Chapter 5

629 61 18
                                    

"Jun cukup, aku tidak mau mendengar suaramu, cukup aku... aku..." walau Yoona mengucapkan dengan suara yang tidak jelas aku yakin  semua orang yang berada di meja ini mendengarnya.

"Yoona-shi kwenchana?" Ucap yijin "junho-ya mian aku rasa dia mabuk berat"
Aku bahkan tidak melihat kearah Yijin, yang aku lihat hanya kepanikan Park Hoon yang melihat Yoona tidak sadarkan diri.

"Aku akan mengantar Yoona pulang" ucapku tanpa sadar, sontak semua orang melihat kearahku.
"Tidak perlu, biar saya yang antar" jawab Park Hoon, jawabannya membuatku tidak bisa mengendalikan diri.
"Kau tau harus mengantarkannya kemana?" Park hoon terdiam "biar aku yang antar" jawabku menegaskan.
"Jun biarkan park hoon yang antar" Yijin berkata pelan, mungkin dia merasakan ketegangan diantara aku dan park Hoon.
Aku kembali mengabaikan Yijin, aku rasa beberpa gelas soju membuatkan tidak bisa berpikir jernih.

"Seha apa kau bisa menjemputku sekarang, aku kirim alamatnya, Ani aku membawa mobil, hanya minum sedikit" jelasku pada orang dibalik telpon.
"Biar aku yang bayar semuanya" ucapku pada Yijin

"Khamsahamnida tuan Lee" ucap beberapa karyawan Yijin.

Setelah aku melunasi pembayaran Seha menelepon kalau dia sudah ada di depan restoran.

"Sepertinya saya harus pamit sekarang, semoga proyek ini berjalan lancar" ucapku yang membuat semuanya bertepuk tangan.
Aku berjalan kearah Yoona, kepalanya masih bersandar pada meja, dia masih tertidur.

"jib-e gaja" bisiku sambil memegang kedua lengan Yoona. Sepertinya Park hoon yang duduk  disebelah Yoona mendengar itu, matanya meliahat kearahku dengan kaget.

"Yijin-ah aku akan menelponmu" ucapku dan membopong Yoona kemobil.

***
Sena membukakan pintu belakang mobilku tanpa berkata apapun.
Aku memasukan Yoona kemudian duduk disebelahnya.

Waktu menunjukan pukul 12 malam, menyandarkan kepalaku menutup mata dan menaruh telapak tanganku diatasnya. Apa yang aku lakukan ini?? Pertanyaan itu berulang kali terlitas dipikiranku, dan wanita yang membuatku kehilangan akal sedang tertidur nyenyak, kepalanya bersandar dipundaku.
Aku mendapati Seha beberapa kali melihatku dari rear view mirror.
"Ada yang ingin kau tanyakan" saat mata kami bertemu.
"Akhirnya kau membawa wanita pulang" jawabnya "wajahnya tidak asing untukku"
"Dia mantan istriku" jawabku spontan membuat seha menginjak rem dengan mendadak.
"YAaaa michoso" teriakku, aku sudah memeluk Yoona khawatir dia akan terjatuh.

"Sorry, sorry perkataanmu membuatku kaget"  jawabnya santai
Aish orang gila ini, aku tidak tau kenapa aku bisa berteman dengannya, dan dengan bodohnya membuatnya menjadi asisten pribadiku.
Seha memang tau kalau aku pernah menikah, karna pertemuan pertama kami yang sedikit absurd. Aku bertemu dengannya disebuah bar tepat setelah sidang perceraian aku dan Yoona, ketika aku terpuruk dan tidak yakin dengan segala hal yang aku lakukan.
***

"Kau yakin bisa ku tinggalkan disini?" Tanya Seha untuk kesekian kalinya.
"Pergilah Kaa palli kaa, aku bisa pulang sendiri nanti, bawa mobil ini antarkan ke apartemen atau bawa saja ke kantor besok" aku mengusirnya sebelum ia mengulangi perkataannya.
***

Pertama kalinya setelah 3 tahun aku menginjakan kaki kerumah ini lagi.
Jujur saja aku merasa kaget saat pasword pintu rumah ini masih menggunakan tanggal pernikahan kami.

Aku menggendongYoona ke kamar, dan betapa kegetnya ketika aku melihat semuanya masih sama, foto pernikahan kami masih tersusun rapi di nakas, seakan-akan kami masih mengisi kamar ini bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menggendongYoona ke kamar, dan betapa kegetnya ketika aku melihat semuanya masih sama, foto pernikahan kami masih tersusun rapi di nakas, seakan-akan kami masih mengisi kamar ini bersama.
Aku menurunkan Yoona perlahan, dia masih sama tidak bisa minum.

"Yaa lee Junho noe... aku.. aku akan menghabisimu" yoona bergumam dalam tidurnya. Senyum menghiasi bibirku ketika mendengarnya, kiyowoo.

Meninggalkan Yoona dikamar, aku membuatkan teh madu untung mengurangi rasa mabuknya. Rumah ini benar-benar sama Yonna tidak mengubahnya sama sekali.

