya habisnya aku dikayak giniin. Aku masih hidup kali disini. Bukan patung pajangan.

Dengan gerakan malas dan dengan mulut yang masih maju beberapa senti, ia membuka kadonya.

Aku kaget begitu melihat isi kado yang sebenarnya. Tab. Keren banget lagi.
"Mama???? Ini beneran ma?? Buat Karin??" Tanyanya dengan mata berbinar.

"Iya Karin," Jawab Tante Diana sambil tersenyam manis.

"Makasih ma!!! Mama so sweet banget sih!" Karin langsung memeluk ibunya.

"Iya.. iya.. sekarang sana kamu ke kamar. Terus mandi yang bersih ya, habis itu sarapan bareng Fanessa. Kamu belum sarapankan Fanessa?"

"Be.. belum tante,"

"Ya udah kalau gitu aku ke kamar dulu ya mama. Yuk Nes!"

Aku mengikuti langkah Karin keatas.
Sampai di kamar, aku baru teringat oleh kue yang aku bawa.

"Oya Rin, kue nya gimana??"

"Hmm... kita makan bareng temen temen aja gimana??"

"Oke deh! Aku hubungin mereka dulu. Sekalian kumpul. Jadi kangen sama mereka. Gara gara libur panjang. Udah, kamu mandi sana bau tahu."

"Iya.. iya Fanessa. Aku tahu aku bau jadi gak usah dibilang-bilang kali,"

Karin memasuki kamar mandi. Sambil menunggu Karin masndi aku mencoba menghubungi temen temen sekelas.

To: Anak anak kece

Kumpul di lapangan rumput belakang sekolah ya, buat rayain ultah nya Karin. Jam 10. On time ya!

Send.

Rio: Gue lagi bareng temen nih. Gue ajak dia gak papa??

Gak papa kok!

Tak berapa lama kemudian, Karin keluar kamar mandi. Setelah beberapa lama merias wajah, kami pun berangkat ke tempat ngumpul.

~~~~~~~~~~
Karya pertama aku. Maaf kalau banyak typo. Maklum masih pemula.

Jangan segan segan buat ninggalin kritik dan sarannya.

Terimakasih...

Special MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang