Naruto terus berlari mencari keberadaan Gaara yang masih belum terlihat. "Kenapa dia jalan begitu cepat? Aku sudah berlari tapi masih belum menemukannya" gumam Naruto.
Naruto terus berusaha mencari Gaara hingga matanya menangkap sosok berambut merah mengenakan seragam sekolah sepertinya. Naruto menyipitkan matanya berusaha melihat lebih jelas.
Naruto melangkah maju dari tempatnya semula. Pandangannya masih belum teralih dari pemuda yang di lihatnya. Semakin dekat dia melangkah, semakin jelas sosok itu terlihat. "Gaara" ucap Naruto begitu yakin akan sosok yang dilihatnya.
Segera Naruto berlari mengejar sosok Gaara yang cukup jauh dari tempatnya. Naruto mengulurkan tangannya mencoba untuk menggapai tangan Gaara. Digenggamnya tangan Gaara agar dia berhenti berjalan.
Naruto berhasil dia bisa membuat Gaara berhenti. "Gaara" ucap Naruto.
"Lepas, pergilah. Jangan perdulikan aku" ucap Gaara dingin.
Sungguh, dia benar-benar tidak suka nada bicara Gaara yang seperti ini. Naruto tahu sikap Gaara menyebalkan tapi dia juga paham kalau Gaara tidak akan sampai berbicara dengan nada dingin seperti ini.
Dia tidak peduli kalau Gaara mengatainya terus menerus asal jangan berbicara seperti itu seperti ini. "Gaara" panggilnya lagi.
"Sudah kubilang lepas! Pergilah!" bentak Gaara.
Naruto tiba-tiba memeluk Gaara membuatnya kaget atas sikap Naruto ini. Mereka menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya. Tapi Naruto tidak peduli, bukankah hubungan sesama jenis sudah bukan hal yang tabu lagi di tempat mereka.
Gaara tidak berusaha untuk melepaskan pelukan Naruto padanya. Dia menunggu apa yang akan Naruto lakukan selanjutnya.
"Baka! Kenapa kau malah pergi? Sudah kubilang kalau kau tidak nyaman dengan dia, aku akan menemanimu. Kau bisa bercerita padaku" omel Naruto.
"Aku tidak tau apa yang terjadi antara kau dengannya, tapi aku bisa membantu menenangkanmu tanpa harus kau pergi seperti tadi" sambungnya.
Gaara tertegun mendengar ucapan Naruto. 'Jadi dia masih mengingat kata-katanya sendiri?' batin Gaara.
"Baiklah, aku mengerti. Tapi jika kau merasa tidak nyaman dengan kehadirannya kau bisa katakan padaku. Aku akan menemanimu"Gaara teringat ucapan Naruto saat di kelas tadi pagi. Gaara pikir dia hanya mencoba untuk menenangkannya saja. "Maaf" ucap Gaara pelan.
"Sudah lebih baik?" Naruto melepaskan pelukkannya pada Gaara. Naruto bisa lihat sorot mata Gaara tidak setajam tadi.
"Hm" gumam Gaara.
Gaara dan Naruto pergi ke tempat yang jauh dari keramaian. Tempat yang tidak terlalu banyak di datangi orang-orang. Mereka duduk di atas rumput sambil memandang langit yang mulai berwarna orange menandakan malam akan segera datang menggantikan siang, bulan yang muncul menggantikan sang matahari.
Gaara memecah keheningan di antara mereka. "Dia adalah cinta pertamaku. Dulu saat aku pertama kali bertemu dengannya, aku seperti melihat dia gadis yang bersinar seakan-akan tidak dapat kugapai" ucap Gaara.
"Dia siapa mak—" ucapan Naruto terhenti begitu tau siapa yang di maksud Gaara.
"Lalu aku mencoba memberanikan diri untuk mendekatinya. Butuh waktu yang lama sampai aku bisa benar-benar dekat dengannya. Saat aku sudah menjalin hubungan dengannya, teman-temanku mengatakan kalau dia bukan gadis yang baik. Tapi aku tidak percaya, aku tetap membelanya di depan teman-temanku. Pada akhirnya aku sendiri yang melihat kelakuannya" sambungnya.
[Flashback]
Hari ini tepat hari jadi Gaara dan Matsuri. Gaara berniat membuat kejutan untuk Matsuri dengan datang ke apartemennya dan menyambutnya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice
FanfictionNaruto, Menma dan Sasuke sudah bersama sejak mereka kecil. Saat Senior High School Naruto memiliki perasaan khusus terhadap Sasuke tapi Naruto tau Sasuke menyukai Menma saudara kembarnya. Apa Naruto akan mempertahankan perasaannya atau malah mengorb...