12. 27 A. M

2 0 0
                                    


dia berbaring di lapangan luas dari hari esok,

dia membisikan mimpinya,

pada dandelion yang berterbangan..

dan masih setia pada kosongnya hari kemarin,

membawa bibit yang rapuh bersamanya,


bayangan dari matahari pagi,

menggarisi takdirnya,

dia mengingat janjinya untuk terus melangkah,

bersama kepedihan melawan butiran debu yang menghadang,

dan berpura-pura tidak menyadari tentang duka yang pasti di masa datang,


ia menutup mata pucatnya,

melupakan segala rasa takutnya,

berbisik kepada langit yang ditemani oleh badai,

tolong bantu bertumbuh bibit rusak ini..


Folge von Wörtern in der StilleWhere stories live. Discover now