"HUWAAAAAAAAAA!!"
Suara tangisan yang sangat keras bahkan bisa membuat kaca di Survey Corps pada pecah semua. Levi, Hanji, Erwin, dan Ai yang sedang ada di kantor sangat terkejut dan akhirnya mencari sumber suara tangisan yang efeknya luar bi(n)asa itu. Pas mereka sudah sampai, mereka cengo di tempat. Tergeletak Eren yang sudah tidak bernyawa *Plak!*, Firya pingsan dengan tidak elitnya, Sarah membatu di tempat, Armin makan orang di tempat(!?), Jean goyang gayung(?), Mikasa goyang ngebor(DAFUQ?!), Sasha makan tembok(WHAT?! 0A0), dan Connie menjadi Buddha(?). Sungguh, pemandangan macam apa ini? -_-
"Ada apa ini sebenarnya?" Hanji sweatdrops di tempat.
"Mereka semua pada aneh." Ai masih datar tapi ada sweatdrop di kepalanya.
"Kemana Lisa?" Levi celingak-celinguk.
"Tadi barusan aku dengar suara tangisan. Apa itu suaranya Lisa?"
Eren yang segera bangkit dari kuburan *Author dibunuh* memberitahukan kepada mereka apa yang terjadi dengan muka yang sangat sulit dijelaskan. *Plak!*
"Lisa-chan... Nangis... Kencang... Sekali... Sampai-sampai... Orang disekitarnya.... Pada berubah semua...." Dan setelah itu pingsan dengan tidak elitnya.
Mereka sweatdrops, kalau orang-orang pada berubah, mengapa mereka sendiri tidak aneh? Padahal mereka mendengar dengan jelas suara tangisannya Lisa.
"Daripada harus berdiam diri, gimana caranya mengubah orang-orang di Survey Corps? Rasanya sulit untuk mengubah mereka. Apalagi Sasha yang mulai gila." Ujar Ai sambil menunjuk Sasha yang masih memakan temboknya.
"Kau benar juga, Yatogami. Kita harus ada cara untuk mengubah mereka." Erwin memasang pose pikir.
"Tapi bagaimanapun itu, sekarang kita harus memikirkan untuk menghentikan tangisannya Lisa." Ujar Levi.
"Aku jadi kasian sama Lisa..."
Mereka pun menyusun sesuatu dan itu semua berasal dari idenya Ai. Setelah mereka berdiskusi, Levi dan Hanji menghampiri Lisa yang masih menangis.
"Lisa, kamu kenapa?"
"Huweeee...." Lisa masih nangis dengan khusyuk(?).
"Lisa, Hanji-san punya sesuatu lho untukmu." Hanji mencoba untuk menghibur Lisa.
"Apa? Lisa suka permata?" Levi mengernyitkan dahi.
"Iya, aku pernah lihat kalau Lisa sangat menyukainya." Ujar Ai datar.
"Kebetulan aku punya permata! Gimana kalau aku kasihkan ke Lisa?" Hanji memperlihatkan permatanya.
"Kerja bagus, coba kau dan Heichou menghampiri Lisa."
"Kenapa aku?!" Levi protes.
"Karena kau Kakaknya, kenapa nggak sekali-sekali menghibur Adikmu?"
Levi menghela napas tentang percakapan sebelumnya. Lisa yang masih terisak memandang Hanji.
"Taraaa~" Hanji memperlihatkan permatanya. Lisa berhenti menangis dan matanya berbinar-binar.
"Uwaaa,~ permata!"
Ternyata benar yang dikatakan Ai, Lisa suka permata. Levi berjanji akan membelikan permata untuk adiknya.
"Kau boleh memilikinya." Hanji tersenyum.
"Benarkah?!"
"Yap."
"Terima kasih!" Lisa menerima permata tersebut.
Levi mengutuk Hanji sejadi-jadinya, padahal Hanji sendiri hanya memberikan permata, lho. Segitu bencinya kah Levi terhadap Hanji?
Setelah selesai membereskan Lisa, mereka mulai merubah kembali orang-orang Survey Corps.
-skip- (Readers: Bilang aja males! *Nabok Author*)
Tak berselang lama kemudian, Survey Corps akhirnya kembali normal. Levi akhirnya sudah tahu jawaban dari pamannya mengapa Lisa akan membawa petaka jika menangis. Levi akan menghukum anggota Survey Corps yang sudah berani-beraninya membuat Lisa menangis. Ck ck ck, benar-benar Heichou siscon yang satu ini. *Ditebas Levi*
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Levi's Step Sister
Storie d'amoreLevi mendapatkan kabar dari pamannya bahwa adik angkatnya akan segera datang. Levi tidak begitu mengenal siapa adik angkatnya itu. Hingga sang adik datang, betapa terkejutnya ia.