First meet

3.5K 170 1
                                    

"Cepat cepat! Bawa dia keruang UGD!"

"Jangan banyak bicara! Pasien kehabisan darah bodoh!"

"Ambilkan pinset"

"benang jahit dan jarumnya!"

"CEPAT BODOH KAU MAU MEMBUATNYA MATI"

Sentakan keras dari sang dokter muda membuat semua partner disana berjingkit dan buru-buru memberikan benang jahit dan jarum untuk dijahit diperut rata laki-laki didepannya.

"Ck lain kali. Suruh Seokjin-hyung untuk menemani tiap operasiku"

Kim Mingyu. Begitu dokter muda berusia 19tahun itu dipanggil. Dia keluar dari ruang operasi dalam keadaan jasnya yang sudah kotor dengan darah. Tubuhnya yang tinggi, mata coklat gelapnya senada dengan warna rambutnya, hidung mancung, bibir tebal. Kulit kecoklatannya menambah kesan seksi saat dokter itu berkeringat.

"Kim Mingyu!"

Mingyu menoleh, melihat seorang laki-laki dengan tinggi yang hampir menyamainya melambaikan tangan

"Tae-hyung" Mingyu berbalik dan tersenyum. Menampakkan gigi taringnya Taehyung berdiri didepan Mingyu sembari tersenyum.

"You do well brother"

"Haha! Thanks brother"

Taehyung dan Mingyu tersenyum. Adik-kakak seayah itu sama-sama seorang dokter. Bedanya, Taehyung dokter spesialis anak sedangkan Mingyu eerr...everything? maybe.

"Permisi Kim uissanim"

Keduanya menoleh. Mendapati seorang perawat laki-laki dengan rambut hitamnya sedikit diacak

"Heum.. Mingyu uissa" Taehyung mengangguk. Menepuk bahu sang adik sebentar lalu berlalu kembali ketempatnya.

"Wae geurraeyo?"

"Pasien diruang 107 lantai dua. Kudengar anda mempelajari psikater?"

Mingyu menaikkan sebelah alisnya, dia mengangguk ragu. "Baiklah. Ini data orang yang berada diruang tersebut. Saya permisi. Annyeonghasinika uissanim"

Mingyu hanya mengangguk lalu membolak-balikkan kertas berklip biru tersebut. Dia masuk kelift menekan angka 2. Dan dia kembali menatap data pasien tersebut.

Name: Jeon Wonwoo
Born: Seoul
Date: 1996, 17 July
Family: Father; Jeon Il Woo
Mother; Park Soo
Sibling; Jeon Jungkook
Profesion: Pilot, Barista.
Phobia: Chronophobia
Jeon Wonwoo menderita phobia yang termasuk langka. Mempunyai penyakit hemofilia akut.

"Chronophobia ya? Langka sekali. Padahal dia seorang pilot harus tepat waktu kan?" Monolog Mingyu.

Ting!

Pintu lift terbuka. Mingyu berjalan keluar dari lift sembari membawa data itu. Menyapa beberapa orang yang menyapanya. Dia berhenti didepan pintu geser dengan nomor 107. yang disamping kanan pintu tersebut terdapat tulisan '전 원 우'

Srek

Mingyu menggeser pintu itu perlahan. Seorang laki-laki berambut hitam legam tengah terbaring dengan mata tertutup. Sepertinya tidur batin Mingyu. Dia menutup kembali pintu itu dan berjalan menghampiri pasien yang akan ditanganinya. Mingyu menarik kursi dan duduk didekat ranjang Wonwoo. Meletakkan datanya dimeja nakas dan memperhatikan Wonwoo dalam diam.

Imut batinnya. Entah keberanian dari mana tangan Mingyu terulur untuk menyentuh pipi pucat Wonwoo pelan, dan mengelusnya lembut. Halus sekali Mingyu menatap mata yang tertutup itu. Andai saja mata itu terbuka. Pasti indah entah kenapa pertama dalam sejarah seorang Mingyu, dia memperhatikan pasien sampai begini dalamnya.

Mendadak dahi laki-laki berkulit pucat itu berkerut, Mingyu kaget. Wonwoo berkeringat dingin dan badannya bergetar "maldo andwaeyo! Jangan sakiti adikku!"

Mingyu hanya menatap diam Wonwoo, membiarkan laki-laki berambut hitam itu menyelesaikan igauannya "j-jangan! Eomma! Appa! Jungkook!" Teriakan Wonwoo makin menjadi, Mingyu berniat menyuntikkan obat penenang, dia kembali teringat dengan penyakit Wonwoo "JUNGKOOK!!"

Wonwoo langsung terbangun dari 'tidur'nya, nafasnya terengah, keringat dingin membanjiri tubuhnya. Mingyu beralih memeluk Wonwoo. "...neoneun" Suara Wonwoo serak, Mingyu mengusap rambut hitam cepak itu pelan, memberi kenyamanan "nan neoreul uissa. Kim Mingyu imnida" bisik Mingyu dengan suara sedikit seraknya lembut. Wonwoo yang awalnya ragu, membalas pelukan Mingyu.

Tik...Tik...Tik...

Wonwoo mencengkram jas dokter Mingyu erat, "...aku pusing uissa. Jam" lirih Wonwoo. Mingyu merutuki dirinya sendiri, dia membuka jam tangannnya dan melemparnya ketembok. Membuat jam tangan swiss army itu hancur dan tak lagi mengeluarkan suara detik yang membuat Wonwoo pusing setengah mati.

"Jwisunghamnida..membuatmu takut Jeon-ssi" Wonwoo mengangguk lemah dipelukan Mingyu. "Sudah baikan?" Wonwoo melepas pelukannya, menatap dokter yang memeluknya barusan. Mingyu tersikap menatap onyx bening milik Wonwoo. Aku minta maaf eomma. Matanya sangat indah oh god batin Mingyu. Wonwoo mengedipkan matanya polos.

"Kenapa aku bisa disini? Bukankah tadi aku diban- eh? Ada apa lenganku?" Wonwoo beralih menatap plester ditangan kanannya. Mingyu menatap arah tatapan Wonwoo. "Kau tergores barang bawaan penumpang. Lalu ada orang yang berbaik hati membawamu kesini" Wonwoo tersenyum kecut. Dia benci penyakitnya yang membuatnya sangat lemah-bukan Dia benci dirinya.

"Miris sekali nasibmu Jeon Wonwoo" gumam Wonwoo "tidak ada nasib miris didunia" Wonwoo menoleh menatap Mingyu yang sedang tersenyum begitu manis. "Semua manusia diberi cobaan oleh tuhan. Untuk menjadi pribadi yang lebih baik" Mingyu berdiri lalu menepuk pelan kepala Wonwoo. "Aku ambilkan makan untukmu. Jangan pergi kemanapun"

Begitu tertutupnya pintu geser itu, Wonwoo memegang dada kirinya yang berdetak tak karuan saat Mingyu menepuk kepalanya.

Ini first fic saya yang mengenakan cast member Seventeen. Lagi gemes sama Meanie juga._.

Maaf jika terlalu cepat atau typo dimana-mana

DnPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang