Prolog

697 47 16
                                    

Copyright© 2016 by AngelicaPanggabean dan berada di bawah perlindungan hak cipta.
Memperbanyak, mengubah, dan mengganti isi cerita tanpa izin pemilik dapat terkena sanksi.

***

"Hei Abner! Ikutlah, jangan jadi pengecut dengan hanya berdiam diri di rumah,"

"Hmm, tidak tidak. Aku tidak mau ikut," tolakku sembari melambaikan tangan dengan cepat.

"Dasar anak rumahan, apa yang akan kau lakukan hah? Bermain boneka?" Gerry terus saja meledekku dengan panggilan pengecut, bayi, atau pun anak rumahan. Meraka pun tertawa terbahak-bahak di atas mobil Jeep itu.

"Hm.. Tidak bisa Ger, ini sudah larut malam. Kalau Ayahku tau, dia bisa membunuhku," aku tetap bersikukuh untuk menolak tawaran mereka.

"Ow, ayolah Abner. Kami masih ada tempat kosong untuk satu orang," pinta Valero, salah satu komplotan Gerry.

Aku masih diam, inginku usir mereka, tapi tidak ada keberanian ku untuk mengusir mereka. Mereka itu adalah rombongan yang selalu berkeliaran malam hari dengan mobil Jeep hitam kebanggan mereka.

"Kami hanya mengajakmu untuk menaiki gunung, kita tidak turun mobil. Hanya berkeliling saja, percayalah. Ini akan menyenangkan." Gerry tetap berusaha mengajakku, entah mengapa harus aku.

"Baiklah, aku ikut..." belum selesai aku bicara, mereka sudah memotong.

"Yeah! Woohooo!" teriakan dan sorakan mereka memecah keheningan malam.

"Ayo Abner! Naiklah." Gerry mengulurkan tangannya untuk membantuku naik ke mobil Jeep tersebut.

Setelah aku naik, Gerry pun menepuk bagian depan mobil itu, lalu memerintahkan Valero untuk melajukan mobil menuju gunung.

***

Hai readers..

Fyi, itu Abner dibaca Ab-ner *pakai 'e' seperti yang di 'celana'* Faham ente..

Readers: gagal paham thor.

Author: ya udah, gak usah di paksain. Panggil aja sebisa lo, oke?

Readers: wokeh!

Be Generous and Give Vomment.

Eclipse : The TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang