CHAPTER 1

1.1K 85 19
                                    

"lets get divorce"

Suara itu terdegar begitu lembut, sangat pelan seperti bisikan angin yang berhembus, namun suara merdunya terdengar seperti petir yang menggelegar ditengah malam yang dingin. Ironis setelah bertahan selama tiga tahun pada akhirnya kata-kata itu keluar dari mulutnya.

Aku tak sanggup berkata apa-apa, mulutku terkunci rapat, kata-kata yang ingin ku ucapkan seakan tertahan dalam tenggorokan. Aku tak berani untuk membalikan badanku kearah namja yang tiga tahun terakhir menemaniku. Hening kami hanya terdiam tidak tahu harus berkata apa lagi. Aku memaksakan mata ini terpejam, berharap saat terbangun esok semuanya akan baik-baik saja. Langkah kakinya terdengar begitu jelas, menutupi detak jam dinding yang sedari tadi terdengar di kamarku, tidak ! kamar kami. Aku berfikir dia akan meninggalkanku saat ini juga, ternyata semua anggapanku salah saat aku merasa dia membaringakan tubuhnya di sebelahku.

"besok kita bicarakan semuanya, sekarang tidurlah" terdengar suaranya samar-samar mengantarkanku kealam mimpi.

***

3 years later

"Im Yoona, irona"

Suara lena mengahancurkan mimpi indahku "aiishhh jongmal, wae?" gerutuku sambil memaksa tubuhku bangun dari kasurku yang nyaman.

"kaukan ada wawancara kerja hari ini, cepat siap-siap dan dapatkan pekerjaan itu, sampai kapan kau akan menumpang di cafeku, ini bukan hotel" oke sekarang lena mulai mengomel.

Hong joori, wanita yang lebih suka dipanggil lena, sahabatku sejak 2 tahun yang lalu. Wanita cantik yang memiliki sebuah café cozy yang romantis, seorang wanita cerewet namun manis, wanita yang tertawa terbahak-bahak ketika aku bercerita bahwa aku pernah menikah dan bercerai. Mungkin sampai saat ini dia masih tidak percaya bahwa aku benar-benar pernah bercerai.

"ya... apa kau akan terus duduk diam seperti itu, cepat mandi dan rapihkan dirimu, ah tak heran kalau sampai saat ini tidak ada namja yang mau mendekatimu" gerutunya lagi.

Aku hanya tersenyum mendengarnya "waeyo? Namja bukan segalanya dihidup ini" ucapku sambil berlalu menuju ke kamar mandi.

***

Tidak terasa tiga tahun berlalu begitu saja, tiga tahun sejak aku tidak bertemu dengannya, tiga tahun sejak aku meninggalkan rumah kami yang sekarang menjadi milikku. Mungkin banyak hal yang sudah terjadi padanya, banyak hal yang berubah, dan mungkin sekarang dia tidak mengingatku sama sekali dan aku masih ditempat yang sama, masih mencintainya. Hanya kini rasa cinta itu berjalan beriringan bersama benci yang kian hari bertambah besar.

***

"Im Yoona-shi" panggil seorang namja yang sedari tadi memanggil para peserta interview.

"ne.." jawabku pelan

"Yoona-ya tenangkan dirimu, halsuisso" aku mencoba menenangkan diri seraya memasuki ruang interview. Seorang yeoja yang terlihat cantik dan pintar duduk dihadapanku. Rambutnya diikat ponytail, lengan jasnya sudah tergulung sampai siku, mungkin dia seusiaku yang membedakan hanya kesuksesannya.

"Im Yoona-shi?" tanyanya suaranya nyaring memecah keheningan di ruangan ber cat putih ini.

Aku mengiyakan, dia melihatku dari ujung kepala sampai ujung kaki, rasanya aku terintimidasi "Yoona-ya halsuisso" kata-kata itu seperti mantra yang terus ku ucap berulang-ulang dalam hati.

"silahkkan duduk" dia mempersilahkan, kata-katanya lebih terdengar seperti perintah.

Aku pun menarik nafas panjang kemudian melangkahkan kakiku menuju kursi yang ada di hadapnya, kami tidak terlalu dekat, ada jarak sekitar 2 meter yang memisahkan kami, tapi aura yoeja ini terasa begitu kuat.

THE DIVORCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang