Part 2: Sepenggal huruf yaitu V

264 15 2
                                    

Cerita sebelumnya

Kenapa setiap bangun pagi yang hanya na ahjumma.

Kutempelkan memo itu di jendela berhias bintang-bintang.
Aku pun merebahkan diriku diatas karpet, dan menyelimuti diriku mencoba melupakan malam yang penuh dengan air mata. Tak lama kemudian aku pun terlelap.

☆☆☆☆☆

Part 2

Ela POV

Bangun pagi aku merasa sangat pusing, sekaligus bingung.

Aku siapa?ini dimana?kenapa aku tidak dapat mengingat apapun.

Aku pun melihat sekeliling.
Perasaanku campur aduk antara bingung, takut, dan sedih semuanya menjadi satu.
Aku mencoba membanting kepalaku ke dinding tapi tetap saja.
Aku tak dapat mengingat apa-apa.
Aku melihat sebuah memo di jendela

Namamu ela.

Oke itu informasi pertama.
Aku mencoba untuk tenang.
Ketika aku menoleh ke samping, sebuah susu telah disiapkan untukku dan beberapa kue bolu. Belum semenit pun semuanya sudah disikat rata olehku.

Mataku menangkap sebuah gaun putih panjang berlengan pendek tergantung di dalam lemari yang terbuka. Aku sadar gaun itu diperuntukan untukku.

Aku pun membuka pintu dan
menuruni beberapa anak tangga.
Setelah tiba di ujungnya, terdapat
seorang ahjumma yang
berpakaian seperti pembantu di
rumah itu, dan terlihat seperti
sedang menunggu kedatangan
seseorang.

"Annyeonghaseyo" sapaku.

"Ne annyeonghaseyo~
Kamu mungkin sekarang
bingung. Tapi jangan khawatir"

"...Nama saya Na bong sun anda
biasanya memanggil saya Na
ahjumma. Semuanya dijelaskan
di dalam buku ini" Kata
ahjumma itu sambil
menyodorkan sebuah buku.

Na ahjumma
Itu seperti nama di mimpiku tadi malam.

Aku pun segera mencari bangku terdekat untuk diduduki.
Kubuka bukunya dan

Terdampar?
Sebatang kara?
Pembantu?

Aku pun menutup buku dan hanya terdiam sambil memandang sekeliling dengan mulut menganga.
AKU ADALAH PEMBANTU DI DALAM RUMAH MEWAH INI.

La kamu sangat bodoh.
Apa yang membuatmu berpikir kamu yang memiliki rumah ini.

Na ahjumma yang dari tadi berdiri di depanku seperti merasa iba kepadaku. Dia pun mengembangkan senyum di pipinya dan berkata

Gwaenchana? semuanya akan baik-baik saja.

Dia pun menuntunku ke dapur dan memakaikan celemek.
Dia memberiku tugas sederhana yaitu untuk membangunkan nona.

"Nona?"

"Ya. Nona park. Ayo cepat
bangunkan sana"

"Kalau ahjumma sendiri?"

"Ahjumma akan
membangunkan tamu-tamu
nona"

"Tamu-tamu?banyak sekali"

"Sudah tidak usah banyak
bicara turuti saja."

"Ne~"

¤¤¤

"Non"
"Nona"
"Nona park"

Sudah berkali-kali kucoba alhasil NIHIL. Akhirnya kubuka kain horden membiarkan cahaya masuk.
Dan akhirnya NIHIL.

Nih orang cewe atau kebo ?sadis banget tidurnya.

"Non"

Akhirnya nona pun bangun.

"Pagi non", kataku sambil membersihkan tempat tidurnya yang berukuran king size.
Dia hanya menengok ke arahku sambil memberikan tatapan jijik dan segera menuju ke kamar mandi.

Aku bingung.
Salahku apa? Sampai dia melemparkan tatapan itu kepadaku?.
Sudahlah mungkin dulu kita pernah bertengkar.
Tapi, dia kelihatan lebih muda dariku, seharusnya dia bisa menghormati yang lebih tua.
Ya, walaupun sepertinya hanya beda setahun. Tapi tetap saja!

Dengan perasaan kesal aku
menuruni tangga.

Dugggg

"Astajimm kalau jalan pakai mata
dong!"

Aku pun mendongakan kepalaku ke atas. Karena tinggi tubuhku kalau dibandingkan dengan dia seperti pohon kelapa dibandingkan dengan tusuk gigi.

Ini siapa?
Pakaiannya kalau dilihat bukan pakaian pembantu.
Apa jangan-jangan dia tamu di sini?
Astaga dia tamu?
La kamu sangat bodoh.

kalimat itu hanya melayang
begitu saja tanpa terpikirkan bahwa
yang barusan kutabrak yaitu tamu
di rumah ini.

Anehnya dia seperti aku.
Dia terlihat seperti orang yang perasaannya bercampur aduk.

Dia pun melewati aku begitu saja.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata.
Aku melihat dari belakang dan
tertulis "V" di belakang bajunya.

Aneh. sangat aneh.
Huruf itu terasa familiar.

To be continue

Unforgettable [kim taehyung fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang