Sorry guys kalo semakin kesini, part part ini semakin gaje dan amburadul gak jelas entah berantah. Makasih banget kalo ada yang mau baca ❤️
Hari itu adalah hari Senin. Untung saja Upacara Pengibaran Bendera tidak dilaksanakan. Karena cuaca sedikit mendung.
Saat ini Prilly sedang menemani Ali yang asik melihat - lihat Kota Jakarta dari Rooftop sekolah ini. Cuaca yang mendung dan Angin yang sedikit dingin menambah kesan menyejukkan hati bagi siapa saja yang berdiri disana.Prilly asik melihat Ali dari samping yang sedang memegang pembatas Rooftop yang setinggi dada Prilly sedangkan Ali itu hanya setinggi perutnya. Ali menatap kosong kedepan. Sudah lama mereka disini. Mereka akan membolos 2 jam mata pelajaran.
Prilly tak tega. Itulah alasannya mengapa ia membolos. Karena keadaan Ali yang begini, banyak anak yang mengusilinya. Seperti mendorongnya hingga Ali terjatuh. Atau melempari Ali dengan kertas yang sudah basah.
Dengan perlakuan seperti itu tentu saja membuat Prilly emosi. Dengan marah Prilly menghampiri mereka yang mengusili Ali.
"Heh! Lo semua banci yah?!!! Lo ngelawan orang yang sedang sakit?!! Jelas aja lo menang BEGO!!! Otak lo kemana hahh!!!!!" Setelah berteriak di depan muka mereka Prilly kembali menampar orang itu membabi buta. Tak peduli, semakin ia menampar orang itu. Orang itu pun membalas dengan menonjok pipi Prilly.
Tak sadar, Ali melihatnya. Melihat gadisnya di tonjok Ali tiba - tiba bangkit dari duduknya dan memukul orang itu membabi buta juga. Ali sebenarnya melalukan itu diluar kesadarannya. Bukan otaknya yang mengintruksinya. Tetapi tubuhnya.
Sampailah mereka di atas gedung sekolah. Menatap kota jakarta.
"Sayang.. Kamu lagi lihat apa hem?" Tanya Prilly berjalan mendekati Ali.
"P.. Piyi.. N.. Ntik" Ali bergumam. Prilly menyeritkan Alis. Piyi Ntik? Apa itu?
"Ohh. Aku cantik?" Tanya Prilly terbahak setelah sekian lama berfikir. Ali mengangguk pelan dan mengedip - ngedip kan matanya. Membuatnya terkesan lucu.
"Eh. Sayang. Kita udah 2 jam disini. Turun yuk!" Ajak Prilly kemudian mengambil tangan Ali. Prilly merangkul lengan Ali seperti biasanya. Seolah - olah tak terjadi apa apa.
"Tuh. Si Prilly. Ali udah geger otak aja masih di deketin. Kasian yah si Prillynya" Cibir salah satu teman. Saat mereka berjalan di koridor. Sepertinya Prilly harus menahan emosinya sedikit.
"Sayang. Kamu jangan dengerin mereka. Aku enggak ngerasa kamu repotin aku kok" Bisik Prilly tanpa berhenti berjalan sambil menghimpit lengan Ali.
###
Ali dan Prilly baru saja menduduki kursi. Untung saja, mereka kembali pas saat bel istirahat berbunyi. Semua orang yg berada di kelas berjalan keluar. Tiba tiba Prilly menangkap 2 orang yang sedang berjalan kearah mereka.
"Sayang. Tuh, ada temen kamu!" Ujar Prilly menunjuk 2 orang tersebut. Tetapi, Ali masih memandang kosong.
"Hai, Li!" Sapa Kevin bersama Dika.
"Ngapain?" Tanya Prilly.
"Nape lo nanya gitu? Jelaslah gue pangen nyamperin temen gue, ya gak Dik?" Tanya Kevin menyiku perut Dika. Dika mengangguk.
"Eh. Prill. Gue saranin yah, mendingan lo ajukan surat deh ke Kepala Sekolah dengan keterangan Sakit buat Ali" Usul Dika membuat Prilly berfikir sejenak dan Kevin? Ia mengajak Ali berbicara. Entahlah, itu urusan cowok.
"Iya juga sih. Emang guru mau?" Tanya Prilly balik. Dika menatapnya tak mengerti.
"Bu Jannetha tau Ali sakitkan?" Prilly mengangguk polos. Membuat Dika gemas mencubit hidung Prilly sehingga Prilly memekik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy - END
FantasyBagaimana jika pacarmu adalah Badboy? Itulah yang dirasakan oleh Prilly.