Kami Tegar (2)

2.9K 121 0
                                    

Flashback on

"Dok. Bagaimana keadaan Adik saya?" Tanya Kaia khawatir dan cemas.

"Keadaannya baik baik saja. Puji Tuhan, sekarang tak ada lagi yang di takutkan oleh adik anda" Ucap dokter membuat Kaia bernafas lega. Tapi dari kalimatnya ada yang ganjil.

'Tak ada lagi yang di takutkan? Maksdunya apa?' Pikir Kaia

"Maksud dokter?"

"Adik anda sembuh. Karena secara Psikolog trauma itu terobati. Memangnya kalau boleh tau. Adik anda kenapa? " Tanya dokter tersebut.

"Di.. Dia.. Tadi... Memukul temannya hingga sekarat Dokter. Dari dulu, memang adik saya sifatnya sangat brutal" Kaia mendesah. Dokter menaikkan alisnya.

"Oh. Astaga. Jadi itu penyebabnya" Gumam Dokter. Membuat Kaia menatapnya heran.

"Penyebab apa Dok?"

"Penyebab dia sembuh 60%. Sifat dewasanya akan lebih sering keluar daripada sifat kekanakannya. Sekarang dia sudah normal. Kecuali penyakit otaknya yang ladang datang sewaktu - waktu. "

"Ciri cirinya apa dok?"

"Kejang.. Mimisan... Turunnya denyut nadi.. Sakit kepala"

"Dan yang paling parah? "

"Kejang dan turunnya denyut nadi"

"Jadi bagaimana cara agar kita mencegahnya Dok?"

"Suntikkan saja Obat penenang di lehernya. Jika sudah, maka secara berangsur - angsur ia sudah tenang"

"Tapi dok selama ini, penyakit adik saya sangat membuat saya tidak mengerti dok. Bukankah dia terkena balok? Kenapa hanya mentalnya yang goyah? Kenapa bukan yg lain?" Tanya Kaia.

"Mungkin sebelum ini adik anda pernah mengalami sesuatu yang sangat dia takutkan. Seperti waktu dia kecil, dia terkena batu tepat mengenai kepalanya"


Flashback off

Kaia melangkahkan kakinya memasuki ruangan rawat Ali. Semua sudah ada disana kecuali dirinya. Ya, dirinya. Sebab dirinyalah yang di panggil oleh dokter tadi.

"Kaia, gimana?" Tanya Prilly cemas. Saat ini Prilly sangat cemas karena begitu pintu terbuka, muncul Kaia dengan mimik wajah yang tidak sedap di pandang.

"Ali udah sembuh!" Ujar Kaia singkat. Prilly menaikkan sebelah alisnya. Sedangkan Mila menatap Ichel di sampingnya dengan pandangan penuh tanya. Ichel menaikkan bahunya tanda dirinya tak tahu.

"Maksud lo, Kai?" Tanya Mila dengan penasaran. Kai terlihat murung namun tak mengurungkan niat Mila untuk bertanya.

"Iya. Please, deh. Jangan berbelit - belit gini. Kita pusing tau nggak!" Tukas Ichel melipat tangan di depan dada. Mungkin Ichel merasa dirinya sedang marah, tapi tidak untuk oranglain. Ichel terlihat sangat menggemaskan.

"Chel. Lo juga deh. Please! Jangan bikin gue ngakak sambil nangis bombay ngelihat muka jijay lo itu!" Umpat Kevin menyebalkan. Sedangkan Dika dan Mila menahan tawa. Ichel menatap Kevin penuh amarah dengan muka yang memerah.

My Badboy - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang