Lisa Itu Sebenarnya...

376 30 1
                                    

"Lisa-chan itu sebenarnya... Seorang yandere."

Levi menyemburkan Kopi pahitnya, Armin tersedak Pisang(?), rambut Erwin bergoyang(?), Hanji malah goyang dumang(bisa dibayangkan?), Ai datar saja sambil baca bukunya.

"Oi, Eren! Yang bener saja kalau Lisa itu yandere!" Ujar Armin sambil meminum airnya.

"Eren, minta diakhiri hidupmu, ya?" Levi langsung menaruh pedang ke leher Eren.

"I-ini fakta, kok! Aku melihatnya sendiri!" Eren langsung panik.

"Emangnya kau melihatnya dimana, Eren?" Tanya Erwin.

"Waktu itu, aku lagi mau ke kandang Kuda karena dihukum." Eren mulai bercerita.

"Kau dihukum?" Tanya Hanji.

"Iya, aku ketahuan mencuri CD milik Mikasa."

Semua langsung jawdrop, minus Ai. Bagi Ai, itu hal yang tidak penting.

"Pas aku mau ke kandang itu, aku melihat Lisa-chan. Lisa-chan kelihatan sedang menghadapi seorang laki-laki dengan aura yang sangat gelap." Lanjut Eren.

"Eh, iya ya. Waktu aku sedang bereksperimen, aku melihat Lisa berjalan dengan aura gelap, kayak aura yang mau membunuh..." Hanji mendadak merinding.

Semua langsung merinding, bahkan Levi tidak menyangka kalau sikap Lisa dibelakang dia cukup mengerikan. Akan tetapi...

"Hai, semuanya! Pada ngomongin apa ini?" Lisa mendadak menghampiri mereka.

Semua terkejut dan mereka berusaha berpikir untuk mencari topik yang lain.

"Kami hanya membicarakan strategi melawan Titan. Ini pembicaraan yang cukup serius." Untung saja Erwin bisa mengatasinya.

"Oh... Sayang sekali ya, Levi-niichan tidak pernah mau mengizinkanku untuk melawan Titan..." Lisa memanyunkan bibirnya.

"Itu karena aku takut kamu terluka." Ciee cieee, yang perhatiin adiknya, nih.~ *dibacok*

"Ya udah, kalau gitu aku mau pergi dulu." Lisa beranjak pergi.

"Mau kemana memangnya?" Tanya Armin.

"Ada urusan sama seseorang."

Seketika, suasana langsung mencekam. Ai yang merasakan aura mencekam dari rekan-rekannya tertegun melihat mereka.

"Oi, kalian semua kenapa?" Tanyanya.

Sayangnya, mereka tidak menanggapinya sama sekali.

"Catatan mental: Jangan pernah mencari urusan masalah dengan Lisa. Bisa jadi ia akan menyiksamu." Batin mereka.

Keesokan harinya...

"Lisa itu sebenarnya... Seorang otaku."

Eren tergelincir, Levi terkena beton(!?), Jean cakar tembok(?), Sasha tersedak kentang, Connie jatuh dari tangga, dan Mikasa Harlem Shake(DAFUQ?!).

"Armin, apa itu benar?!" Tanriak(tanya + teriak) Sasha.

"Aku nggak bohong! Kemarin aku melihat dia cekikikan sendiri baca sesuatu." Jawab Armin.

"Lisa juga seperti itu di kamarku." Levi jadi horor sendiri mengingat Lisa pernah cekikikan sendiri kayak kesurupan hantu. *Author ditendang Lisa*

"Emangnya dia baca apa?" Connie yang habis bangun dari kuburan. *jduaaaak!*

"Aku sendiri tidak tahu. Tapi dilihat dari sampulnya, judulnya itu Shingeki no Kyojin. Itu kalau nggak salah."

"Heh! Itu kan nama Anime kita, goblok!" Eren langsung menjitak kepalanya Armin.

"Awwww!"

"Tapi kalau memang begitu.... Berarti si Lisa jones, dong?" Ujar Jean.

"Nggak mungkin! Lisa dengan wajah yang manis, kulit yang cerah, dan terkesan ceria itu bisa jones! Sudah 16 pria yang mau melamarnya." Sasha langsung membantah. 16 pria yang mau melamar Lisa itu emang Sasha sendiri lho yang hitung! (Reader: Terus apa hubungannya? -_-)

Levi ingin menghajar gadis yang selalu doyan makan ini, ia memang tidak bisa menerima laki-laki lain untuk bisa memacari adik angkat karena sikap sisconnya tersebut.

"Halo, semuanya.~"

Seketika, sesosok gadis berambut merah maroon pendek memasuki ruangan tersebut yang memang masih dibersihkan.

"Pada bersih-bersih semua, ya? Boleh aku bantu?" Tanya Lisa dengan senyuman manisnya.

"Tidak boleh, entar kamu kena debu dan langsung flu." Tolak Levi mulai kambuh lagi siscon dia.

"Eh?~~ Levi-niichan jahat!" Lisa cemberut. Plis deh, Lisa, kasian kakak angkatmu didepan ini. Dia nahan untuk tidak memelukmu.

"Ya udah, aku baca Kuroko no Basket, ah.~" Lisa langsung keluar dari tempat itu.

Semua langsung merinding, yang dikatakan Armin adalah fakta.

"Catatan mental: Kalau Lisa sedang dalam otaku mode on, jangan pernah mengganggu dia."

Meski begitu, sebenarnya Levi cukup senang dengan sikapnya Lisa. Yang menjadi titik kesedihannya adalah, Lisa itu tak pernah peka dan mencuekkan dirinya. Poor Heichou...

To be continued...

Levi's Step SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang