2. 12 A.M

11 0 0
                                    

Aku mengenalnya pertama dari dirimu,

mengenalnya sebagai warna yang mencolok dan menyala,

membuat siapapun terpesona karena kesederhanaannya..


Aku mengakrabkan diri dengannya karenamu,

karena lajunya di jalanan membantuku menyembunyikan debaran jantungku,

degup-degup manis bersama desau suara mesin menjadi kenangan manis bagiku..


Kami menjadi semakin dekat,

karena ia, aku jadikan tempat favoritku menghabiskan waktu denganmu,

aku bisa menikmati punggung tegap dan bahu lebarmu.. yang tak jarang aku rindu..


Kami menjadi sahabat baik,

karena ia mulai mencari-cari alasan untuk mempertemukan lagi kau denganku,

meyakinkan aku untuk berani mendekap erat tubuh dan menikmati aromamu.. setelah sekian lama tak bertemu..


Kami menjadi musuh,

karena ia mulai tak setia padaku,

ia mengijinkan wanita lain ikut pergi bersamamu.. aku membencimu dan ketidaksetiaannya padaku..


Ia menjadi tak sekedar benda bagiku,

karena ia lebih seperti saksi yang memang tetap akan diam,

saat-saat dimana kau memikirkan tentang bagaimana diriku dan perasaanku..


Ia tidak lagi sekedar alat bagiku,

karena ia adalah satu dari bagian hidupku,

dimana aku membuat banyak kenangan manis bersamamu..


hey, aku tahu kita adalah masa lalu,

dan aku tahu ia adalah milikmu,

namun kenangan bersamanya saat aku bersamamu melekat indah dalam benakku..


sekarang ia tengah menanti pemilik yang baru,

aku bertanya-tanya tentang perasaanmu,

apa masih ada tentangku saat kau melihatnya lagi dengan seksama??

Folge von Wörtern in der StilleWhere stories live. Discover now