Foto pernikahan kami yang tercetak besar masih menempel di dinding ruang tamu. Bagaimana kalau teman sekantornya datang kemari, ini membuatku tersenyum, Im Yoona sampai saat ini masih sendiri. Tidak mungkin dia membawa pria pulang dengan Foto pernikahan kami yang masih terpajang. Jadi Park Hoon bukan siapa-siapa.
***
"Yoona-ya, minum ini ini akan mengurangi rasa mualmu esok" aku mengelus rambut Yoona perlaham membangunkannya.

"Mmm" gumamnya

"Irona, bajumu juga harus diganti" tambahku

"Nuguuu...... YAaaaaaa" teriaknya sambil menarik selimut menutupi tubuhnya yang tentu saja masih berbaju lengkap " Ya Lee Junho apa yang kamu lakukan dikamarku" ucapnya sambil memeriksa apakan bajunya masih lengkap.

Aku tersenyum melihat tingkahnya.
" aku mengantarmu pulang, menggendongmu ketempat tidur, dan membuatkanmu teh madu, cepat diminum" jawabku santai. Aku membuka jaketku, menaruhnya di tempat tidur dan mengambil gelas berisi teh hangat untuk Yoona.

" Lee Junho-shi anni Tuan Lee, permisi ..kenapa ..kamu membuka pakaianmu" ucap yoona terbata.

"Minumlah" ucapku menyodorkan gelas padanya

"Aku sudah sadar sepenuhnya" jawabnya "tidak mungkin aku tidak sadar ketika melihatmu dikamar ini" Jelasnya sambil mengambil gelas dari tanganku.

" wae.. teringat masa lalu?" Tanyaku menggodanya "Ini sudah malam, cepat bersinkan dirimu dan tidur" lanjutku, Yoona masih melihatku tidak percaya "aku harus pulang, tidur nyenyak" ucapku akku mengambil jaketku sambil mengusap kepala Yoona yang masih bingung dengan apa yang terjadi.

Aku akan memperbaiki semuanya

***
Seminggu berlalu dan ini kali pertama aku bertemu dengan junho setelah kejadian itu, ottokajji?? Soju memang benar-benar tidak baik, camkan itu yoona

Aku berjalan lunglai memasuki kantor Junho, kenapa dia harus memanggilku ke sini, kenapa harus aku dan bukan park hoon. Haruskah aku berbalik arah?.

"sepertinya aku sudah gila" ucapku tanpa sadar sambil memukul-mukul kepala.

"bila kau terus melakukannya kau benar-benar akan gila" aku mendengar suara itu dari arah belakang, bad timing jinjja. Aku membalikan badanku and thare smiling Junho stand like a model.

"aish ini bukan waktu yang tepat untuk memujinya"

"hello, eart to Im Yoona" Junho mengibas-ngibas tangannya di depan wajahku.

"kenapa kau ada disini?" ucapan itu keluar begitu saja tanpa melewati otaku, keapa pria ini selalu membuatku terlihat bodoh.

"aku? Disini?" Junho menunjuk dirinya sendiri "good morning" tambahnya dengan senyuman yang menyebalkan.

Aku hanya memandangnya tanpa berkata apapun

"kau datang terlalu pagi, aku menelopon ke kantormu untuk memundurkan jadwal pertemuan kita" tambahnya.

"apa? Kenapa tidak langsung memhubungiku, kau tahu aku membtalkan beberapa pertemuan dengan yang lain hanya karna dirimu tuan Lee" gerutuku kesal, apa dia tidak bisa sedikit memikirkan orang lain, dia memang tidak berubah dan tak akan pernah beubah.

"Yoona-ya kamu tidak pernah memberiku no handphone pribadimu nona Im" balasnya dengan nada yang mengejekku. Kamu dia bilang, sejak kapan kita dekat gerutuku.

"tuan lee ada telpon dari tuan Yoon dia akan datang 5 menit lagi"  ucap asisten pribadinya yang sedari tadi berdiri dibelakang Junho tanpa aku sadari, dan sekarang pria itu melihatku dengan senyum dan tatapan aneh, mungkin dia berpikir aku gila karna berani berargumen dengan Junho.
Junho melihat pada jam tangannya kemudian mengernyitkan dahi.

"Yoona-ah , mianhae aku tidak bisa menemuimu sekarang, kamu bisa menunggu diruanganku atau di kantin kantor ini. Ah atau kamu bisa kembali ke kantormu dan aku yang akan kesana sebagai permintaan maaf, Seha-shi bisa tolong antarkan nona Im ke kantornya, aku akan menemui tuan Yoon sendiri" perintahnya, ya lagi dan lagi Junho selalu mengambil keputusan apapun sendiri.

"dia akan mengantarmu" ucapnya padaku kemudian pergi tanpa berbalik, ya dia selalu seperti itu. Tidak memberiku kesempatan untuk menjawab.

To be continue


***

Nt : Weekend sepi tanpa King the land, mudah-mudah ini bisa ngehibur temen2 yang susah move on kaya aku 😁

comment if you like...

THE DIVORCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang