Part 9

1.6K 153 38
                                    

Naruto berlari melewati orang-orang yang berjalan di sekelilingnya. Tidak jarang tubuhnya menabrak orang-orang yang melewatinya membuatnya selalu berteriak minta maaf tanpa menghentikan larinya.

Di belakangnya Shikamaru juga ikut berlari bersamanya dan berkali-kali juga dia menggantikan Naruto meminta maaf kepada orang-orang yang di tabraknya.

Pagi tadi saat Naruto masih tertidur di kamar asramanya ponselnya tidak berhenti berdering sejak 1 jam yang lalu membuatnya harus bangun dari tidur nyenyaknya.

[Flashback]
Suara dering ponsel menggema di dalam kamar asrama. Ponsel itu sudah berdering sejak tadi tapi di acuhkan pemiliknya dan memilih melanjutkan tidurnya yang nyaman.

Ponsel itu terus berdering selama 1 jam hingga membuat pemiliknya mengerang kesal mengingat dia baru tidur 2 jam yang lalu karena harus mengerjakan tugas akhir dari profesornya.

Tangannya bergerak meraba sekitar kasurnya mencari letak ponselnya yang sejak tadi berdering tidak ada hentinya. Matanya menyipit menghalau sinar ponsel yang masuk ke dalam retinanya.

87 missed call, 53 messages

Semuanya dari satu nomor yang tidak di kenalnya. Keningnya berkerut melihat deretan angka yang sejak tadi menghubunginya mengingat-ingat apa nomor itu pernah menghubunginya atau tidak sebelum ini tapi nihil, tidak ada yang dia ingat. Nomor ini baru menghubunginya kali ini dan sudah membuat notification-nya penuh dengan panggilan tak terjawab dan pesan.

Matanya membola setelah membaca salah satu pesan yang masuk di ponselnya

+1520455xxx

Nii-san aku datang
Seperti yang aku bilang sebelumnya di e-mail kalau aku akan datang menghabiskan waktu liburanku di sini mengunjungimu

Sekarang aku sudah datang dan nii-san jemput aku karena aku tidak memberitahu baa-san kalau aku datang, hehe

-Menma

Setelahnya Naruto langsung beranjak dari atas kasur masuk ke dalam kamar mandi membersihkan wajahnya. Ponselnya kembali berdering menampilkan nomor yang sama dengan yang sejak tadi menghubunginya.

"Hallo" ucap seseorang di sana setelah panggilannya terjawab.

"Nii-san-" suara orang di seberang sana terhenti dengan serentet kalimat yang Naruto ucapkan tanpa henti.

"Kenapa kau baru memberitahu pagi ini!? Kenapa kau tidak memberitahu baa-san!? Berapa lama kau sudah di sana!? Astaga kau benar-benar membuatku terkejut. Kau ingin membuatku memiliki penyakit jantung!?—"

Naruto berbicara tanpa henti, tanpa membiarkan Menma membalas ucapannya sedikit pun. Kakinya tidak henti bergerak mencari barang miliknya.

"—ini sudah berapa lama sejak kau menghubungiku tadi!? Bagaimana kalau kau di bawa orang lain!? Apa yang harus aku katakan pada tou-san dan kaa-san!? Tunggu di sana, aku akan menjemputmu. Jangan kemana pun sampai aku datang!"

Tanpa memberikan waktu untuk Menma berbicara, Naruto langsung memutuskan panggilan di ponselnya. Kakinya terus bergerak mengelilingi kamar miliknya memeriksa satu persatu setiap sudut.

"Astaga di mana aku meletakkan kunci mobilku"

Tangannya menggaruk kasar kepalanya. Otaknya terus berputar mengingat-ingat di mana tempat dia meletakkannya. Matanya kembali membola melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Astaga sudahlah, aku akan meminta Shika mengantarku"

Kakinya melangkah keluar meninggalkan kamar miliknya tanpa mempedulikan debuman keras saat dia menutup pintu. Kakinya berhenti tepat di depan pintu yang berbeda 4 pintu dari kamarnya. Tangannya mengetuk pintu berkali-kali dengan tidak sabar membuat pemilik kamar mengerang kesal mengingat tidur berharganya terganggu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang