Pt. 10

5.2K 684 8
                                    

Jimin POV

Oh, Gosh! Yeojin bertingkah sangat aneh. Dia tidak pernah bertingkah seperti ini sebelumnya. Ada apa dengannya? Mengapa sikapnya selalu dingin padaku?

Aku perduli dengannya, kucoba untuk bersikap baik padanya. Hatiku sakit saat mendengarnya mengatakan bahwa ia membenciku. Aku hanya ingin ia menarik ucapannya.

Argh!! Jimin, kau tidak menyukainya. Tidak apa jika ia membencimu. Itu bukanlah masalah.

Aku mencoba untuk mengatakannya di kepalaku, tapi hatiku berkata yang sebaliknya. Argh!!!

HyooRa POV

Yeojin bertingkah sangat aneh minggu ini. Aku tidak tau mengapa karena ia belum memberitaukannya padaku.

Kucoba untuk menanyakannya dan ia menjawab bahwa semuanya baik-baik saja. Aku punya feeling bahwa sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.

Aku harus mencari taunya. Bagaimanapun Yeojin adalah sahabatku, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya.

Yeojin POV

Ini sudah 1 minggu sejak aku menjauhi Jimin dan berhenti mengiriminya kertas-kertas itu. Kuhela nafasku perlahan. Ini sulit. Aku sungguh menyiksa diriku sendiri. Tapi hal itu bukanlah masalah karena bukan temanku yang disakiti.

Saat ini aku berada di depan lokerku untuk mengambil bukuku pada kelas hari ini.

"Mengapa kau bertingkah seperti ini?" tanya seseorang.

Kututup lokerku untuk melihat siapa orang itu. Itu Jimin. Aku hanya menatapnya kemudian berjalan menjauh. Tapi, ia langsung menarikku erat lalu mendorongku ke dinding, mengunciku dengan kedua tangannya dan menatapku dengan sangat intens. Wajah kami hanya berjarak kurang lebih 5 cm yang membuat detak jantungku menggila.

"Kenapa kau menjauhiku? Kenapa kau bertingkah seperti ini? Apa aku menyakitimu?" tamyanya.

Aku terdiam..
"Kenapa?" tanyanya lagi.

"Tidak ada, aku membencimu. Haruskah aku bertingkah seakan-akan aku menyukaimu?" jawabku dengan nada marah.

"Kau juga melakukannya pada HyooRa, Yeojin!"
"Tidak!" Elakku.

Hal itu memang benar. Aku memang menjauhi HyooRa tapi tidak terlalu seperti yang kulakukan pada Jimin. Hal itu bagus, karena HyooRa selalu menghabiskan waktu dengan Taehyung sekarang.

"Jangan bohong padaku, Yeojin-a." katanya. Wajahnya sangat pucat, membuatku ingin menangis. Maafkan aku.

"Aku ingin ke kelas." kataku.

"OH, AYOLAH.. KIM YEOJIN!! INI MASIH SANGAT PAGI DAN TIDAK ADA ORANG DI SINI!" Teriaknya.

Ia menghela nafas lalu menatapku sangat intens, "Kenapa Yeojin? Kenapa kau melakukannya?" tanyanya dengan nada yang sangat lembut. Wajahnya semakin dekat padaku.

Andwe! Ini tidak boleh terjadi! Jimin harus membenciku.

Kutendang kakinya dan berlari pergi. Maafkan aku, Jimin. Berhentilah bertingkah seperti ini.

Aku berlari ke rooftop, menangis. Beberapa saat kemudian, pintu rooftop terbuka. Jimin berdiri di sana dengan kemarahan yang tampak jelas di matanya.
Jimin berjalan ke arahku.

"Kenapa kau menangis?" tanyanya. Ia berjalan lalu duduk di sampingku. Aku hanya diam, tidak menjawab pertanyaannya, menundukkan kepalaku seperti orang bodoh.

"Kenapa kau bertingkah seperti ini, Yeojin? Kau membuatku sakit. Ini sangat sulit untukku." katanya.
Kutatap matanya.

"Kau tau? Aku tidak pernah bisa menghilangkanmu dari pikiranku." lanjutnya.
"Pergilah." kataku.
"Kenapa?" tanyanya.

"Aku membencimu." kataku tapi air mata tetap keluar dari mataku. Sungguh! Aku terlihat seperti orang bodoh sekarang. Bertindak seolah-olah aku baik-baik saja tapi hatiku sangat rapuh saat ini.

"Kau menjauhiku tanpa alasan yang jelas. Dan kau tau, aku gila karena aku menyukaimu." kata Jimin menundukkan kepalanya.

Apa? Menyukaiku? Aku tak salah dengar, 'kan! Jimin mengatakannya, 'kan! Apa ini mimpi? Mengapa ia mengakui perasaannya? Itu membuatku semakin sulit untuk menjauhinya. Bagaimana ini?

Aku langsung berlari keluar dari tempat itu, menuruni tangga dan meninggalkan Jimin sendiri.

Tapi, gadis-gadis yang pernah mengancamku itu sudah menungguku di lantai bawah.

Saat mereka melihatku, mereka menarikku menuju ruangan kosong.

Mysterious Girl || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang