Memories

87 9 0
                                    

"Satu pertanyaan gue untuk kalian; apa yang elo-elo pada hindarin di sekolah? Dan setelah gue melakukan survei ke beberapa murid sekolahan, maka 80 persen jawaban mereka adalah GURU BK. Menurut lo yang lagi baca cerita ini, emang guru BK semenakutkan apa sih?"

****


Pukul 09.12

Nafas ngos-ngosannya terdengar mengerikan akibat olahraga lari dari pangkalan angkot menuju sekolahnya yang lumayan jauh. Penampilannya yang berantakan susah untuk dijelaskan, terlalu banyak yang abstrak dari ujung rambut sampai ujung kakinya.

"Kira, kamu telat lagi?" tanya si satpam penjaga gerbang, tapi gadis yang dipanggil Kira itu tidak menjawab melainkan sibuk mengatur nafas ngos-ngosannya.

Si satpam memandang Kira dengan kesal namun iba, "Sampai kapan kamu telat terus?" oceh si bapak seraya membuka gerbang sekolah.

Kira tersenyum, nafasnya sudah lebih teratur, "Pak Acep(Asep) emang yang terbaik deh," ujarnya sumringah lalu berjalan masuk ke sekolah.

"Kalau besok-besok kamu telat lagi, saya nggak mau bukain gerbang untuk kamu," tegas pak Asep seraya kembali mengunci gerbang, namun Kira malah tertawa mendengarnya.

"Bapak mah itu terus yang dibilang, buktinya sampai sekarang saya dikasih masuk," kekehnya, membuat pak Asep menggeleng. "Yaudah deh pak Cep, saya ke kel―"

"KIRANA KAMU DILARANG KE KELAS! IKUT SAYA!"

Kira mendecah lemas dan langsung berucap seribu doa dalam batinnya, sedangkan pak Asep langsung kabur menuju pos-nya ketika mendengar suara teriakan wanita yang menggelegar itu.

"Mampus gue," rutuknya pada diri sendiri. Kemudian ia berbalik ke arah datangnya suara dan mendapati Bu Angel berdiri dengan kedua tangan dilipatkan di depan perut sedang menatapnya tajam.

Kira menelan ludahnya dengan susah payah, lalu berjalan menghampiri bu Angel sang guru BK SMA Garuda. "Maaf buk, tadi saya― Ah aaw aw buk aduh..." belum lagi kalimatnya selesai, bu Angel sudah melancarkan jewerannya di kuping kanan Kira, membuat gadis itu merintih kesakitan.

"Kamu tuh ya, udah kelas 12 tapi gak tobat-tobat. Kira, kamu itu cewek loh, cuman kamu murid cewek yang suka telat. Saya bosen harus ngehukum kamu terus, saya capek, saya lelah, saya nggak kuat ngeladenin kamu!" omel bu Angel seraya terus menjewer kuping Kira.

"Duh buk, lepasin dong buk, sakit tau buk. Ibuk sabar sebentar lagi deh, 10 hari lagi saya lulus― AAAW!" Kira melengking panjang akibat pelintiran bu Angel yang luar biasa dahsyat sebelum akhirnya mengakhiri penderitaan di kuping Kira.

Kira mengelus kupingnya yang merah, wajahnya muram dan kesal. Sedangkan Bu Angel kembali memperhatikan murid bandelnya itu sibuk dengan telinganya, ia menghela nafasnya iba, kesal, marah bercampur jadi satu, "Kapan sih kamu mau tobat?" tuntutnya, suaranya terdengar lebih rendah dari sebelumnya, bahkan tenang.

Namun, sikap tenang bu Angel sekarang malah membuat emosi Kira naik, ia dengan berani menatap tepat ke mata Bu Angel dengan kesal, "Adanya saya yang nanyak ke ibuk, kenapa ibuk nggak bosen-bosen ngehukum saya? Ibuk kan tau sendiri saya punya masalah sama bangun pagi, seharusnya ibuk memaklumi saya. Apalagi sekarang saya udah kelas 12 entar lagi saya mau UN buk, harusnya ibuk lebih perhatian sama saya, kalau saya ketinggalan pelajaran dan nggak lulus gimana buk? Emangnya ibuk mau tahun depan ketemu saya lagi?" tutur Kira dengan cepat, membuat mata Bu Angel terbelalak mendengarnya.

"KIRA, BERANI SEKALI KAMU BICARA BEGITU SAMA SAYA! KAMU SAYA HUKUM LARI 20 PUTARAN SEKARANG!" teriak Bu Angel dengan saura menggelegarnya, membuat Kira cepat-cepat kabur dari hadapan Bu Angel untuk melaksanakan hukumannya sebelum terjadi amukan yang lebih dahsyat lagi.

Enggak ada selain di SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang