Pt. 6

6K 772 10
                                    

Yeojin POV

"Kim Yeojin.." Seseorang berteriak memanggilku.
"Yeojin..." Ia kembali berteriak.

Kubuka mataku perlahan dan melihat guru matematikaku sedang berdiri di hadapanku.

"Mengapa kau tertidur di pagi hari?" Tanyanya.

"Aku minta maaf, ssaem. Bisakah aku pergi ke kamar mandi?" tanyaku balik.

"Ya, kau bisa pergi. Dan tolong, jangan lakukan hal ini lagi."Astaga! Dia sangat baik.

Aku langsung berlari ke kamar mandi dan membersihkan wajahku. Lalu, aku segera pergi ke loker Jimin dan meletakkan kertas di dalamnya.
Pfffftttt...

Dengan menarik nafas perlahan, aku kembali masuk ke dalam kelas.

***

"Yeojin, aku tau siapa pasanganku pada pesta dansa kemarin." HyooRa berteriak ke arahku.

"Siapa dia?" Tanyaku penasaran.

"Taehyung. Kim Taehyung." katanya.

Mataku membulat sempurna.
"Bagaimana bisa kau mengetahuinya?" tanyaku.

"Tadi pagi, aku berjalan ke arah lokerku untuk mengambil buku sejarahku. Lalu, Taehyung dan Jungkook melewatiku. Aku mendengar Taehyung mengatakan bahwa pasangannya mengenakan gaun hitam dengan sedikit bagian terbuka pada pinggangnya." kata HyooRa dengan menunjukkan wajah bahagianya.

"Wanita itu sudah pasti adalah kau, HyooRa." kataku turut senang.

"Yeah.. That's the point." Katanya.

"Bukankah kau telah mengatakan siapa yang menjadi pasanganmu kemarin? Mengapa kau tampak terkejut?" kataku tersenyum.

"Semalam, aku masih belum dapat mempercayainya. Tapi setelah aku memastikannya secara langsung, aku sangat terkejut sekaligus senang karena mendengarnya!"

"Itu-"
"Hey girls, mind if we join?" kata Jimin memotong pembicaraanku dan HyooRa dengan duduk di sebelahku.

Aku menatapnya dengan tatapan pura-pura kesal, tidak ingin ia mengetahui perasaanku.

"We?" tanya HyooRa.
"Yes, We!" Lalu Taehyung duduk di sebelah HyooRa.

Jungkook, Jin, Namjoon, Yoongi, dan Hoseok juga bergabung bersama kami.
Aku memutar mataku malas.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanyaku.

"Kau keberatan?" Jimin mengatakannya.

Argh Jimin. Tolong jangan membuat aku marah.
Walaupun aku menyukainya, aku tidak akan bisa mengontrol emosiku jika aku sudah terlanjur marah.

"Tidak. Tapi aku menanyakan tujuanmu melakukannya." kata ku pelan.

"Lihat ke sekelilingmu. Bisakah kau menemukan meja kosong untuk 7 orang?" Ia menatapku sinis.

Kutatap ke sekeliling. Dan, Ya! Tidak ada meja lagi.

"Tapi kau kan bisa duduk di luar!" kataku merasa memenangkan perdebatan.

"Cuaca dingin." katanya.
"Sekarang musim panas."
"Saat ini sedang berawan dan cuaca dingin." Ia tak berhenti mengatakan alasannya.
"Tidak mungkin.. Ini musim panas." Aku menoleh menatap keluar jendela. Jimin benar. Hujan mulai turun di luar.

"See.. I told you." katanya.

Inhale..
Exhale..
Aku tidak percaya, aku sekarang sedang duduk dengan orang yang ku suka.

Mysterious Girl || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang