Chapter 19

232 8 3
                                    

Lagi dan lagi Adrian mencoba menyanyikan lagu itu. Tapi seperti yang kalian tahu, Adrian bukanlah seorang yang romantis.

Sampai tiga minggu berlalu. Adrian masih belum berani melakukannya.

"Woi!"

Adrian terkejut karena tepukan di pundaknya.

"Bengong aja lo, mikirin apaan?"

"Nggak kok,"

Aziz teman kerjanya di cafe tempat ia bekerja yang tadi mengagetkannya.

"Bengongin cewek ya??"

"Ng.. nggaklahh..."

"Udah deh Dri, cerita aja sama gue. Kita tuh udah setahun temenan. Masa lo gak mau cerita sih sama temen lo ini?"

"Eh, jiz.."

"Apaan apaan? Lo mau curhat nih?"

"Ehhh... gaklah. Gue cuma mau nanya,"

"Ya elah. Mau curhat aja pake gengsi,"

"Lo rese banget sih!"

"Haha.. damai damai. Gue cuma bercanda kali,"

"Kalau ada cewek yang minta cowoknya buat nyanyiin lagu buat dia, tapi tuh cowok bukan orang yang romantis. Menurut lo, gimana caranya tuh cowok nyanyiin lagu yang diinginin sama ceweknya?"

"Pacar lo Dri? Oh my god! Lo punya pacar dri?!" Tanyanya dengan ekspresi super alaynya.

"Heuhh... bukan. Ada temen gue yang nanya gitu ke gue. Gue gak tahu caranya, siapa tahu aja lo tahu caranya,"

"Hmm, menurut gue sih. Coba aja kayak di film itu tuh... apa sih judulnya? Lo tahu gak Dri?"

"Apaan sih? Mana gue tahu?"

"Oya! Gue inget. Lagu Untuk Tuhan. Lo udah pernah nonton belom?"

"Hah? Film apaan tuh?"

"Aduh masa lo gak tahu? Jadi ada cewek, dia tuh lagi sakit kanker. Terus dia punya cowok. Si cowoknya tuh artis gitu. Pokoknya intinya, si cewek nulis lagu dan akhirnya cowoknya nyanyiin lagu yang dibuat sama ceweknya. Dia nyanyiinnya waktu dia manggung. Ya kayaknya gitu sih,"

"Terus gimana ceweknya bisa tahu?"

"Gimana ya, gue juga gak terlalu ngerti sih. Intinya, ceweknya di kasih earphone sama cowoknya, jadi tuh cewek bisa denger suara cowoknya,"

"Hmm..."

Mungkin gue bisa coba cara itu
Batin Adrian.
***********

Tak terasa waktu cepat berlalu. Sore ini, Adrian tengah mengendarai motornya menuju rumah sakit.

Sampai disana, dilihatnya bunda tengah berdiri di depan kamar Fanessa.

"Tante? Tante gak masuk?"

"Eh, Adrian. Gak kok tante baru aja keluar, ya udah kalau gitu masuk aja, Fanessa ada di dalam kok,"

"Ya udah kalau gitu saya permisi tante,"

Aneh. Kok ibunya Fanessa kayak habis nangis gitu?

"Adrian!"

Adrian sedikit terkejut dengan teriakan itu.

"Apaan sih, gak usah pake teriak-teriak gitu kali,"

"Aku mau teriakin nama kamu aja, gak boleh?"

"Gak juga."

"Berarti aku boleh dong teriakin nama kamu???"

"Kalau berani,"

Special MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang