Part 6

3.2K 321 34
                                    

Sasuke mengantarkan Naruto sampai di depan kediaman Namikaze. Setelah Sasuke menyatakan perasaannya, mereka resmi menjadi sepasang kekasih atau lebih tepatnya Sasuke dan Menma? Kita tidak tau apa yang sebenarnya.

Naruto melepaskan sabuk pengamannya berniat untuk turun dari mobil. Baru saja Naruto ingin membuka pintu mobil, tangannya di tahan oleh Sasuke. Naruto melihat kearah Sasuke dengan tatapan bingungnya. "Istirahatlah" Sasuke mencium pipi Naruto singkat yang mampu membuat Naruto bersemu.

"Aishiteru yo Menma"

Mendengar nama Menma, ekspresi Naruto langsung berubah drastis. 'Seharusnya aku sadar kalau teme bersikap seperti itu karena menganggapku Menma' batin Naruto merutuki dirinya sendiri. Naruto tersadar dari pemikirannya sendiri saat Sasuke menepuk bahunya.

"Ada apa?" tanya Sasuke.

"Tidak ada, aku harus segera masuk. Aku tidak ingin membuat Naru-nii mencemaskanku karena terlalu lama pergi"

Naruto turun dari mobil Sasuke dan langsung masuk kedalam rumah. "Kenapa aku merasa ada yang aneh dengan Menma" ucap Sasuke pada dirinya sendiri. Setelah lama terdiam, Sasuke memutuskan untuk pulang.

• • •

[Naruto POV]
Aku masuk kedalam rumah dengan terburu-buru dengan air mata yang sudah jatuh membasahi pipiku. Aku menghapus air mataku kasar, aku tidak ingin di anggap cengeng, tidak!

Tapi aku tidak sanggup untuk tidak menangis mengingat setiap kejadian yang aku lalui hari ini bersama Sasuke karena Sasuke menganggapku sebagai Menma, kembaraku sendiri.

Aku melangkahkan kakiku ke kamar Menma. Aku sudah tidak sanggup menutupi semua ini, menutupi perasaanku, sakit hatiku dari Menma. Hanya dia tempatku mencurahkan perasaanku di rumah ini.

Tou-san? Kaa-san? Jangankan untuk bercerita, bertemu mereka pun sangat sulit untukku.

Kubuka dengan kasar pintu kamarnya tanpa meminta izin terlebih dahulu. Aku melihat Menma di atas ranjangnya terkejut saat melihatku berlinangan air mata. Dia menghampiriku dengan wajah cemas.

"Nii-san ada apa? Apa yang terjadi? Apa Sasuke menyakitimu?" tanya Menma berturut-turut padaku.

"Aku sudah tidak sanggup lagi Menma. Hiks.. Ini sungguh sakit, sangat sakit. Hiks.." ucapku dengan air mata yang terus mengalir.

Menma membawaku ke ranjangnya, mendudukkanku di tepi ranjangnya. "Ada apa nii-san? Katakan padaku"

"Maaf, maafkan aku. Sebenarnya orang yang Sasuke sukai adalah dirimu Menma" akuku.

"N-nani?"

Aku bisa merasakannya, tubuh Menma menegang mendengar ucapanku. "T-tidak nii-san kau salah. Dia tidak menyukaiku, dia hanya terobsesi padaku karena aku sama sepertinya. Dia menyukaimu nii-san, aku dapat melihatnya"

"Tidak Menma, hiks.. Kau salah, dia benar-benar menyukaimu, hanya menyukaimu bukan aku. Maafkan aku menutupinya darimu selama ini, hiks.. Maafkan aku, aku juga membantunya untuk mendekatimu secara tidak langsung, hiks.."

"N-nani? Tapi kenapa? Bukankah nii-san menyukainya? Kenapa nii-san membantunya" ucap Menma.

Aku tau dia bingung dengan sikapku saat ini. Tapi dia tidak mengerti yang aku rasakan, perasaan ingin membuat orang yang aku sukai bahagia walau harus mengorbankan kebahagiaanku sendiri asal dia bahagia.

"Mungkin aku memang orang yang bodoh, hiks.. Tapi aku hanya ingin melihatnya bahagia dan Naruto tidak akan pernah bisa membuat dia bahagia, hanya Menma yang bisa melakukannya, hiks.."

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang