Bagian Kelima

33 0 0
                                    

******** 

"Tepat waktu kan?" Mas Noah sudah berdiri di samping motornya sambil tersenyum padaku. Kembali getaran-getaran aneh itu muncul. 

"Aku bisa pergi sendiri" ujarku kemudian. Mas Noah hanya mengangkat bahunya, tidak peduli. Aku berdecak. Entah kenapa rasanya begitu aneh, dia selalu mengantar-jemput aku. 

"Ayolah, ve. Lagian ini sudah malam, kamu mau ke kampus dengan apa?" tanya Mas Noah. Aku menghela nafas dan akhirnya menurut dengan perkataan kepala divisiku ini. "Gitu dong" ujarnya. Aku memutar bola mataku, tetapi aku baru sadar, di tengah-tengah hembusan angin malam menerpa rambutku, dan yang dapat kudengar hanyalah deru motor Mas Noah. 

Aku sadar. Reyan mungkin tergantikan. 



Atau pasti akan tergantikan?

*********

"Lalu, program kerja yang akan dilancarkan kali ini, Divisi Dian" 

Aku mengangguk-angguk. Acara baru, kesibukan yang menumpuk diantara kesibukan praktikum, membuat laporan, revisi tugas, dan asistensi dosen. 

"Walaupun ini prokernya divisi dian, divisi lain harus followup terus ya. Jangan sampai divisi Dian bekerja sendiri. karena ini juga proker bidang PSDM, dan semua orang hanya tau yang bekerja disini ya PSDM sendiri." petuah Mas Gilang. 

Kami kemudian di bagi menjadi beberapa SIE. sialnya, aku SIE acara bergabung bersama Dena, Mas Dean, dan Mas Noah. 

"Jadi untuk beberapa hari kedepan, atau bahkan setiap hari, kita mulai akan bekerja untuk membuat rundown, mencari pemateri, membuat sekiranya, apa yang perlu pemateri bahas, tetapi hanya tag line nya saja ya, materi yang disampaikan menjadi hak pemateri. " ujar Mas Dean. 

Aku tidak pungkiri, Mas Dean tidak kalah berkarisma dengan Mas Noah. Dan, dia termasuk satu jurusan denganku, tetapi angkatannya diatas dua tahun dari angkatanku. 

"Dena, kamu yang membuat rundown acara. Noah dan Venus, kalian mencari pemateri, lalu sekiranya apa yang perlu pemateri bahas, mengacu pada pembahasaan tahun lalu, tetapi boleh saja di kembangkan." ujar Mas Dean.

"Iya, mas" ujarku menyanggupi. Dan sialnya lagi, entah kenapa, aku tidak tahu harus merasakan apa bisa bekerja sama dengan Mas Noah. 

"Siap, De" ujar Mas Noah. 

"Mas Dean, untuk rundownnya range jamnya dari jam berapa ya?" tanya Dena. Aku menyeritkan dahiku, tumben sekali anak ini serius. 

"Dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore" ujar Mas Dean. 

"Untuk pemateri tahun lalu berapa ya jumlah orangnya mas?" tanyaku. Mas Dean tersenyum sambil berpikir. 

"Kalau gak salah sih empat. Nanti aku kasih ke kamu aja proposal tahun lalu, kelas kamu dimana besok?" tanya Mas Dean. 

"Besok di 220" ujarku sambil tersenyum. Mas Dean mengangguk. "Nanti mas ke sana" ujarnya. 

Aku mengangguk senang. Kapan lagi Mas Deandra, orang populer, komandan tingkat angkatan 2012, menyampiriku di kelas? 

"Noah, Venusnya dibantu ya. Kamu kan dulu juga pernah jadi panitia acara ini" Mas Noah hanya mengangguk diam. 

Aku menyadari sekali perubahan raut wajahnya. 

"Oke" 

Dan rapat itu berlangsung dengan cepat, karena aku rasa kami juga mengerti apa yang perlu di kerjakan. Dena, serius tetapi juga sesekali menggoda Mas Noah atau Mas Dean. Terutama Mas Noah. dan sungguh, entah kenapa rasanya menggangguku sekali. 

EnchantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang